Program Makan Bergizi Gratis
Polemik MBG, di Boyolali Diduga Ada Sabotase hingga Menu Ditarik, di Lebak Dapur Tidak Higienis
Di Boyolali, Jawa Tengah, ada sosok misterius masuk ke ruang transit MBG. SPPG langsugn tarik menu. Di Lebak, dapur MBG tak higenis, makanan bau asam
TRIBUNNEWS.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) akhir-akhir ini mendapat banyak sorotan dari masyarakat.
Program pemenuhan gizi untuk anak dan warga yang membutuhkan ini disorot setelah banyak kasus keracunan.
Dari data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), per 27 September 2025 korban menu MBG sudah mencapai 8.643 anak.
Bahkan, lonjakan korban keracunan selama dua pekan terakhir mencapai 3.289 anak.
Ketua JPPI, Ubaid Matraji mengatakan program MBG ini gagal mencapai tujuan.
"Alih-alih memberi pemenuhan gizi, makanan yang disediakan negara justru membuat ribuan anak keracunan massal,"
"Tangis anak-anak pecah di ruang kelas, antrean panjang di rumah sakit, keresahan orang tua, dan trauma makan MBG adalah bukti nyata bahwa program ini gagap mencapai tujuan," ujarnya, Senin (29/9/2025).
Diketahui, JPPI merupakan sebuah koalisi nasional yang terdiri dari berbagai organisasi masyarakat sipil (CSO) yang berfokus pada isu pendidikan.
JPPI didirikan untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, berkeadilan, dan inklusif bagi semua anak di Indonesia dengan prinsip "tak ada anak yang tertinggal di belakang (no one left behind)".
Di Boyolali, program MBG di SDN Siswodipuran, batal diberikan.
Sebanyak 189 porsi MBG ditarik dari sekolah setelah adanya dugaan sabotase.
Baca juga: Guru Pengelola MBG di Sekolah Dapat Insentif Rp100 Ribu per Hari, Mekanisme Penugasan Diatur Sekolah
Dugaan sabotase menu MBG tersebut dilaporkan oleh Kepala SDN Siswodipuran Boyolali, Sri Sulasmi.
Ia melaporkan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) setelah ada seorang guru yang melihat adanya orang asing yang mencurigakan masuk ke ruangan yang biasa digunakan untuk transit MBG.
Mengutip TribunSolo.com, sosok misterius tersebut jelas-jelas bukan wali murid.
"Dia bukan wali murid lalu masuk ke kelas (ruang penyimpanan MBG)," kata Sri, Senin (29/9/2025).
Ia menuturkan, orang tak dikenal (OTK) tersebut masuk secara mengendap-endap masuk ke ruangan.
Orang tersebut juga mendorong siswa kelas 1 untuk segera masuk mengambil paket MBG.
Guru sekolah juga melihat orang asing tersebut keluar dengan cara mengendap-endap.
"Melipir gitu. Dia langsung tidak ada," ujarnya.
Setelah ditanyakan ke SPPG apakah mengirim orang ke sekolah, ternyata tidak.
"Ternyata dari SPPG tidak mengirimkan orang ke sini," ujarnya.
Akhirnya, demi keamanan siswa, ratusan menu MBG pun ditarik.
Dapur MBG di Lebak Tercampur Air Limbah Bekas Cucian
Sementara itu, dapur MBG di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten, diduga tidak higenis.
Tempat penyimpanan tempat makan diletakkan di dekat limbah air bekas cuci makanan.
Mengutip TribunBanten.com, sejumlah sekolah yang menerima menu MBG dari SPPG tersebut yakni SMPN 3 Cibadak dan SDN 1 Asem.
Baca juga: 12 Siswa SD di Banyumas dan 18 Siswa SD di Batam Diduga Keracunan MBG Menu Spageti
Kedua sekolah tersebut juga mengeluhkan menu MBG yang mereka terima berbau asam pada Kamis (25/9/2025).
Kepala SPPG Cibadak Asem 1, Didin Falahudin hanya sedikit berkomentar soal hal tersebut.
Ia menuturkan, pihaknya telah membuat laporan terkait dengan dapur MBG yang tidak higenis.
Namun, belum diketahui kepada siapa ia membuat laporan klarifikasi tersebut.
"Secara resmi, kami sudah membuat laporan klarifikasi hal tersebut," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada TribunBanten.com, Sabtu (27/9/2025).
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul BREAKING NEWS : SPPG Tarik 189 Porsi MBG di SD N Siswodipuran Boyolali, Diduga Disabotase dan di TribunBanten.com dengan judul Dapur MBG di Lebak Diduga Tercampur Limbah Air Bekas Cucian Tempat Makanan, Sekolah Ngeluh Bau Asam
(Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto/Fahdi Fahlevi)(TribunSolo.com, Tri Widodo)(TribunBanteng.com, Misbahudin)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.