Sabtu, 4 Oktober 2025

Pengakuan Santri Ikut Ngecor Ponpes Al Khoziny yang Ambruk, Tim SAR: Ada Kegagalan Konstruksi

Santri Ponpes Al Khoziny mengaku membantu proses pengecoran di bangunan yang ambruk pada Senin (29/9/2025).

Editor: Nuryanti
Istimewa via TribunJatim.com
PONPES AMBRUK - Bangunan tiga lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny yang terletak di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Santri Ponpes Al Khoziny mengaku membantu proses pengecoran di bangunan yang ambruk pada Senin (29/9/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Rizki Ramadhan, santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny membuat pengakuan mengejutkan.

Ia mengaku saat tragedi bangunan ambruk, dirinya tengah membantu proses pengecoran.

Bangunan tiga lantai yang difungsikan sebagai musala di area asrama putra di komplek Ponpes Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur itu ambruk pada Senin (29/9/2025) sore.

Saat kejadian, para santri tengah menjalankan ibadah salat Asar.

Rizky Ramadhan merupakan santri yang sudah belajar di Ponpes Al Khoziny selama lebih kurang 7 tahun.

Ketika bangunan tiga lantai itu ambruk, Rizki mengaku sedang membantu proses pengecoran di lantai lima bangunan yang ambruk tersebut.

"Itu di bawah itu waktunya anak-anak jemaah dan di atas itu waktu kerja terus ngesor gitu ngambrek (di bawah rubuh)", jelas Rizki kepada wartawan SuryaMalang.com.

"(Saya membantu) pembangunan di lantai paling atas. Pengecoran," lanjut Rizki.

Kegiatan pengecoran di lantai atas bangunan yang ambruk itu dikerjakan oleh tukang bangunan serta dibantu para santri.

Sementara itu, Tim SAR Gabungan memastikan, penyebab ambruknya bangunan tiga lantai itu karena kegagalan konstruksi.

Tim SAR Gabungan bersama ahli konstruksi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya telah menganalisis penyebab ambruknya bangunan tersebut.

Baca juga: BNPB: Masih Ada 59 Orang yang Hilang setelah Musala Ponpes Al Khoziny Ambruk

"Konstruksi bangunan yang utamanya empat lantai, ada kegagalan konstruksi, kemudian berubah menjadi tumpukan atau pancake model," kata Kepala Subdirektorat Pengendali Operasi Bencana dan Kondisi Membayakan Manusia dari Direktorat Operasi Kantor Basarnas Pusat, Emi Freezer, Rabu (1/10/2025).

Struktur bangunan pancake mengacu pada jenis reruntuhan progresif di mana lantai bangunan runtuh secara vertikal dan bertumpuk akibat kegagalan elemen menahan beban.

Tim SAR melihat, pusat gravitasi struktur pancake terjadi di sisi kiri bangunan (apabila dilihat dari sisi kanan).

Dari posisi trap yang ada di bawah, terdapat perbedaan ketinggian antara level di bangunan bagian dasar.

"Saat posisi gravity of center yang ada di posisi tengah ini menutup akses, maka akses di sebelah tertutup sama sekali karena sudah sama-sama flat dengan lantai dasar," bebernya.

Kondisi itu membuat akses ke sisi lainnya hanya bisa dijangkau dengan interaksi suara atau verbal.

Selain itu, flexible search cam dapat dimasukkan ke celah kecil yang berada di himpitan kolom tiang utama.

Emi menjelaskan, saat ini kontruksi yang berada di kolom tengah posisinya hampir berbentuk u-shape.

"Kalau melihat konstruksi dari sebuah bangunan secara standarnya adalah apabila dia mengalami kegagalan konstruksi, harusnya dia patah."

"Bukan melengkung atau artinya kalau kita melihat ini adalah elastisitasnya sangat tinggi," papar Emi.

Tim SAR menyimpulkan, ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny karena ketidakmampuan menahan beban secara keseluruhan dari standarnya.

"Dari bukti ini maka kemampuan untuk menahan beban secara keseluruhan tidak sesuai dengan beban yang ada di sana."

"Akibatnya adalah maka tercipta void ruang celah-celah sempit yang ada di dalam yang kesulitan untuk kita bisa akses," jelasnya.

Terpisah, Pakar Teknik Sipil ITS, Muji Himawan menerangkan, bangunan yang ambruk itu terhubung ke bangunan sekitarnya.

Baca juga: Kisah Alfatih Santri Ponpes Al Khoziny, Selamat setelah 3 Hari Tertimbun, Atap Seng Lindungi Dia

Semua elemen struktur dinyatakan hancur, mulai dari beton, pelat, hingga balok.

Kondisi ini menyulitkan petugas melakukan proses evakuasi terhadap korban yang tertimbun di dalam puing-puing.

“Jadi ada sebagian elemen-elemen struktur yang mencantol, berhubungan, join, konek dengan beberapa gedung di sebelahnya,” kata Muji, Rabu, dikutip dari Kompas.com.

Akan tetapi, Himawan tidak menyebut pasti terkait bangunan apa saja yang terhubung dengan titik Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Di sekitar lokasi tersebut, terdapat asrama dan ruang belajar santri.

Hingga hari keempat pencarian, Kamis (2/10/2025), terhitung 108 orang menjadi korban ambruknya bangunan musala Ponpes Khoziny.

Dari jumlah itu, 18 orang di antaranya merupakan korban yang dievakuasi oleh tim SAR Gabungan.

Data yang berhasil dihimpun, lima korban yang dievakuasi itu meninggal dunia.

Berikut identitas lima korban meninggal dunia:

  1. Maulana Alfian Ibrahim (13), warga Kali Anyar Kulon, Surabaya.
  2. Mochammad Mashudulhaq (14), warga Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya.
  3. Muhammad Soleh (22), warga Bangka Belitung.
  4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17), warga Putat Jaya, Surabaya.
  5. Mochammad Agus Ubaidillah (14), warga Kelurahan Morokrembangan, Surabaya

Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul 'Saya di Atas Ngecor' Kesaksian Rizki Ramadhan Santri Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambuk dan di TribunJatim.com dengan judul Identitas 5 Korban Meninggal Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, SuryaMalang.com/Frida Anjani, TribunJatim.com/M Taufik, Kompas.com/Izzatun Najibah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved