Sabtu, 23 Agustus 2025

Rudal Canggih Nan Mematikan Ternyata Berteknologi Sederhana

Bagian utama adalah roket konvensional berhulu ledak ukuran kecil. Kedua, sistem kendali yang dipasang di kepalanya.

Editor: Hendra Gunawan

McLean berpikir, kenapa mesti repot-repot melumuri sasaran dengan gelombang radar, jika buruannya telah dengan sendirinya memancarkan gelombang elektromagnet yang bisa dimanfaatkan untuk penjejakan?

Yang dimaksud gelombang elektromagnet adalah gelombang yang dipancarkan radiasi infra merah dari panas cerobong keluaran gas mesin (nozzle).

rudal tomahawak

Tomahawk

Gelombang semacam ini sudah cukup memadai untuk dijejak sensor infra merah. Tak terkecuali mesin dari pesawat siluman sekali pun. Sistem penjejak panas bahkan tetap bisa menyasar pesawat yang berlindung di balik awan.

Inti dari sistem penjejak AIM-9 Sidewinder hanyalah sebuah komponen elektrik mungil bernama sel fotovoltaik atau yang biasa kita kenal sebagai solar-cell, dan pemindai gelombang inframerah, yang keduanya ada di bagian kepala rudal.

Solar-cell bukan lah barang baru. Komponen elektrik ini lazim digunakan sebagai komponen utama pemanas air dan pembangkit listrik tenaga surya.

Rudal Tomahawk Kian Terasah Tajam dan Makin Pintar

Cara kerja sistem penjejak AIM-9 Sidewinder pun sebenarnya tidak rumit. Tak lama setelah saklar diaktifkan, sistem penjejak akan bergerak dan berorientasi melihat obyek-obyek bergerak yang ada di depan pesawat.

Di dalam sistem penjejak ini, solar cell yang tertanam di belakang pemindai gelombang inframerah akan memetakan obyek-obyek bersuhu ekstrem yang ada di hadapannya, dalam jarak beberapa kilometer.

Bayangan obyek-obyek tersebut diarahkan masuk ke sistem pemindai infra merah lewat dua cermin cekung yang disusun seperti teleskop Cassegrainian. Fisik pemindai infra-merah sendiri tak lebih dari sebuah cermin bundar bercorak bening-gelap yang bisa berputar.

Corak bening-gelap ini sendiri adalah trik untuk memastikan posisi dan profil obyek yang sedang dilihat.

Lewat pindaian gelap-terang, obyek dengan panas dominan akan segera diteruskan ke solar cell, yang selanjutnya akan diproses perangkat elektronik di belakangnya sebagai sasaran tembakan.

Penjejakan sasaran sendiri baru akan dimulai setelah penerbang mengunci (locked-on) sasaran. Lewat kabel khusus, obyek-obyek yang “dilihat” rudal akan segera diteruskan ke layar monitor dasbor kokpit agar bisa dipilah-pilah oleh penerbang.

Ketika mengunci sasaran, sinyal listrik dari sasaran terpilih inilah yang selanjutnya akan diolah dan dijadikan pulsa listrik penggerak sistem autopilot rudal.

Di saat yang sama, perangkat elektronik rudal akan aktif mengikuti sasaran, kemana pun bergerak. Dalam ranah elektronika dasar, “proses mengikuti sasaran” akan dikerjakan dengan mudah oleh sistem elektronik berbasis sistem logika.

Halaman
123
Sumber: Angkasa
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan