Rabu, 12 November 2025

Cara Asyik Si Ojan Lestarikan Aksara Jawa Pakai Board Game, Gabung Rumah BUMN Solo demi Naik Kelas

Berikut cerita Tasya yang menciptakan board game kartu aksara Jawa untuk mempermudah belajar para siswa.

|
Dok. Pribadi
BOARD GAME CARAKAN - Tasya Ayu Oktayana saat memamerkan board game kartu aksara Jawa. Ia kini gabung Rumah BUMN Solo berharap produknya naik kelas. Berikut kisah lengkapnya. 

Semangat nguri-nguri atau melestarikan budaya Jawa juga Tasya tularkan kelima teman sesama alumni Pendidikan Bahasa Jawa UNS dengan membentuk komunitas Si Ojan.

Para srikandi ini aktif menggelar berbagai kegiatan untuk mengenalkan tulisan aksara Jawa memakai board game dengan cara menyenangkan dari awal terbentuknya di 2019.

Tidak hanya aksara Jawa, Si Ojan memberikan pelatihan Master of Ceremony (MC) dalam bahasa Jawa hingga ikut terlibat dalam program Doctor Javanese Minicamp (JDM), pada 2022.

JDM lahir dari keresahan akan rendahnya kemampuan berbahasa Jawa di kalangan tenaga kesehatan yang mayoritas akan bertugas di Pulau Jawa.

Sayangnya sudah hampir satu tahun terakhir, kegiatan-kegiatan rutin Si Ojan dihentikan sementara.

“Hiatus ya istilahnya. Soalnya saya habis hamil terus melahirkan. Anak saya umurnya masih 9 bulan. Rencananya Si Ojan mau dimulai lagi,” kata Tasya memberikan kabar gembira.

Ditawarkan dari Mulut ke Mulut

Kembali ke board game kartu aksara Jawa buatan Tasya. Ia memiliki berbagai model permainan, mulai kartu carakan atau honocoroko, kartu sandhangan, kartu pasangan, dan buku saku yang berisi panduan lengkap bagaimana memainkannya.

Kartu-kartu tersebut dicetak menggunakan art carton 260 Gsm yang kemudian dilaminasi, sehingga awet dipakai berulang-ulang.

Tasya juga sudah mengantongi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum pada 2020 atas karyanya tersebut.

Dari sisi bisnis, ibu satu orang anak ini menjual paket lengkap dengan harga Rp115.000, sedangkan paket tanpa buku saku Rp95.000. Untuk paket kartu carakan, kartu pasangan, serta kartu sandhangan dibanderol Rp85.000.

Tasya bisa memproduksi antara 10-20 paket board game kartu aksara Jawa setiap bulannya. Sementara hingga sekarang total lebih dari 500 paket sudah terjual.

“Alhamdulillah omzet kurang lebih Rp2.000.000 per bulannya,” katanya.

Meski masih dipasarkan dari mulut ke mulut dan lewat akun Instagram, board game kartu aksara Jawa telah dikirim ke berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Konsumen utamanya guru-guru yang mengampu mata pelajaran Bahasa Jawa.

BOARD GAME CARAKAN - Susana pembelajaran Bahasa Jawa di SMAN 1 Bojonegoro saat menggunakan board game kartu aksara Jawa.
BOARD GAME CARAKAN - Suasana pembelajaran Bahasa Jawa di SMAN 1 Bojonegoro saat menggunakan board game kartu aksara Jawa. (Dok. Pribadi)

Kehadiran board game kartu aksara Jawa disambut baik tenaga pendidik, seperti Gadis Ayu Kartika Sari, guru Bahasa Jawa di SMP Satu Atap Kaliombo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved