Kopi Arabika Jawa Kembali Ditanam di Lereng Ijen, Jadi Harapan Ekonomi Hijau Bondowoso
Membangkitkan kembali kejayaan kopi Arabika Jawa kembali dimulai dari lereng Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso.
Ringkasan Berita:
- Kopi Arabika Jawa kembali dibangkitkan melalui program revitalisasi di lereng Gunung Ijen, Bondowoso.
- Penanaman di lahan ratusan hektare ini melibatkan petani lokal dan mengusung konsep ekonomi hijau berkelanjutan.
- Upaya ini diharapkan mampu menghidupkan kembali warisan kopi Nusantara sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membangkitkan kembali kejayaan kopi Arabika Jawa kembali dimulai dari lereng Gunung Ijen, Kabupaten Bondowoso.
PTPN I melakukan penanaman perdana di lahan seluas 293 hektare yang tersebar di Afdeling Kampung Malang, Rayon Kalisat Jampit, dan Blawan, Selasa (11/11/2025).
Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas, menyebut langkah ini merupakan bagian dari program hilirisasi yang digelorakan pemerintah.
“Kami mencari sektor-sektor relevan yang bisa membuka lapangan kerja, menggairahkan ekonomi kawasan, dan mengentaskan kemiskinan,” ujarnya dalam keterangan dikutip, Rabu (12/11/2025).
Kopi Arabika Jawa pernah dikenal di pasar dunia sejak masa kolonial, sejajar dengan teh hitam dan tembakau Deli.
Namun, produktivitasnya menurun dalam beberapa dekade terakhir akibat tanaman tua dan minim regenerasi kebun.
Melalui program revitalisasi ini, PTPN I berharap dapat mengembalikan posisi strategis kopi Arabika Jawa di pasar domestik dan ekspor.
Penanaman perdana kali ini melibatkan warga sekitar sebagai calon mitra usaha.
“Kami ingin masyarakat menjadi bagian dari rantai nilai kopi, bukan sekadar pekerja. Ini langkah untuk membangun ekonomi bersama,” kata Asep Sontani, SEVP Operasional PTPN I Regional 5.
Program ini juga melibatkan kerja sama operasi (KSO) antara PTPN I dan PTPN IV untuk mengelola total 10.000 hektare lahan yang difokuskan pada komoditas kopi dan karet. Kolaborasi ini diklaim akan melibatkan pemerintah daerah, lembaga riset, serta kelompok tani.
Ahmad Gusmar Harahap, Region Head PTPN IV Regional 3, menambahkan bahwa sebagian lahan akan melalui proses replanting tanaman tua.
“Kualitas dan kuantitas harus berjalan seimbang. Kopi produktif tapi tidak berkualitas tidak akan bertahan di pasar,” ujarnya.
Tantangan Produksi dan Pasar
Meski program ini membawa harapan baru, sejumlah tantangan masih membayangi.
Petani di kawasan Ijen menilai keberhasilan program tidak hanya bergantung pada penanaman, tetapi juga pada kepastian harga dan akses pasar.
| Viral Gus Elham Yahya Cium Bibir Bocah Perempuan, MUI Jatim: Tidak Patut, Tidak Wajar |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Jawa Timur Kamis, 13 November 2025: Awas Hujan Petir di Ngawi |
|
|---|
| Kronologi Pembunuhan Penjaga Konter HP di Bandung, Pelaku Mantan Pegawai yang Terlilit Utang Judol |
|
|---|
| Modus Penculikan Anak di Kudus, Sasar Dua Korban yang Jalan Kaki Sepulang Sekolah |
|
|---|
| Promo Indomaret, Alfamart, Superindo 13 November: Pasta Gigi Rp10.500, Deterjen Bubuk Rp 24.900 |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.