Senin, 25 Agustus 2025

Matahari di Atas Kabah

5 Cara Menentukan Arah Kiblat Salat dengan Tepat, Hari Ini Matahari di Atas Ka'bah Pukul 16.27 WIB

Inilah lima cara menentukan arah kiblat secara tepat dan akurat sebab matahari akan berada di atas Kabah mulai Selasa (14/7/2020).

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
ISTIMEWA
Matahari tegak lurus di atas Kabah - 5 Cara Menentukan Arah Kiblat Salat dengan Tepat, Hari Ini Matahari di Atas Ka'bah Pukul 16.27 WIB 

Agus mengatakan, rashdul qiblah atau a’dham adalah momen yang tepat untuk mengecek arah kiblat salat umat Muslim, yakni dengan menyesuaikan sudut arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda saat rashdul qiblah.

Arah kiblat adalah salah satu prasyarat dalam menjalankan ibadah salat.

Sebab syarat sah dalam menunaikan kewajiban bagi umat Islam ialah berdiri menghadap kiblat.

Bagi mereka yang tinggal di Mekkah, tidak terlalu sulit untuk menentukan arah kiblat, sebab di situlah letak Kabah berada.

Dipaparkan oleh BMKG, berdasarkan data astronomi, pada saat fenomena alam a’dham atau rashdul qiblah terjadi, posisi lintang Kabah yang lebih kecil dari nilai deklinasi (sudut) maksimum matahari.

Hal ini menyebabkan matahari dapat melewati Ka’bah sehingga pengukuran arah kiblat akan lebih akurat jika dibandingkan dengan metode lain, seperti menggunakan kompas atau GPS.

Untuk mengecek kembali arah kiblat dapat menggunakan sebuah batang.

"Kita bisa mencoba mengukur dengan menancapkan tiang pada permukaan tanah yang datar."

"Kalau misalkan ada bayangan, maka dari bayangan tiang itu sampai ke tiang adalah arah kiblatnya," kata Kepala Bidang Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Hendra Suwarta, Selasa (26/5/2020).

"Jadi kalau tiang kita tancapkan, kemudian ada bayangan berkat sinar matahari. Nah, dari titik bayangan yang di tanah itu sampai ke tiang, itulah arah kiblat kita. Itu yang tepat," katanya lebih lanjut.

Jika arah kiblat yang ditentukan dari arah bayangan tiang tersebut berbeda dengan arah kiblat di masjid, maka masyarakat, cukup memiringkan arah sajadah sesuai dengan arah yang ditentukan dari bayangan tersebut.

"Jadi kalau memang ada penyimpangan agak melenceng sedikit, masjidnya, bukan berarti masjidnya harus dirobohkan. Tidak. Hanya sajadah saja dimiringkan dengan kondisi bayangan yang kita lihat besok itu," katanya.

Namun, jika matahari tidak terlihat sehingga tidak bisa memunculkan bayangan, masyarakat bisa menentukan arah kiblatnya dengan menggunakan aplikasi arah kiblat.

"Kalau di aplikasi menggunakan perhitungan manusia. Hitung-hitungannya itu diketahui dari koordinat di Ka’bahnya dan koordinat di tempat kita, masjid kita."

"Nah, arah koordinat itu bisa dihitung antara koordinat itu bisa dihitung dengan rumusan," kata Hendra.

"Itu aplikasi dari rumusan yang dihitung manusia. Walaupun koreksinya memang tidak terlalu besar, tetapi sudah bisa benar."

"Hanya saja kalau mau lebih mantap bisa dengan menggunakan alam karena Allah SWT yang tentukan," katanya.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Renald/Gilang/Hendra Gunawan)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan