Sabtu, 23 Agustus 2025
Tujuan Terkait

Transid Solo, Komunitas Literasi yang Menjembatani Mahasiswa dan Masyarakat

Namanya Transid (Sentra Transformasi Peradaban), komunitas literasi lahir 2024 mewarnai ruang-ruang belajar di berbagai taman cerdas di Kota Solo

Mg/Rifqi Fawwaz Rijandra
KOMUNITAS TRANSID - Transid mendidik bersama Dema UIN di Taman Cerdas Pajang, Sabtu (14/6/2025). Namanya Transid (Sentra Transformasi Peradaban), komunitas literasi lahir 2024 mewarnai ruang-ruang belajar di berbagai taman cerdas di Kota Solo 

TRIBUNNEWS.COM – Di balik semarak kota budaya, ada gerakan kecil yang diam-diam menyulut perubahan besar. 

Namanya Transid (Sentra Transformasi Peradaban), sebuah komunitas literasi yang lahir pada 2024 dan kini mewarnai ruang-ruang belajar di berbagai taman cerdas Kota Solo.

Pendiri Transid, Mohammad Taufiq Hassan (25), menyebut bahwa Transid sejatinya bukan sekadar wadah belajar, melainkan jembatan antara mahasiswa dan masyarakat. 

“Nama Transid itu sebenarnya kiasan saja. Selain transit ke Solo untuk belajar, mahasiswa juga bisa mengajar dan mendidik di kampung, khususnya lewat taman cerdas,” ujar Hassan saat ditemui Tribunnews, Rabu (20/8/2025).

Menurut Hassan, Transid dikenal di masyarakat sebagai ruang bercerita, tempat anak-anak belajar sambil berinteraksi dengan mahasiswa. 

Namun, ia menekankan bahwa usia mahasiswa di Solo terbatas rata-rata hanya 4–5 tahun, paling lama 7 tahun. 

Karena itu, Transid hadir sebagai pihak ketiga atau fasilitator yang menyediakan modul dan media pembelajaran.

“Harapannya nanti di masa depan hadir gerakan di masyarakat dari masyarakat itu sendiri, yang sebelumnya dididik oleh teman-teman mahasiswa,” ungkapnya.

Rutin Menghidupkan Taman Cerdas

Transid mendidik bersama BEM FEB UNS di Taman Cerdas Gilingan, Sabtu (26/7/2025)
Transid mendidik bersama BEM FEB UNS di Taman Cerdas Gilingan, Sabtu (26/7/2025) (Mg/Rifqi Fawwaz Rijandra)

Setiap pekan, Transid menjalankan kegiatan Transid Mendidik di sejumlah taman cerdas seperti Karangasem, Gilingan, Kerten, Pajang, Rusun, Sumber, Panularan, dan Ilanur. 

Selain program utama, Transid juga memiliki kegiatan sampingan bertajuk Ruwat Sampah, yakni mengumpulkan limbah anorganik melalui kolaborasi dengan kafe dan kemudian dijual untuk kebutuhan operasional.

“Kardus, cup, jerigen, semua kita kumpulkan. Hasilnya bisa dipakai untuk operasional kegiatan,” jelas Hassan.

Hingga kini, Transid memiliki sekitar 105 relawan aktif. 

Mereka adalah mahasiswa yang direkrut melalui open recruitment setiap tiga bulan sekali. 

Hassan berharap suatu hari nanti, taman cerdas bisa dikelola oleh pelajar SMA lewat wadah Forista (Forum OSIS Surakarta).

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan