Jumat, 19 September 2025

Siswa yang Pukul Guru di Ruang BK SMAN 1 Sinjai Mengaku Tersulut Emosi

Penyebab seorang siswa SMA Negeri 1 Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial MR (17) nekat memukul guru bernama Mauluddin.

|
Tribun-Timur.com
SMAN 1 SINJAI - SMAN 1 Sinjai tampak depan. Guru SMAN 1 Sinjai, Mauluddin menjadi korban pemukulan yang dilakukan oleh siswanya sendiri. Siswa itu merupakan anak anggota polisi. Siswa itu mengaku emosinya tersulut karena dihukum akibat bolos sekolah. Tas milik MR diambil oleh Mauluddin saat jam pelajaran. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa SMA Negeri 1 Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial MR (17) nekat memukul guru bernama Mauluddin.

Peristiwa itu terjadi di ruangan Bimbingan Konseling (BK) SMA Negeri 1 Sinjai pada Selasa (16/9/2025).

MR mengaku, emosinya tersulut karena dihukum akibat bolos sekolah. Tas milik MR diambil oleh Mauluddin saat jam pelajaran.

Dirinya disanksi lantaran tak masuk sekolah pada Senin 15, September 2025.

“Saya emosi, karena tas saya diambil,” kata MR saat ditemui Tribun-Timur.com, Rabu (17/9/2025).

MR yang mengetahui bahwa tasnya diambil oleh Mauluddin lantas menghubungi korban pada sekitar pukul 15.00 Wita.

Ia bermaksud mengambil tas miliknya, tetapi Mauluddin menjawab ia sudah pulang bersama kepala sekolah.

Pada pukul 16.00 Wita, MR kembali ke sekolahnya mengikuti latihan futsal. 

Ia melihat kepala sekolahnya belum pulang. MR menganggap Mauluddin membohongi dirinya.

“Katanya sudah pulang, pas saya ke sekolah latihan futsal masih ada kepala sekolah,” ujarnya.

Tas MR akhirnya dipulangkan di ruang BK pada hari Selasa, tetapi kondisi tas itu dalam keadaan rusak.

Baca juga: Pengakuan Aiptu Rajamuddin Saksikan Anaknya Pukul Wakasek SMAN 1 Sinjai: Saya Marahi, Bikin Malu

“Saya baru sadar tas rusak saat berjalan dan buku saya jatuh,” terangnya.

Selain itu, MR dihukum oleh Mauluddin untuk berdiri di depan gerbang sekolah.

“Saya dihukum berdiri sekitar 40 menit,” ujarnya.

Oleh karena itu, MR nekat menganiaya Mauluddin di ruang BK. Ketika peristiwa terjadi, orang tua MR juga berada di lokasi.

Guru BK, Nurafiah, menjelaskan MR menyerang korban secara tiba-tiba ketika baru memasuki ruang BK.

“Orang tua siswa ini tidak bergerak. Tidak ada respons yang dilakukan saat anaknya pukul Pak Mauluddin,” ujarnya, Rabu.

Ayah MR yang juga anggota Sat Lantas Polres Sinjai, Aiptu Rajamuddin, hanya duduk diam meskipun berjarak sekitar dua meter dari lokasi pemukulan.

Korban hanya menutupi kepalanya dengan tangan saat menerima pukulan berkali-kali.

MR baru berhenti setelah dileraikan orang tua siswa lain yang kebetulan berada di ruang BK.

Namun, pernyataan itu berbeda dengan keterangan Aiptu Rajamuddin. Ia membantah membiarkan anaknya melakukan kekerasan.

“Saya berdiri dan melerai. Saya juga memarahi anak saya dan menyuruhnya minta maaf,” tuturnya.

Akibat aksi kekerasan itu, Mauluddin mengalami luka terbuka di hidung dan lebam di punggung.

Kepala SMAN 1 Sinjai, Muh Suardi, menyebut korban belum bisa masuk sekolah karena kondisi kesehatannya belum stabil.

"Kami sudah rapat dan memutuskan MR dikeluarkan dari sekolah. Keputusan ini untuk memberi efek jera,” tegasnya.

Sementara itu, Kanit PPA Sat Reskrim Polres Sinjai, Ipda Andi Aliyas, memastikan kasus ini masih berproses.

Pihaknya sudah memeriksa korban dan masih menunggu pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan KB Sinjai untuk memeriksa MR.

Baca juga: Duduk Perkara Siswa SMAN 1 Sinjai Pukul Wakasek di Depan Ayah yang Seorang Polisi, Dipanggil ke BK

Kasus harus diusut tuntas

Terkait kasus ini, Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Arismunandar, menegaskan pentingnya perlindungan hukum bagi guru yang menjalankan tugas.

“Jika ada kriminalisasi terhadap guru, hal itu harus diusut dan diproses secara hukum, jangan dibiarkan,” katanya, Rabu.

Ia menyebut, tindakan kekerasan terhadap guru dapat menjadi contoh buruk bagi siswa lain.

“Seolah-olah memukul guru tidak ada konsekuensinya,” ujarnya.

Ia menambahkan, profesi guru kerap berada dalam posisi sulit, bahkan tindakan akademik pun sering diperkarakan.

Menurutnya, keputusan sekolah mengeluarkan siswa sebagai langkah konsekuensi sekaligus pembelajaran.

Namun, Arismunandar menekankan masa depan anak tetap harus diperhatikan. 

“Jika masih berminat melanjutkan pendidikan, siswa itu bisa dipindahkan ke sekolah lain. Dengan begitu ada efek jera, tetapi tetap memberi peluang untuk memperbaiki diri,” jelasnya.

Ia berharap, kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak sekaligus momentum memperkuat perlindungan profesi guru.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Siswa SMAN 1 Sinjai Pukul Guru, Prof Arismunandar: Harus Diusut Secara Hukum, Jangan Dibiarkan!

(Tribunnews.com/Deni)(Tribun-Timur.com/Muh Ainun/Renaldi Cahyadi)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan