Wali Murid SDN di Batam Protes Harga Seragam Rp300 Ribu Tak Bisa Dicicil, Kepsek: Tidak Mengharuskan
Orangtua siswa SDN 007 Batam Kota mengeluh pembayaran seragam sekolah mahal dan tak bisa dicicil, pihak sekolah angkat bicara, Minggu (27/7/2025).
Penulis:
Isti Prasetya
Editor:
Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Orang tua murid di Kota Batam, Kepulauan Riau, terpaksa menunda pengambilan seragam sekolah anaknya lantaran tidak mampu membayar secara langsung.
Orang tua berinisial M (37) itu mengaku sedih karena belum bisa mengambil seragam untuk anaknya yang baru kelas 1 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 007 Batam Kota.
Sekolah tersebut terletak sekitar 3 kilometer ke arah barat daya dari Kantor Pemerintahan Kota Batam.
Mulanya informasi pengambilan seragam disampaikan pihak sekolah melalui grup orang tua murid.
Sesampainya di sekolah, M yang berprofesi sebagai pengemudi ojek atau driver online di Batam ini menelan kekecewaan setelah mengetahui harga yang harus dia bayar.
Meski telah mendapatkan seragam merah putih dan baju melayu gratis dari sekolah, dia menilai harga dua pasang baju olahraga dan seragam batik terlalu mahal.
Hal tersebut telah menjadi program Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) untuk memberikan seragam sekolah gratis bagi siswa.
"Baju olahraga Rp300 ribu, baju batik juga Rp300 ribu. Kalau mau ambil sekaligus sampai Rp600 ribu. Saya cuma driver ojek online dengan penghasilan tidak menentu, mana sanggup bayar segitu," ungkapnya, Sabtu (26/7/2025).
Kondisi keuangan M yang pas-pasan makin membuatnya sulit membiayai kebutuhan sekolah anak.
Dia mengaku belum mampu membeli dan membayar dua seragam itu sekaligus.
M juga menyayangkan pihak sekolah yang tidak memberikan pilihan pembayaran dengan cara dicicil.
Baca juga: Ibu Penjual Pempek Viral Tak Sanggup Bayar Seragam Rp2,2 Juta, Kepsek Diperiksa, Anak Bisa Sekolah
Saat menanyakan kemungkinan pembayaran cicilan, pihak sekolah menegaskan pembayaran harus lunas untuk mendapatkan seragam tersebut.
"Saya tanya bisa tidak dicicil, langsung dijawab tidak bisa. Di grup WhatsApp orang tua murid juga sudah dikasih tahu, memang tidak bisa dicicil. Yang lain juga pada mengeluh, tapi ya mau gimana," ungkapnya.
M yang merasa penasaran dengan harga seragam di pasaran atau di sekolah lain, kemudian menanyakan hal ini melalui media sosial Facebook.
Hasilnya, di sekolah lain ada yang mengaku hanya membayar Rp170 ribu untuk sepasang seragam.
"Saya tanya di Facebook, ada yang komen kalau di sekolah lain cuma Rp 170 ribu. Kenapa di sini sampai Rp 300 ribu per baju? Kan sama-sama SD negeri," tanyanya.
Dari penelusuran di toko online, harga pasaran untuk seragam SD satu set berupa kemeja putih dan celana merah termurah dibanderol harga Rp75 ribu.
Harga itu tidak termasuk aksesoris seperti ikat pinggang, topi, dan dasi.
Namun untuk seragam olahraga dan batik yang biasanya menjadi ciri khas masing-masing sekolah tentu akan membuat beberapa perbedaan terkait motif dan kualitas bahan, yang akan berpengaruh pada harga.
Pihak sekolah yang kemudian bisa membanderol harga untuk seragam olahraga dan batik.
Biasanya, wali murid akan dibebaskan untuk membeli seragam merah putih dan pramuka karena bersifat seragam nasional.
Namun, seragam olahraga dan batik hanya bisa dipesan melalui pihak sekolah.
Baca juga: Tagihan Uang Seragam SD Negeri di Tangsel Rp 1,1 Juta, Kepsek Cantumkan Rekening Pribadi
Tanggapan sekolah
Pihak SDN 007 Batam Kota menanggapi keluhan wali murid sekaligus meluruskan informasi tentang harga seragam olahraga dan batik untuk siswa kelas 1.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala SDN 007 Batam Kota, Nurmaini, menegaskan pihak sekolah yang berlokasi di Komplek Eden Park, Kelurahan Taman Baloi itu tidak mewajibkan pembelian seragam tersebut.
"Masalah pakaian seragam sekolah ini kami memang tidak mengharuskan. Tapi bagi orang tua yang mau, itu boleh. Kami siap membantu," ujar Nurmaini saat ditemui di SDN yang terletak di Kecamatan Batam Kota itu pada Minggu (27/7/2025) sore.
Menurutnya, pemesanan seragam sekolah itu sebelumnya juga dilakukan berdasarkan permintaan orangtua, bahkan sudah dilakukan penandatangan pre-order (PO) di atas materai.
Yang dimaksud pre-order adalah ketika pembuatan suatu produk hanya berdasarkan jumlah pemesanan yang dilakukan pembeli.
"Ada sistem PO, jadi orang tua membuat surat pernyataan pemesanan dulu. Setelah itu baru kami pesankan ke tailor. Kalau sudah jadi, baru kami informasikan untuk pembayaran dan pengambilan," ujarnya.
Baca juga: Viral Perpisahan SMAN 1 Sungai Tabuk di Klub Malam, Orang Tua: Saya Tidak Izinkan Anak Ikut
Tentang simpang siur harga yang beredar, Nurmaini memastikan harga seragam sekolah itu tidak mencapai Rp300 ribu seperti yang dikeluhkan wali murid.
"Tidak kalau Rp300 ribu. Untuk seragam batik ukuran yang M-L, harganya Rp200 ribu, sedangkan ukuran XL ke atas kami ada 2 ukuran Rp210 ribu," sebutnya.
Seragam olahraga lengan pendek dibanderol Rp180 ribu untuk ukuran S-M-L dan Rp190 ribu untuk ukuran lebih besar. Model lengan panjang harganya Rp190 ribu.
"Harga disesuaikan dengan ukuran, cuma beda Rp10 ribu yang XL ke atas. Dan sekali lagi, kami tidak mewajibkan seragam ini dipakai secepatnya, karena kami paham banyak kebutuhan di awal tahun ajaran," katanya.
Kemudian, mengenai sistem pembayaran, pihak sekolah membenarkan tidak membuka opsi cicilan seperti di luar.
Namun, wali murid tetap bisa mengambil salah satu seragam terlebih dulu.
"Kalau orang tua mau ambil olahraga dulu, bayar yang itu dulu, silahkan. Tapi kalau kasih uang separuh dulu atau seperempat untuk satu set seragam, kami memang tidak bisa menerima hal seperti itu. Memang kita tidak sistem tabung atau kredit. Enggak masalah, kalau memang keberatan, datang saja ke sekolah, ceritakan kondisinya. Insya Allah kami bantu," kata Nurmaini.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul SDN di Batam Kota Ini Tanggapi Keluhan Wali Murid, Harga Set Seragam Tak Sampai Rp300 Ribu.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunBatam.id/Ucik Suwaibah)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.