Senin, 8 September 2025

Puncak Hujan Meteor Draconid Terjadi Sore Ini, Dapat Disaksikan Tanpa Alat Bantu

Langit akan menampilkan fenomena Hujan Meteor Draconid. Puncaknya dapat disaksikan pada hari ini, Jumat (8/10/2021). Berikut penjelasannya.

Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AFP
Simak penjelasan mengenai Hujan Meteor Draconid. Puncaknya terjadi hari ini, Jumat 8 Oktober 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Simak penjelesan mengenai Hujan Meteor Draconid.

Langit akan menampilkan fenomena Hujan Meteor Draconid.

Menurut informasi pada akun Instagram resmi @pussainsa_lapan, Hujan Meteor Draconid sudah aktif sejak 6 Oktober 2021.

Namun, puncak Hujan Meteor Draconid dapat disaksikan pada hari ini, Jumat (8/10/2021) pukul 16.00 WIB/17.00 WITA/18.00 WIT.

Fenomena Hujan Meteor Draconid ini dapat disaksikan dengan mata telanjang, atau tanpa alat bantu.

Baca juga: Fenomena Alam Bulan Oktober: Hari Tanpa Bayangan Dapat Dilihat di Pulau Jawa, Ini Waktunya

Baca juga: BMKG Wanti-wanti Cuaca Ekstrem 10 Hari ke Depan, Imbas Peralihan Musim

Lantas, apa itu Hujan Meteor Draconid?

Dikutip dari EarthSky, Hujan Meteor Draconid tidak seperti kebanyakan hujan meteor.

Pasalnya, Hujan Meteor Draconi hanya muncul dalam waktu yang pendek.

Titik pancaran Hujan Meteor Draconid hampir bertepatan dengan kepala konstelasi Draco the Dragon di langit utara.

Itu sebabnya Draconid paling baik dilihat dari Belahan Bumi Utara.

Hujan Meteor Draconid adalah keanehan yang nyata, di mana titik pancaran berdiri tertinggi di langit saat hari mulai gelap.

Itu artinya, tidak seperti banyak hujan meteor, Draconid cenderung terjadi di malam hari daripada di pagi hari setelah tengah malam.

Terjadinya Hujan Meteor Draconid

Mengutip dari NASA, Hujan Meteor Draconid terjadi ketika Bumi bertabrakan dengan serpihan puing yang ditumpahkan oleh komet periodik 21P/Giacobini-Zinner (dan itulah sebabnya hujan ini dulu disebut Giacobinid).

Komet ini memiliki orbit sepanjang 6,5 tahun yang secara berkala membawanya ke dekat Jupiter.

Komet 21P/Giacobini-Zinner dan Messier 37, tampak seperti titik kabur kecil
Komet 21P/Giacobini-Zinner (kiri atas), bersama Messier 37 (gugus bintang, kanan bawah). Komet tampak seperti titik kabur kecil.

Biasanya, para ahli dinamika selestial akan mengharapkan gravitasi planet yang kuat untuk menyebarkan apa pun di sekitarnya ke dalam orbit yang bervariasi dan tidak dapat diprediksi.

Namun, mereka percaya bahwa aliran partikel, yang dikeluarkan pada tahun 1900, sebagian besar masih utuh.

Meteor-meteor itu tampaknya bergerak dari titik dekat kepala Draco the Dragon, sebuah konstelasi yang terlihat sepanjang tahun bagi kebanyakan orang dengan pemandangan langit utara.

Komet mengorbit matahari setiap 6,6 tahun sekali, meninggalkan sulur-sulur debu di belakangnya.

Tahun ini Bumi menemukan tiga atau empat sulur ini.

Baca juga: Info Cuaca BMKG Sabtu 9 Oktober 2021: Hujan Lebat Akibat Cuaca Ekstrem di 14 Wilayah

Baca juga: Peringatan Dini Gelombang Tinggi BMKG, Jumat 8 Oktober 2021: Laut Cina Selatan Capai 4-6 Meter

Biasanya hujan meteor Draconid menghasilkan tidak lebih dari 10 hingga 20 meteor per jam pada puncaknya.

Namun, spesialis meteor memperkirakan bahwa tingkat Draconid tahun ini bisa mencapai 600 per jam.

Puncak Hujan Meteor Draconid tahun ini hanya berlangsung beberapa jam.

Waktu Terbaik Melihat Hujan Meteor Draconid

Masih mengutip dari EarthSky, Hujan Meteor Draconid paling baik dilihat di sore hari, bukan sebelum fajar.

Hal ini karena titik pancaran paling tinggi di langit Oktober saat malam tiba.

Saat malam berlalu, titik pancaran akan tenggelam lebih rendah di langit.

Meteor-meteor ini terbang ke segala arah melalui langit berbintang.

(Tribunnews.com/Yurika)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan