Jumat, 31 Oktober 2025

Mikroplastik di Air Hujan

Menteri LH & Gubernur DKI Jakarta Tawarkan Solusi untuk Hujan Mengandung Mikroplastik di Jabodetabek

Penelitian BRIN tentang air hujan mengandung mikroplastik di Jabodetabek ditangggapi Menteri Lingkungan Hidup dan Gubernur DKI.

Harian Warta Kota/henry lopulalan
HUJAN MIKROPLASTIK - Pengguna kendaraan bermotor melintasi genangan air sehabis hujan yang menguyur kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Selatan. Penelitian BRIN tentang air hujan mengandung mikroplastik di Jabodetabek ditangggapi Menteri Lingkungan Hidup dan Gubernur DKI. 
Ringkasan Berita:
  • Riset BRIN menemukan air hujan di wilayah Jabodetabek mengandung mikroplastik.
  • Temuan ini berdasarkan penelitian sejak 2022.
  • Menteri Lingkungan Hidup (LH) dan Gubernur DKI bereaksi dan melontarkan solusi atas temuan ini.

 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan air hujan di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) mengandung mikroplastik, berdasarkan penelitian sejak 2022.

Mikroplastik yang ditemukan berupa serat sintetis dan fragmen kecil dari polimer seperti poliester, nilon, dan polietilen, yang berasal dari debu jalan, asap, dan aktivitas industri.

Baca juga: Riset BRIN Ungkap Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya terhadap Satwa Liar

Partikel ini terbawa angin lalu turun bersama hujan melalui proses atmospheric microplastic deposition.

Temuan ini menimbulkan kekhawatiran karena mikroplastik dapat masuk ke tubuh manusia dan berpotensi membahayakan kesehatan.

Namun, BRIN menyatakan bahwa penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Menteri LH Tawarkan Solusi 

Temuan itu pun menjadi perhatian Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq dan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

Secara terpisah, keduanya mengungkapkan solusi untuk mengatasi fenomena tersebut.

Menteri Hanif mengatakan, selama ini sampah yang dikumpulkan di Jabodetabek hanya ditimbun di tempat pembuangan akhir (TPA), tanpa diberi penutup.

Sampah-sampah tersebut kemudian terurai saat cuaca panas dan hujan sehingga bisa mencemari lingkungan.

Sebagai solusinya, ia mendorong pembangunan fasilitas pengelolaan sampah agar bisa berubah menjadi sumber energi baru (waste to energy) di berbagai daerah sekitar Jakarta.

Namun sayangnya langkah tersebut masih terkendala ketersediaan lahan.

“Bekasi sudah jadi target waste of energy. Kemudian Tangerang juga waste of energy, Bogor juga waste of energy. Jadi Jakarta juga target, tapi sampai hari ini tanahnya belum siap,” ucapnya di kompleks DPR RI, Jakarta Selatan, Selasa (21/10/2025).

 

Respon Gubernur DKI

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) melakukan pendalaman pada temuan itu.

Kepala Dinas LH DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, pihaknya saat ini tengah berkoordinasi dengan BRIN untuk memperluas pemantauan mikroplastik dalam udara dan air hujan.

Hasil ini diharapkan dapat menjadi dasar kebijakan yang lebih kuat dalam pengendalian polusi plastik di udara.

Pihaknya juga memperkuat pengendalian sampah plastik dari hulu hingga hilir, meliputi regulasi kantong belanja ramah lingkungan, perluasan bank sampah dan program daur ulang komunitas, serta kampanye publik “Jakarta Tanpa Plastik di Langit dan Bumi”.

Pemprov DKI juga mengajak dunia usaha, lembaga riset, dan komunitas lingkungan untuk bersama memperkuat aksi nyata pengurangan plastik dan inovasi daur ulang.

“Kami terbuka untuk kolaborasi riset, teknologi filtrasi, hingga pengembangan produk ramah lingkungan. Upaya menjaga langit bersih dari mikroplastik adalah tanggung jawab bersama,” tutur Asep dikutip di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved