Pelaku Perundungan Siswa di Blora Akan Pindah Sekolah, Tuntutan Korban Terkabul
Empat siswa yang terlibat kasus perundungan atau bullying di SMP Negeri 1 Blora, Jawa Tengah, akan pindah sekolah.
Ringkasan Berita:
- Empat murid yang terlibat kasus perundungan di SMP Negeri 1 Blora akan pindah sekolah.
- Keputusan itu diambil setelah pihak korban menuntut pelaku dan provokator perundungan pindah dari sekolah.
- Pihak SMPN 1 Blora akan membantu keempat siswa itu mencari sekolah baru.
TRIBUNNEWS.COM - Empat siswa yang terlibat kasus perundungan atau bullying di SMP Negeri 1 Blora, Jawa Tengah, akan pindah dari sekolah mereka.
Keempat siswa itu terdiri atas terdiri atas pelaku perundungan dan provokator, yakni dua siswa kelas VII dan dua siswa kelas IX
Pada hari Senin, (10/11/2025), mereka dipanggil dan dibina di Polsek Blora. Lalu, keesokan harinya mereka dipanggil ke Mapolres Blora.
Keputusan pindah sekolah itu keluar setelah pihak korban meminta pelaku dan provokator pergi dari SMP tempat mereka belajar saat ini.
"Tuntutan dari korban itu anak-anak yang pelaku utama dan provokator utama itu diminta untuk dipindah dari SMP 1," kata Kepala SMP Negeri 1 Blora Ainur Rofiq, Selasa, dikutip dari Tribun Jateng.
Rofiq berkata tuntutan itu disanggupi oleh para orang tua pelaku.
"Dan si orang tua pelaku itu dengan kesadaran sendiri bersedia mundur (pindah sekolah -red)," kata Rofiq.
Menurut Rofiq, pihak SMP Negeri 1 Blora akan membantu mencarikan sekolah untuk keempat siswa
"Sebenarnya saya enggak bisa komentar, hanya saja sekolah tetap membantu berkoordinasi dengan dinas pendidikan supaya anak-anak ini tetap punya hak untuk sekolah."
Di sisi lain, saat ini korban yang duduk di kelas VIII belum kembali bersekolah karena masih izin tidak masuk.
Video perundungan viral di medsos
Baca juga: Fakta Aksi Bully di SMPN 1 Blora, Kepala Sekolah Minta Maaf hingga Puluhan Siswa Dipanggil Polisi
Sebelumnya, video yang memperlihatkan aksi perundungan di SMP Negeri 1 Blora itu viral di media sosial.
Dalam video terlihat seorang siswa yang memakai seragam olahraga dipukuli berkali-kali oleh siswa yang memakai seragam pramuka. Tampak korban berusaha melindungi kepalanya dari pukulan pelaku.
Aksi tersebut juga disaksikan oleh sejumlah siswa berseragam pramuka lainnya yang hanya menonton tanpa memisah keduanya. Bahkan, beberapa siswa tampak melakukan provokasi.
Setelah diselidiki, akhirnya diketahui bahwa perundungan itu terjadi Jumat, (7/11/2025), saat jam istirahat.
Rofiq mengatakan perundungan dipicu oleh kesalahpahaman sepele antarsiswa yang kemudian memanas karena provokasi teman-temannya dari kelas IX.
“Sebagai kepala sekolah, saya mohon maaf atas kejadian ini. Kami sangat menyesalkan. Ini jadi pelajaran bagi kami semua untuk lebih memperhatikan anak-anak,” kata Rofiq, Senin.
Sehari setelah kejadian itu, pihak sekolah langsung mengambil tindakan, yakni mengumpulkan seluruh siswa yang terlibat. Orang tua kekedua belah pihak juga dipanggil untuk dimediasi.
“Awalnya ini kesalahpahaman kecil, tapi karena ada yang ‘mengompori’, situasinya memburuk. Semua pihak sudah kami pertemukan dan alhamdulillah bisa berdamai,” kata dia.
Pihak sekolah mengaku kecolongan
Rofiq berkata pihak sekolah kecolongan dua hal. Pertama, kecolongan soal aksi perundungan di sekolah. Kedua, soal penggunaan ponsel di sekolah yang tidak sesuai dengan ketentuan.
"Di sekolah itu aturannya tidak boleh membawa HP, kecuali saat ada pembelajaran. Jadi saat pembelajaran, memang anak disuruh bawa HP, tetapi HP itu dikumpulkan."
Baca juga: Adik Kelas Aniaya Kakak Kelas di Blora, Kepala SMPN 1 Blora: Diprovokasi Siswa Kelas 9
"Jadi pagi itu dikumpulkan, ada tempat boksnya, setiap kelas itu punya boks. Pagi dikumpulkan kemudian nanti pada saat pembelajaran HP di boks diambil, kemudian dibagi ke siswa dipakai pembelajaran, kemudian setelah pembelajaran ditarik kembali."
"Nah, kita kecolongan (ada yang bawa HP digunakan untuk merekam aksi perundungan itu). Guru-guru yang perintah bawa HP itu lupa tidak menghitung berapa yang dikumpulkan," jelasnya.
Rofiq berkata pihak sekolah akan memperketat lagi pengawasan terhadap para siswa.
"Ke depan akan diperketat lagi, untuk sementara pembelajaran tanpa menggunakan HP."
"Tetapi kalau memang urgent baru nanti boleh bawa HP. Soalnya, dalam pembelajaran mendalam itu ada pemanfaatan digital, sehingga nanti kalau benar-benar urgent saja diperbolehkan membawa HP."
(Tribunnews/Febri/Rhenald/Tribun Jateng/M. Iqbal Shukri)
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BREAKING NEWS: Nasib Pelaku Bullying di SMPN 1 Blora, Empat Siswa Akhirnya Dipindah Sekolah
| Nasib Vita, ASN di Bengkulu Viral Injak Al Quran Kini Dipecat, MUI Dukung Langkah Pemkab Kepahiang |
|
|---|
| Respons Irish Bella soal Suami Dituding Dalang Ammar Zoni ke Nusakambangan Tuai Pujian Warganet |
|
|---|
| 1 Bangunan Toilet SD di Parepare Dibangun Seharga Rumah Subsidi, Dinas Pendidikan: Klosetnya Duduk |
|
|---|
| Menilik Kasus Sengketa Lahan Jusuf Kalla, Mahfud MD: Ini Penggarongan Hak-hak Masyarakat Indonesia |
|
|---|
| Viral Video Polisi Tolak Suap Pengendara Mobil Mewah di Puncak Bogor, Tetap Ditilang |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.