Selasa, 9 September 2025

Mushola Ambruk di Bogor

Kesaksian Jemaah saat Mushola Ambruk di Bogor: Baru Mulai Pengajian Tiba-tiba Terdengar Retakan

Bangunan majelis taklim di Bogor ambruk saat Maulid Nabi. Tiga tewas, puluhan luka. Diduga tak kuat tampung jemaah di lantai dua.

|
Editor: Glery Lazuardi
TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani
BANGUNAN AMBRUK - Sebuah bangunan Majelis Taklim di Kampung Ciapus, Desa Sukamakmur, Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ambruk pada Minggu(7/9/2025) sekitar pukul 09.30 WIB. Puluhan orang yang sedang menggelar pengajian memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tertimpa bangunan ambruk tersebut. Mereka dibawa ke RSUD Kota Bogor, Jawa Barat. Situasi mendadak penuh sesak di RSUD Kota Bogor 

TRIBUNNEWS.COM - Suasana pengajian di sebuah majelis taklim di Bogor berubah mencekam dalam hitungan detik pada Minggu (7/9/2025).

Saat lantunan marhaban baru dimulai, bangunan yang digunakan untuk acara keagamaan itu tiba-tiba bergetar dan ambruk. 

Sejumlah jemaah tertimpa reruntuhan, menjerit kesakitan, sementara lainnya berusaha menyelamatkan diri di tengah kepanikan. 

Kesaksian para korban mengungkap detik-detik mengerikan yang terjadi saat peringatan Maulid Nabi berubah menjadi tragedi.

Berdasarkan pemantauan di lokasi, bangunan struktur dua lantai yang mengalami keruntuhan parah. 

Bagian bawah bangunan telah rata dengan tanah, menyisakan puing-puing beton, kayu, dan material bangunan lainnya yang berserakan.

Sementara lantai atas masih terlihat sebagian utuh, namun dalam kondisi miring dan tidak stabil, menunjukkan bahwa keruntuhan terjadi secara vertikal dan mendadak.

Di sekitar lokasi terdapat vegetasi hijau, seperti semak dan pepohonan,

Tampak pula petugas penyelamat mengenakan seragam dan perlengkapan keselamatan, sedang melakukan evakuasi dan pencarian korban. 

Majelis Taklim Ashobiyyah di Kampung Ciapus, Desa Sukamakmur, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, diketahui baru selesai dibangun sekitar satu bulan sebelum ambruk.

Fakta bahwa bangunan masih baru namun langsung ambruk memicu dugaan bahwa struktur konstruksi tidak cukup kuat, terutama saat menampung jemaah dalam jumlah besar di lantai dua.

Koyah (65), seorang jemaah menceritakan peristiwa itu berlangsung.

Awal mula pengajian di Majelis Taklim Ashobiyyah berlangsung seperti biasa. Para jemaah, mayoritas ibu-ibu, duduk rapi mengikuti rangkaian acara Maulid Nabi Muhammad SAW. 

Menurut kesaksian Koyah, pengajian baru saja dimulai dan masuk ke sesi marhabanan lantunan pujian kepada Nabi ketika tiba-tiba terdengar suara retakan dari bagian atas bangunan.

"Baru mulai pengajian, terus marhabanan. Tiba-tiba ada suara krek krek, terus brug," ujar Koyah pada Minggu (7/9/2025). 

Suasana berubah seketika. Bangunan bergetar, lalu ambruk dalam hitungan detik. 

Jemaah yang berada di lantai dua langsung terjatuh bersama puing-puing bangunan. 

Jeritan dan kepanikan memenuhi ruangan. Beberapa korban mengalami luka berat, sementara lainnya berusaha menyelamatkan diri di tengah kekacauan.

Sementara itu, Ny Nyai (48), mengatakan peristiwa berlangsung sangat cepat.

"Kejadiannya cepat, tiba-tiba bangunan ngegeter, terus kita semua ambruk ke bawah," ucap Nyai sambil menahan sakit ditemui di IGD RSUD Kota Bogor.

Dia menderita luka yang cukup parah. 

Kaki kanannya patah akibat tertimpa bangunan.

Dia mengungkapkan bangunan Majelis Taklim itu belum lama dibangun.

"Paling baru sebulan dibangunnya. Hari ini acara maulid nabi buat ibu-ibu," ujar Nyai 

Dalam kasus Majelis Taklim Ashobiyyah di Bogor, bangunan baru yang belum genap sebulan langsung dipadati ratusan jemaah di lantai dua.

Dugaan awal menyebut struktur tidak kuat menahan beban, dan tiang coran hancur di atas tanah berair, menyebabkan ambruknya bangunan.

Hal itu diungkap Dandim 0621, Letkol Inf. Henggar Tri Wahono, menduga lantai dua gedung tidak mampu menahan beban jemaah yang membludak. “Ambruknya bangunan Majelis Taklim Asohibiya akibat tidak mampu menahan jemaah pada acara maulidan,” ujarnya.

Sebelum dipergunakan, bangunan harus diuji untuk menahan beban hidup (manusia, perabot) dan beban mati (struktur itu sendiri). Tanpa uji beban, lantai atau tiang bisa gagal menopang tekanan saat jumlah orang membludak.

Beberapa tiang kayu dan kabel terlihat berserakan di antara reruntuhan, memperkuat dugaan bahwa konstruksi bangunan mungkin belum sepenuhnya permanen atau tidak dibangun dengan standar struktural yang memadai.

Beton, coran, dan perekat struktural butuh waktu untuk mengeras sempurna. Jika langsung digunakan, terutama di lantai atas, daya tahan bisa belum maksimal dan berisiko retak atau runtuh.

Bangunan yang dibangun cepat atau tanpa pengawasan teknis bisa punya cacat struktural. Misalnya, tiang penyangga tidak sesuai spesifikasi, atau fondasi berada di atas tanah labil seperti mata air.

Bangunan yang biasa dipakai untuk 30 orang, tiba-tiba menampung 150 jemaah saat acara besar seperti Maulid Nabi.

Beban berlebih menyebabkan lantai dua ambruk ke bawah. Selain itu, bangunan harus diverifikasi oleh dinas terkait untuk keamanan dan kapasitas. Adanya 

Sertifikat Laik Fungsi memastikan bangunan layak digunakan secara publik.

Menurut Ikbar, putra Koyah, bangunan Majelis Taklim itu ambruk karena tiang coran penahan bangunan hancur.

"Dibawahnya kan mata air. Tiang corannya ancur, bangunan diatasnya ambruk ke bawah," kata Ikbar.

Sementara itu, Kapolsek Ciomas, Kompol Iwan Wahyudi mengungkapkan  jumlah jemaah yang hadir saat peringatan Maulid Nabi meningkat tajam dari biasanya. 

“Biasanya di situ sering diadakan pengajian tapi jumlah jemaahnya hanya 30 orang. Tapi karena sekarang lagi maulidan, jemaahnya banyak 120–150 orang, nggak tahan (bangunan), jadi dari lantai dua ambruk ke bawah,” jelasnya.

Hingga saat ini seluruh korban masih menjalani perawatan di IGD RSUD Kota Bogor.

Sejumlah korban mengalami luka-luka di kepala dan patah tulang.

"Sejumlah korban mengalami patah tulang dan memar di bagian tulang belakang," ujar dr Adhita Nurfitriani, dokter jaga IGD RSUD Kota Bogor.

Jumlah korban tewas dalam insiden ambruknya Majelis Taklim Ashobiyyah berdasarkan data BPBD Kabupaten Bogor, jumlah korban luka saat kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini berjumlah 54 orang.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, M. Adam Hamdani mengungkapkan, para korban menjalani perawatan di sejumlah falitas kesehatan terdekat.

"Di RSUD Kota Bogor 23 orang, RS PMI 16 orang, Puskesmas Ciomas 6 orang, RSUD Ciawi 1 orang, RS Karya Bakti Pratiwi 2 orang, RS Marzuki Mahdi 1 orang, Klinik Sukamaju 2 orang, dan Klinin Arafah 6 orang," ujarnya, Minggu (7/9/2025).

Sementara itu untuk korban tewas hingga saat ini berjumlah tiga orang yang dilarikan ke sejumlah rumah sakit.

Korban tewas dalam kejadian ini diketahui bernama  Irni Susanti, Wulan, dan Nurhayati.

Beberapa korban tewas di antaranya saat ini sudah dipulangkan ke rumah duka.

"Korban meninggal dunia dua di RS PMI, dan satu di RS Medika Dramaga," ungkapnya

Adapun penyebab ambruknya majelis taklim tersebut lantaran struktur bangunan tak kuat menopang jemaah yang berada di lantai dua.

Salah satu korban di antaranya adalah balita usia 2,5 tahun.

Korban berinisial RN mengalami luka benturan di kepala.

Saat kejadian, RN ikut bersama ibunya Siti Kholidah di acara Maulid Nabi.

"Ibu RN Siti Kholidah dirawat RSUD Ciawi," kata Titin, nenek RN.

Direktur RSUD Kota Bogor, dr Ilham Chaidir menjelaskan terjadi pendarahan dalam di kepala korban.

"Ini akibat benturan di kepala. Korban akan segera di operasi," ujar Ilham Chaidir kepada TribunnewsBogor di IGD RSUD Kota Bogor.

Pantauan di IGD RSUD Kota Bogor, RN tergolek lemah. 

Tim medis memasang alat untuk memantau kondisi korban.

"Semoga kondisi korban terus membaik. Kita upayakan tindakan medis sebaik mungkin untuk menyelamatkan korban," ujar dr Adhita Nurfitriani dokter jaga IGD RSUD Kota Bogor.

Hingga Minggu siang, polisi bersama aparat TNI masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Dugaan sementara, ambruknya bangunan Majelis Taklim Asohibiya disebabkan oleh struktur bangunan yang tidak kuat menopang beban ratusan jemaah.

Bangunan dua lantai ini sebenarnya rutin dipakai warga untuk kegiatan pengajian.

Namun, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini menjadi yang paling ramai sejak gedung baru itu berdiri.

Peristiwa gedung ambruk di Ciomas Bogor ini menambah daftar panjang musibah akibat bangunan yang tidak sesuai standar.

Pemerintah daerah dan aparat setempat kini tengah menelusuri penyebab pasti serta memastikan penanganan korban berjalan maksimal.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan