Jumat, 29 Agustus 2025

Fosil Tengkorak Nenek Moyang Manusia Berusia 240 Ribu Tahun Ditemukan dalam Lorong Gua Sempit

Tengkorak yang terfragmentasi tersebut disebut Leti, ditemukan jauh di dalam sistem gua Bintang Baru Afrika Selatan

Editor: Eko Sutriyanto
Live Science
Tengkorak terfragmentasi disebut Leti, yang ditemukan jauh di dalam sistem gua Bintang Baru Afrika Selatan. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja Sigit Widya 

TRIBUNNEWS.COM, AFRIKA -  Ilmuwan menemukan fosil tengkorak nenek moyang manusia berusia 240 ribu tahun.

Fosil itu ditemukan di lorong gua sempit selebar 15 sentimeter.

Seperti dikutip Tribunjogja.com dari Live Science, Selasa (9/11/2021), tengkorak yang ditemukan merupakan anak Homo naledi.

Tengkorak yang terfragmentasi tersebut disebut Leti, ditemukan jauh di dalam sistem gua Bintang Baru Afrika Selatan.

Kenapa tengkorak berukuran kecil itu bisa berakhir di bagian gua yang begitu terpencil dan sempit adalah sebuah misteri.

Ilmuwan menduga, Leti bisa terselip di lorong gua nan gelap lantaran sengaja dikubur pada zaman nenek moyang.

Sekadar informasi, Leti adalah kependekan dari Letimela atau berarti "Yang Hilang" dalam bahasa Setswana di Afrika Selatan.

Baca juga: Perang di Etiopia Picu Ketakutan di Kenya dan Sudan Selatan

Leti mungkin hidup antara 241 ribu hingga 335 ribu tahun lalu merujuk usia sisa-sisa lain yang ditemukan di gua tersebut.

Menurut para ilmuwan, fragmen fosil milik sekitar 24 individu Homo naledi telah ditemukan di sistem gua itu sejak 2013 lalu.

 Fosil pertama nenek moyang manusia tersebut ditemukan di tempat yang sekarang dikenal sebagai Dinaledi Chamber.

Satu-satunya jalan masuk ke sana adalah sebuah patahan vertikal setinggi 12 meter yang dikenal sebagai The Chute.

Sejauh ini, ahli geologi dan penjelajah tidak menemukan bukti pintu masuk alternatif ke lorong-lorong sempit dan terpencil itu.

Tengkorak kecil Leti ditemukan berserakan, berkeping-keping di rak batu kapur sekitar 80 sentimeter di atas lantai gua.

Baca juga: Terus Bungkam, Sekretariat Menwa UNS Dipenuhi Poster Tuntutan Keadilan untuk GE: Kapan Keluar Goa

"Ditemukan di jaring laba-laba di lorong sempit," kata Maropeng Ramalepa, anggota tim eksplorasi, kepada Live Science.

Daerah itu hampir tidak dapat dinavigasi oleh penambang gua berpengalaman dengan peralatan modern sekalipun.

Tidak ada pula bukti bahwa hewan membawa tulang Homo naledi ke dalam gua lantaran tidak ada bukti pemangsaan.

Tulang-tulang tersebut tampaknya ditempatkan di dalam gua, tidak dicuci, karena tidak ditemukan bercampur dengan sedimen.

Ada kemungkinan, lebih dari 240 ribu tahun lalu, nenek moyang manusia berotak seukuran jeruk sengaja memasuki gua.

Mereka mungkin masuk via saluran vertikal menyempit hingga 18 sentimeter di beberapa tempat dan meletakkan mayat.

Para ilmuwan menyatakan, tidak ada alat atau artefak yang ditemukan di samping fosil sistem gua Bintang Baru Afrika Selatan.

Ada tanda hewan memasuki gua, di luar dua spesimen babun remaja, tetapi satu di antaranya jauh lebih tua dari Homo naledi.

"Homo naledi hidup bersamaan dengan Homo sapiens," ujar John Hawks, antropolog di University of Wisconsin-Madison.

Penjelajahan ke dalam gua menunjukkan bahwa mereka termasuk manusia modern, lebih cerdas, dan tahu penerangan.

Berdasarkan data museum Smithsonian, Homo naledi berjalan tegak bertinggi 1,44 meter, dan berbobot 40-56 kilogram.

Baru kali pertama ini para ilmuwan berhasil menemukan tulang kotak tengkorak atau tempurung kepala serta enam gigi.

Baca juga: Jasad Pria Ditemukan Nyaris Tinggal Tengkorak di Kampar, Diduga Sudah Meninggal 3 Pekan Lalu

Tulang-tulang dan gigi-gigi itu ditemukan selama penjelajahan lorong-lorong sempit berliku-liku di sekitar Dinaledi Chamber.

Para ilmuwan memetakan 316 meter lorong-lorong itu, mencari bukti jalur atau cara lain untuk masuk ke dalam ruangan itu.

"Banyak penghalang dan celah selebar kurang dari 30 sentimeter," timpal arkeolog Marina Elliott dari Simon Fraser University.

Para ilmuwan menemukan lebih banyak fosil di labirin bawah tanah tersebut, termasuk bukti kedua dari babon remaja.

Tengkorak Leti diawetkan, sebagian dipecah menjadi 28 fragmen, untuk direkonstruksi guna mengungkapkan bukti-bukti.

Sesuai hasil rekonstruksi, ukuran tengkorak menunjukkan bahwa otak Leti memiliki volume antara 480-610 sentimeter kubik.

"Temuan itu memberi kita wawasan tentang semua tahap kehidupan spesies yang luar biasa," kata antropolog Juliet Brophy.

Setelah nenek moyang manusia berusia 240 ribu tahun ditemukan di lorong gua sempit, akankah terkuak fakta mengejutkan? (Tribunjogja)

Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Nenek Moyang Manusia Berusia 240 Ribu Tahun Ditemukan di Lorong Gua Sempit

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan