Profil dan Sosok
Sosok Mahyunadi, Wabup Kutai Timur Sebut MBG Tak Beracun tapi Ada Faktor Alergi Siswa
Mahyunadi sebut keracunan MBG di Kutai Timur bukan karena makanan beracun, melainkan alergi siswa.
TRIBUNNEWS.COM - Mahyunadi, Wakil Bupati Kutai Timur, sedang menjadi sorotan.
Hal ini setelah Mahyunadi mengungkapkan soal pemicu keracunan massal siswa yang mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Seperti dilansir dari Tribun Kaltim, keracunan pada MBG bukan berasal dari menu makanan MBG, tetapi ada faktor alergi siswa yang berpotensi besar sehingga menyebabkan gangguan kesehatan.
Saat ini, kasus keracunan makanan dalam program MBG memang tengah menjadi sorotan publik, terutama setelah sejumlah insiden di berbagai daerah memicu kekhawatiran akan keamanan pangan bagi pelajar.
Semula program MBG sendiri bertujuan mulia: meningkatkan gizi pelajar melalui makanan gratis. Namun, insiden-insiden ini menunjukkan perlunya pengawasan ketat, edukasi gizi, dan sistem distribusi yang lebih aman agar manfaatnya tidak berubah menjadi risiko.
Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi meyakini bukan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang beracun, tapi ada faktor alergi siswa yang berpotensi besar menyebabkan gangguan kesehatan.
Diketahui Rabu (1/10/2025), Wakil Bupati Kutai Timur, Mahyunadi meresmikan sekaligus meninjau lokasi dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) APT Pranoto.
Sebagai informasi, dapur SPGG APT Pranoto memproduksi 1.812 porsi makan bergizi gratis (MBG) untuk di 4 sekolah, di antaranya SMKN 1 Sangatta Utara, TK Star Kids, SD Star Generation dan SMAN 1 Sangatta Selatan.
Maraknya kasus keracunan di luar daerah Kutai Timur, Mahyunadi mengimbau kepada seluruh SPPG di Kutai Timur yang telah diresmikan agar memiliki catatan khusus terkait kondisi anak-anak penerima MBG.
"Harus ada catatan bagi pelaksana MBG, sebab keracunan itu kan bukan makanannya yang beracun melainkan karena alergi dan lain sebagainya," ujarnya kepada awak media.
Menurutnya penyebab keracunan misalnya berasal dari bahan baku ikan-ikanan seperti tongkol ataupun cakalang yang terlalu lama dibekukan dan tidak segera dimasak ataupun siswa alergi terhadap telur tapi dipaksa makan telur.
Oleh sebab itu harus ada catatan oleh pelaksana dan pengawas gizinya terkait kondisi siswa yang tidak cocok dengan suatu makanan sehingga perlu diberikan perlakuan khusus.
Setelah meninjau dapur SPPG APT Pranoto, ia menilai dapur tersebut telah memenuhi syarat, sebab alat dan ruang perlakuan bahan baku, produksi hingga packaging nampak lengkap.
Pasalnya, di dapur SPPG APT Pranoto menerapkan one flow, antara bahan baku masuk hingga pendistribusian berjalan satu jalur dan tidak bertabrakan.
"Menurut saya SPPG APT Pranoto sangat memenuhi standar bahkan yang paling lengkap ketimbang dapur lainnya," ucapnya.
Tak hanya itu, ia juga mengusulkan adanya reward dan punishment bagi SPPG. Dimana bagi dapur SPPG yang berhasil tanpa ada keluhan dan distribusi berjalan dengan baik maka berhak diberikan reward.
Namun sebaliknya, apabila ada SPPG yang tidak berhasil mendistribusikan MBG dengan baik maka diberikan punishment.
"Kita evaluasi setiap tahun semua SPPG di Kutim kita nilai, kalau yang bagus dikasih reward yang tidak berhasil kita punishment, harus ada jaminan dari SPPG makanan yang disajikan tidak menyebabkan keracunan," tegasnya.
Sosok Mahyunadi
Seperti dilansir laman Wikipedia, Mahyunadi (lahir 27 November 1972) adalah politikus Partai Persatuan Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Bupati Kutai Timur masa jabatan 2025–2030. Ia menjabat sejak 20 Februari 2025 setelah dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta.
Ia juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Persatuan Indonesia Kabupaten Kutai Timur sejak 26 Februari 2023.[2]
Pada Pilbup Kutai Timur 2024, ia mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Kutai Timur masa jabatan 2025–2030 mendampingi Bupati Kutai Timur petahana, Ardiansyah Sulaiman. Pasangan calon ini berhasil unggul dengan meraih 105.040 suara atau 52,98 persen dari total suara sah
Wakil Bupati Kutai Timur ke-5 Petahana
Mulai menjabat 20 Februari 2025
Informasi pribadi
Lahir
27 November 1972 (umur 52)
Balikpapan, Kalimantan Timur
Almamater
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wira Bhakti Makassar (S.E.)
Universitas Mulawarman (M.Si.)
Profesi
Politikus
Daftar Kasus Keracunan MBG hingga 24 September 2025
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali mendapatkan sorotan dan kritikan setelah ratusan kasus keracunan kembali terjadi di berbagai daerah.
Berdasarkan data Badan Gizi Nasional (BGN) sejak Januari hingga 22 September 2025, sudah terjadi 4.711 kasus keracunan MBG.
Dari data tersebut, kasus keracunan paling banyak terjadi di Pulau Jawa. BGN membagi 4.711 kasus tersebut ke tiga wilayah, yakni Wilayah I mencapai 1.281 kasus, Wilayah II mencapai 2.606 kasus, dan Wilayah III meliputi 824 kasus.
"Jadi total catatan kami itu ada sekitar 4.711 porsi makan yang menimbulkan gangguan kesehatan," ujar Kepala BGN Dadan Hindayana dalam konferensi pers di Kantor Badan Gizi Nasional (BGN), Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Dalam konferensi pers tersebut, Dadan menyampaikan bahwa kasus keracunan disebabkan sejumlah hal, mulai dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang masih baru, belum terbiasa memasak dalam porsi besar, hingga mengganti supplier bahan baku.
Ia pun menyesalkan kejadian yang masih terjadi, padahal menargetkan nol kasus KLB.
Wilayah 1
18 Februari 2025:
SPPG Empat Lawang Tebing Tinggi Tanjungkupang Sumatera Selatan. Jumlah korban 8 orang.
5 Mei 2025: SPPG PALI Talang Ubi Handayani Mulya Sumatera Selatan. Jumlah korban 172 orang.
22 Agustus 2025: SPPG Indragiri Hilir Tembilahan Hilir, Riau. Jumlah korban 28 orang.
26 Agustus 2025: SPPG Tulung Pasukan Mataram Baru, Lampung. Jumlah korban 27 orang.
27 Agustus 2025: SPPG Bengkulu Lebong Sakti Lemeu Pit, Bengkulu. Jumlah korban 467 orang.
29 Agustus 2025: SPPG Sukabumi, Lampung. Jumlah korban 503 orang.
2 September 2025: SPPG Menang Raya Pedamanran. Jumlah korban 76 orang.
Wilayah 2
14 Januari 2025, SPPG Indramayu Sindang Kenanga. Jumlah korban, 6 orang.
16 Januari 2025, SPPG Khusus Kab. Sukoharjo. Jumlah korban 40 Orang.
19 Februari 2025, SPPG Pandeglang Menes. Jumlah korban 480 orang.
14 April 2025, SPPG YAYASAN AL IBRIZ, Kab. Batang. Jumlah korban 28 Orang.
21 April 2025, SPPG Limbangansari, Cianjur. Jumlah korban 254 Orang
21 April 2025, SPPG khusus Karanganyar. Jumlah korban 9 Orang
23 April 2025, SPPG Sleman 1. Jumlah korban 31 orang
28 April 2025, Sleman Berbah Sendangtirto. Jumlah korban 30 orang.
30 April 2025, SPPG Coblong, Kota Bandung. Jumlah korban 320 Orang
1 Mei 2025, SPPG Manggungjaya, Tasikmalaya. Jumlah korban 38 Orang
6 Mei 2025 SPPG, Tanah Sareal Sukadamai. Jumlah korban 223 Orang
29 Juli 2025 SPPG Cangkringan, Jumlah korban 38 Orang
31 Juli 2025, SPPG Kuningan Cilimus. Jumlah korban 35 Orang
31 juli 2025 SPPG, Kulon Progo Wates. Jumlah korban 305 Orang 6 Agustus 2025, SPPG Sukabumi Cilodong, Jumlah korban 15 Orang
12 Agustus 2025, SPPG Sragen, Gemolong. Jumlah korban 196 orang.
13 Agustus 2025, SPPG Sleman, Mlati. Jumlah korban 157 Orang
14 Agustus 2025, SPPG Karawang, Malajaya. Jumlah korban 82 Orang
22 Agustus 2025, SPPG Indramayu, Gabuswetan. Jumlah korban 2 Orang
26 Agustus 2025, SPPG Sleman, Berbah, Jogotirto. Jumlah korban 137 Orang
29 Agustus 2025, SPPG Kalibata. Jumlah korban 3 Orang
2 September 2025, SPPG Serang. Jumlah korban 6 Orang
8 September 2025, SPPG Khusus Koja, Jakarta. Jumlah korban 14 Orang
9 September 2025, SPPG Pamekasan, Tlakan. Jumlah korban 8 Orang
11 September, 2025 SPPG Wonogiri, Wonokarto. Jumlah korban 131 Orang
17 September 2025, SPPG Garut, Kadunggora. Jumlah korban 14 Orang
17 September 2025, SPPG Jatis, Lamongan. Jumlah korban 14 Orang
Wilayah 3
13 Januari 2025: SPPG Nunukan Selatan. Jumlah korban 90 orang.
24 Januari 2025: SPPG Kec. Ujung Bulu Caile 2. Jumlah korban 4 orang.
27 Januari 2025: SPPG Pangkajene, Kepulauan Minasatene. Jumlah korban 7 orang.
23 April 2025: SPPG Bombana Rumbia. Jumlah korban 7 orang.
22 Juli 2025: SPPG Kota Kupang, Kelapa Lima Oesapa Barat. Jumlah korban 140 orang.
23 Juli 2025: SPPF Sumba Barat Daya Kota Tambolaka Rada. Jumlah korban 65 orang.
30 Juli 2025: SPPG Manokwari, Manokwari Barat Padarni I. Jumlah korban 6 orang.
28 Agustus 2025: SPPG Kota Palu Palu Selatan Tatura Utara. Jumlah korban 20 orang.
3 September 2025: SPPG Lombok Tengah, Pringgarata Murbaya. Jumlah korban 9 orang.
17 September 2025: SPPG Sumbawa Empang, Bungaeja 2. Jumlah korban 106 orang.
17 September 2025: SPPG Banggai Kepulauan Tingangkung. Jumlah korban 339 orang.
Artikel ini telah tayang di TribunKaltim.co
Sumber: Tribun Kaltim
Profil dan Sosok
Sosok Abu Bakar Ba'asyir, Ustaz yang Datangi Rumah Jokowi di Solo, Beri Nasihat soal Hukum Islam |
---|
Sosok Angga dan Ridwan: Eks OB-Ojek Jadi Bos Properti, Bangun 15 Ribu Rumah, Bisa Untung Rp150 M |
---|
Mengenal Ria Norsan, Gubernur Kalbar yang Rumahnya Digeledah KPK, Punya Harta Rp33 Miliar |
---|
Sosok Masturo Rohili, Tokoh Agama Cabuli Anak Angkat dan Keponakan di Bekasi, Nasib Jadi Tersangka |
---|
Profil Tony Blair yang Ditunjuk Jadi Pemimpin Transisi Gaza, Kekayaannya Capai Rp 900 Miliar |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.