Minggu, 16 November 2025

Tanah Longsor di Cilacap

Bencana Longsor di Cilacap Tergolong Aneh, Material Tanah Bergerak Tidak Ikuti Aliran Sungai

Kemiringan bukit mencapai sekitar 60 meter serta kondisi tanah yang sangat labil, kemudian ketebalan deposit material menjadi faktor penyebab longsor.

Editor: willy Widianto
Tribun Banyumas/Permata Putra Sejati
LOKASI LONGSOR - Alat berat saat proses pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah masih terus berlangsung, Jumat (14/11/2025). Kepala Basarnas Pos SAR Cilacap, M Abdullah menjelaskan, longsoran besar yang terjadi pada Kamis (13/11/2025) malam menyapu area seluas kurang lebih 32.000 meter persegi. 

Ringkasan Berita:
  • Tanah longsor Cilacap menyapu area seluas kurang lebih 32.000 meter persegi.
  • Tergolong longsoran kompleks dan rawan terjadi tanah longsor susulan.
  • Untuk mendistribusikan alat berat ke titik pencarian, tim penyelamat menghadapi hambatan besar. 

 

 

TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Kamis(13/11/2025) malam mendadak berubah jadi kelam bagi warga Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Sekitar pukul 19.00 WIB, suara gemuruh dari arah bukit tiba-tiba memecah keheningan malam. Dalam sekejap rumah-rumah warga terkubur longsor dan rata dengan tanah.

Baca juga: Waspada Cuaca Ekstrem! Usai Banjir di Bali Kini Bencana Tanah Longsor Terjadi di Banyumas Jateng

Kepala Basarnas Pos SAR Cilacap, M Abdullah menjelaskan, longsoran besar yang terjadi pada Kamis malam menyapu area seluas kurang lebih 32.000 meter persegi. "Untuk ketinggian bukit ini data di kami sampai dengan 60 meter. Luncuran itu, kalau kami lihat dari titik awal terjadinya longsoran sampai ke sini, sekitar 540 meter," ujar Abdullah saat memberikan keterangan kepada Tribun, Jumat (14/11/2025).

Menurutnya, arah longsoran tidak mengikuti aliran sungai seperti yang lazim terjadi pada bencana tanah longsor. "Kalau saya lihat malah bukan mengikuti alur sungai, tapi mengikuti alur rendahnya vegetasi alam. Jadi kalau kita lihat tadi ada genangan, itu malah ada sungai yang terlewati," jelasnya.

Untuk mendistribusikan alat berat ke titik pencarian, tim penyelamat menghadapi hambatan besar. Di sektor A, kata Abdullah, akses utama hanya dapat ditempuh dengan melewati sungai.

Selain itu, kondisi tanah yang sangat labil menambah risiko tinggi bagi tim.​ "Yang pertama aksesnya harus melewati sungai, tanahnya labil. Yang kedua, kalau lewat jalan raya ke sini, ini turunannya tajam, membahayakan pengemudi yang membawa alat berat dari atas," ujarnya.

Akibat medan sulit, pergerakan alat berat pun terpaksa diatur ulang. "Alat berat saat ini di sektor B ada pergeseran ke sektor A," ujarnya.

Basarnas melakukan operasi pencarian dan evakuasi di dua sektor besar. Sektor A berada di sisi kanan area longsor. Sektor B berada di bagian bawah area longsor.

Lebih rinci, Sektor B dibagi menjadi tiga worksite atau titik pencarian, sedangkan Sektor A dibagi menjadi dua titik pencarian.

Pembagian tersebut dilakukan untuk mempercepat jangkauan evakuasi mengingat luasnya area terdampak dan kedalaman material longsor.

Abdullah menegaskan, selain akses, ketebalan tanah menjadi hambatan utama dalam proses pencarian korban, karena memungkinkan korban tertimbun dalam lapisan tanah yang sangat dalam.

Baca juga: Sedihnya Wardi Saat Lihat Boneka Terkubur Longsor: Itu Boneka yang Suka Dipeluk Maya

Sementara itu Ahli Geologi dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Yogi Adi Prasetya ST, MSc mengatakan bencana tanah longsor di dua dusun Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah masuk kategori longsoran kompleks. Longsor tersebut berpotensi menimbulkan pergerakan susulan selama musim hujan.

Yogi mengatakan, hasil analisis sementara menunjukkan, longsor Cibeunying merupakan perpaduan antara longsoran translasi yang kemudian berkembang menjadi aliran puing (debris flow). Dikatakannya, hal ini terlihat dari pola penyebaran material dan kondisi geologi di titik bencana.

Di mana, luas area terdampak longsor mencapai sekitar 32.000 meter persegi dengan luncuran material yang memanjang hingga 540 meter dari titik awal longsoran. "Memang harus dipastikan di lapangan. Tetapi, ciri-cirinya sangat jelas mengarah pada longsoran kompleks," katanya.

Kemudian, material bergerak tidak mengikuti alur sungai namun justru mengikuti jalur cekungan dan vegetasi alami, menunjukkan massa tanah telah terfluidisasi dan bergerak mengikuti topografi terendah.

Selain itu, kemiringan bukit mencapai sekitar 60 meter serta kondisi tanah yang sangat labil, serta ketebalan deposit material menjadi faktor penyebab energi gerakan sangat besar dan semakin memperkuat dugaan terjadi longsor bertingkat yang memadukan lebih dari satu mekanisme geologi.

Dengan karakteristik tersebut, Yogi mengatakan, potensi longsor susulan masih sangat tinggi.

"Prioritas utama saat ini adalah keselamatan warga, monitoring pergerakan lereng, serta pengaturan drainase sementara untuk mengurangi tekanan air dalam tanah," jelasnya.

Baca juga: Ragam Kisah Korban Longsor Cilacap: Ada yang Tertindih Motor hingga Heroiknya Ayah Selamatkan Anak

Ia juga mengingatkan warga yang bermukim di sekitar zona lereng maupun jalur luncuran agar tetap menjauhi area terdampak hingga evaluasi geoteknik selesai.

 

Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul 'Mengapa Longsor Cibeunying Berdampak Besar, Tipe Pergerakan tak Biasa' 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved