Makam Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan Diacak-acak, Amplop Misterius Muncul di Rumah Duka

Laporan Wartawan Tribun Jogja Neti Istimewa Rukmana 

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL – Misteri kematian Diplomat muda Kementerian Luar Negeri RI, Arya Daru Pangayunan, masih terus menyisakan tanda tanya besar.

Setelah ditemukan meninggal dengan kondisi mengenaskan di Menteng, Jakarta Pusat, kini teka-teki kian bertambah dengan munculnya dua peristiwa janggal yakni makamnya diacak-acak orang tak dikenal dan amplop coklat misterius yang tiba-tiba muncul di rumah duka.

Daru, sosok diplomat ahli muda yang dikenal berprestasi, ditemukan meninggal dunia pada Selasa (8/7/2025) dengan kondisi tragis, kepalanya terlilit lakban.

Peristiwa itu mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga besar di Yogyakarta.

Sehari setelah jenazah dipulangkan, Daru dimakamkan di TPU Sunten, Banguntapan, Bantul, Rabu (9/7/2025).

Prosesi pemakaman berlangsung haru, keluarga dan rekan-rekan melepas almarhum dengan doa. Namun, kedamaian itu tak bertahan lama.

Baca juga: 5 Misteri di Balik Kematian Diplomat Arya Daru Pangayunan

Makam Diacak-acak

Pada 15 Juli 2025, keluarga berziarah dan melihat makam masih rapi dengan bunga tabur menghiasi pusara.

Tetapi, sebelas hari kemudian, tepatnya 26 Juli, penjaga makam menemukan kondisi yang mencurigakan yakni tanah kubur berantakan, bunga tabur hilang, dan di dekat nisan justru ada bunga mawar putih yang tampak diletakkan seseorang.

“Keluarga terkejut. Dari rapi dan penuh bunga, tiba-tiba seperti diacak-acak. Kami tidak tahu siapa yang melakukannya,” kata penasihat hukum keluarga, Nicholay Aprilindo seperti dikutip Tribun Jogja.

Bagi keluarga, peristiwa itu bukan sekadar gangguan biasa.

Ada kesan bahwa makam sengaja dibuka atau digali ulang.

Hingga kini, siapa pelakunya masih menjadi misteri.

Amplop Misterius

Tak lama setelah pemakaman, tepatnya pada acara tahlilan, muncul seorang pria tak dikenal.

Ia memberikan amplop coklat kepada asisten rumah tangga almarhum dengan pesan singkat, “Ini untuk almarhum.”

Saat amplop dibuka keluarga, isinya membuat bulu kuduk berdiri yakni tiga potongan styrofoam berbentuk bunga kamboja, hati, dan bintang.

Semua dipotong rapi, tanpa warna tambahan, seakan menyimpan simbol tertentu.

Benda-benda tersebut kini sudah diserahkan ke pihak kepolisian tapi sampai saat ini keluarga mengaku belum menerima tindak lanjut yang jelas.

Baca juga: Ada Burnout, Kriminolog Sebut Kasus Kematian Arya Daru Pangayunan sebagai Anomali: Kemenlu Disorot

Minim Transparansi Penyelidikan

Hingga pertengahan September, pihak keluarga masih menunggu perkembangan kasus.

“Dari laporan polisi awal, gelar perkara, hingga konferensi pers Polda, keluarga tidak pernah menerima SP2HP (Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan),” tegas Nicholay.

Kekecewaan itu semakin dalam karena keluarga berharap ada keterbukaan dari aparat penegak hukum.

Pasalnya, misteri kematian Daru bukan hanya duka keluarga, tapi juga menjadi perhatian publik mengingat statusnya sebagai diplomat muda Kemenlu.

Keluarga menyebut telah bertemu Menteri Luar Negeri RI pada 8 September 2025. 

Dalam pertemuan itu, Menlu menyatakan dukungan penuh agar penyelidikan dilanjutkan hingga tuntas.

Dukungan tersebut menjadi harapan baru bagi keluarga, meski jawaban pasti tentang penyebab kematian Daru dan kejadian-kejadian janggal setelahnya masih samar.

Kronologi Penemuan Jenazah  Arya Daru Pangayunan 

Kronologi penemuan jenazah Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri, dengan gaya naratif yang sesuai untuk publikasi berita atau feature investigatif:

Publik dikejutkan oleh kabar meninggalnya Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda yang dikenal cemerlang dan berdedikasi di Kementerian Luar Negeri.

Diketahui, jenazah Arya ditemukan di kamar indekosnya di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, dalam kondisi yang memicu spekulasi dan keprihatinan luas.

Kronologi Kejadian: 

Senin, 7 Juli 2025 

Pagi itu, Arya meninggalkan indekosnya seperti biasa dan tiba di kantor Kemlu sekitar pukul 07.20 WIB. Ia menjalani rutinitas kerja hingga sore hari, sebelum terlihat di Mal Grand Indonesia bersama dua rekannya, D dan V. Mereka sempat mengunjungi beberapa toko pakaian dan berbincang santai.

Namun, arah perjalanan Arya berubah drastis malam harinya. Setelah sempat menunggu taksi menuju bandara, ia justru kembali ke Gedung Kemlu sekitar pukul 21.39 WIB.

Di sana, ia naik ke rooftop lantai 12 dan berada di lokasi tersebut selama lebih dari satu jam. Rekaman CCTV menunjukkan Arya dua kali mencoba melompati pagar pembatas setinggi 150 cm, namun tidak berhasil.

Selasa, 8 Juli 2025 

Pagi harinya, penjaga indekos menemukan Arya dalam kondisi tak bernyawa di kamar. Wajahnya tertutup plastik dan terlilit lakban, memunculkan dugaan awal tentang tindak kekerasan.

Namun, hasil forensik Polda Metro Jaya menyatakan tidak ditemukan sidik jari lain pada lakban, dan penyebab kematian adalah gangguan pernapasan akibat mati lemas. Polisi menyimpulkan tidak ada unsur pidana atau keterlibatan pihak lain.

Kematian Arya sempat memicu berbagai spekulasi, mengingat posisinya sebagai diplomat dan kondisi jenazah yang tidak biasa. Namun, penyelidikan menyeluruh dari kepolisian, termasuk analisis rekaman CCTV dari 20 titik, mengarah pada kesimpulan bahwa Arya meninggal tanpa kekerasan eksternal.

Pihak keluarga dan Kementerian Luar Negeri menyampaikan duka mendalam dan meminta publik menghormati privasi serta proses hukum yang telah berjalan.

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Makam Diplomat Muda Kemenlu di Pemakaman Sunten Bantul Diacak-acak