Selasa, 23 September 2025

Program Makan Bergizi Gratis

4 Fakta Ratusan Siswa Diduga Keracunan MBG di Kupang, Menu Disebut Basi, Aromanya Tak Sedap

Ratusan siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga keracunan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (22/7/2025).

|
Pos-Kupang.com/Yuan Lulan
DUGAAN KERACUNAN MBG - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Dumuliahi Djami, M.Si., sedang mengecek Makanan Bergizi Gratis di SMP Negeri 8 Kupang. Ratusan siswa keracunan diduga setelah menyantap menu MBG, Selasa (22/7/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Ratusan siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga keracunan menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa (22/7/2025).

Berdasarkan laporan Pos-Kupang.com, hingga Selasa siang, sebanyak 101 siswa dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Berikut sejumlah fakta dalam kasus keracunan MBG ini yang dirangkum oleh Tribunnews.com.

1. Pengakuan Siswa

Jordan Doko, salah satu korban keracunan, mengaku sajian MBG yang dibagikan berbau, tak sedap, dan beraroma basi.

Ketika ditemui awak media setelah memperoleh perawatan medis, Jordan menyebut tak sempat melaporkan hal itu kepada gurunya.

“Makanan yang dibagikan itu beraroma tidak sedap dan basi, tadi tidak sempat memberitahu guru kalau makanan tersebut basi,” kata Jordan Doko di IGD RSUD SK Lerik Kupang, Selasa.

Jordan yang ditemani orang tuanya menuturkan isi makanan tersebut adalah nasi, sayuran berisikan kacang panjang dan wortel, daging rendang, serta pisang.

Ia mengaku sempat mencium makanan tersebut sebelum dikonsumsi.

“Sempat cium tadi dan aromanya kek kermana ko,” ungkap Jordan.

2. Penyebab Keracunan Diselidiki

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Drs. Dumuliahi Djami, M.Si., mengungkapkan bahwa pihak sekolah bersama Dinas Pendidikan langsung mengambil langkah cepat saat mengetahui banyak siswa yang mengeluh sakit.

“Memang data pastinya sedang diverifikasi, tapi yang jelas jumlahnya sudah di atas seratus orang. Kejadiannya, anak-anak secara bersamaan mengeluh sakit perut. Kita langsung koordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan, dr. Retnowati, dan beberapa pihak terkait,” ujar Dumuliahi Djami.

Baca juga: Ratusan Siswa SMP di Kupang Diduga Keracunan MBG, Murid Ngaku Ada Aroma Tak Sedap

Menurutnya, para siswa yang masih dalam kondisi ringan sempat ditangani terlebih dahulu di UKS sekolah. 

Namun, bagi siswa yang mengalami gejala lebih parah langsung dirujuk ke beberapa rumah sakit di Kota Kupang.

“Mereka dirawat di RS Mamami, RSUD S.K. Lerik, dan RS Siloam. Ada juga bantuan dari BPBD yang menurunkan ambulans mereka,” ucap Dumuliahi.

Dumuliahi mengatakan siswa yang masih dalam kondisi ringan sempat ditangani terlebih dahulu di UKS sekolah. 

Namun, siswa yang mengalami gejala lebih parah langsung dirujuk ke beberapa rumah sakit di Kota Kupang.

“Mereka dirawat di RS Mamami, RSUD S.K. Lerik, dan RS Siloam. Ada juga bantuan dari BPBD yang menurunkan ambulans mereka,” tambah Dumuliahi.

Dumuliahi menjelaskan sampai saat ini belum dapat dipastikan penyebab utama  kejadian tersebut apakah karena makanan gratis yang dikonsumsi siswa atau faktor lain. 

Pemerintah Kota Kupang telah berkoordinasi dengan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk melakukan pengujian terhadap sampel makanan yang diduga menjadi penyebab.

“Anak-anak bilang ada yang mulai sakit sejak kemarin, dan ada juga yang baru merasa sakit hari ini. Jadi kita belum bisa menyimpulkan penyebabnya. Biarlah proses penyelidikan dari Dinas Kesehatan dan BPOM yang menentukan,” ungkap Dumuliahi Djami.

Selain Dinas Pendidikan, bantuan juga datang dari Dinas Kesehatan dan BPBD Kota Kupang

Beberapa ambulans dikerahkan untuk mengangkut para siswa, terdiri dari dua ambulans kecil dan dua ambulans besar, termasuk satu milik BPBD.

Seluruh siswa yang dirawat sedang dalam pengawasan tim medis, dan pihak sekolah serta orang tua terus dipantau untuk memastikan keselamatan para siswa.

3. Kepala Sekolah Buka Suara

Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Kupang Dra. Maria Th. Roslin S. Lana buka suara tentang insiden ini.

Maria menegaskan pihak sekolah telah bertindak cepat begitu mengetahui kondisi darurat tersebut.

“Kejadian bermula sekitar pukul 07.40 WITA, saat sejumlah siswa mulai meminta izin kepada guru untuk ke kamar mandi karena sakit perut. Awalnya hanya sekitar 18 siswa yang datang ke UKS, dan kami mengira hanya mereka yang terdampak,” ujar Maria.

Akan tetapi, kondisinya berubah dalam waktu singkat. Jumlah siswa yang mengeluh sakit terus bertambah hingga ruang UKS tidak mampu lagi menampung mereka.

“Ada yang muntah, ada yang bolak-balik ke kamar mandi, dan ada juga yang hanya mengeluh perutnya sangat sakit. Jumlahnya terus bertambah hingga ratusan,” lanjutnya.

Ia menyebut pihak sekolah sempat berinisiatif memberikan pertolongan pertama seperti air putih hangat dan mengoleskan minyak kayu putih.

Guru-guru juga ikut membantu penanganan darurat, tetapi karena ada siswa yang kondisinya cukup parah dan nyaris pingsan, pihak sekolah akhirnya menghubungi Puskesmas Oesapa.

“Karena kami adalah mitra Puskesmas Oesapa, kami berkonsultasi dan diarahkan agar segera merujuk ke rumah sakit. Maka anak-anak kami antar ke RSUD SK Lerik, RS Siloam, dan RS Mamami,” ujarnya.

Maria juga menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Kota Kupang serta instansi lainnya.

Sampai siang hari, tercatat sebanyak 101 siswa telah dirujuk ke rumah sakit, sedangkan siswa lainnya yang mengalami gejala ringan dirawat di sekolah dan sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.

Meski sekolahnya merupakan penerima program MBG, Maria belum bisa memastikan apakah makanan tersebut menjadi penyebab utama dari kejadian ini.

“Saya tidak dalam kapasitas menyimpulkan penyebabnya. Kita masih menunggu hasil pemeriksaan dari pihak-pihak berwenang. Tapi saya sampaikan fakta yang kami alami di sekolah,” ungkapnya.

Sementara itu, mengenai kegiatan belajar mengajar, pihak sekolah masih menunggu arahan resmi dari Dinas Pendidikan Kota Kupang, apakah kegiatan sekolah akan dilanjutkan seperti biasa atau sementara diliburkan.

Maria pun mengucapkan permohonan maaf kepada orang tua siswa atas kejadian yang tidak terduga ini. Ia juga mengimbau orang tua untuk membekali anak-anak dengan sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami sudah berusaha maksimal, mengambil keputusan cepat, dan berkoordinasi dengan berbagai pihak. Ke depan, kami harap anak-anak bisa datang ke sekolah dalam kondisi sudah sarapan agar kondisi kesehatan mereka lebih terjaga,” tuturnya.

4. Wali Kota Sesalkan Kejadian Ini

Wali Kota Kupang Christian Widodo menyesalkan kejadian yang menimpa para siswa ini.

Hal itu disampaikan oleh Christian setelah melihat sejumlah siswa yang sedang dirawat di RS Mamami Kota Kupang.

"Saya menyayangkan kejadian ini. Walaupun ini di sekolah dan lain-lain, kalau ada kesalahan kita minta maaf," ucapnya, Selasa.

Ia berharap kejadian ini tidak terulang lagi dan mendorong adanya evaluasi.

Namun, Chris enggan menyampaikan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mana yang menjadi penyedia MBG untuk SMP 8 Kupang

"Harus ada evaluasi, setelah ini kita cari tahu dari mana asal makanan itu," tuturnya. 

Lebih lanjut, Chris juga enggan berspekulasi bahwa dugaan keracunan itu berasal dari MBG. 

Ia menyebut, perlu ada penelusuran lebih lanjut terhadap peristiwa itu, termasuk makanan dari MBG. 

"Pastikan dulu ini dari MBG atau tidak," ungkap Chris.

Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Wali Kota Kupang Sesali Kejadian Ratusan Siswa SMPN 8 Kupang Diduga Keracunan MBG.

(Tribunnews.com/Deni)(Pos-Kupang.com/Maria Selfiani Baki Wukak/Yuan Lulan/Irfan Hoi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan