Ini 10 Ucapan Hari Ayah yang Cocok Dibagikan ke Instagram, Facebook dan WhatsApp
Hal kecil seperti mengirimkan ucapan selamat hari ayah ini bisa kamu coba. Ini 10 ucapan yang cocok buat Instagram, Facebook dan WhatsApp.
Penulis:
Bunga Pradipta Pertiwi
Editor:
Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Di Indonesia, Hari Ayah Nasional dirayakan pada tanggal 12 November.
Selain Indonesia, ada lebih dari 75 negara lain yang juga merayakannya.
Ternyata, Hari Ayah Nasional baru dideklarasikan pada tahun 2010 lalu oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) lho.
Seperti perayaan pada umumnya, Hari Ayah Nasional juga bertujuan untuk menghargai jasa dan kerjakeras ayah yang sudah berjuang untuk keluarganya.
Baca: Ucapkan Selamat Hari Ayah Nasional, Ini Harapan Gita Gutawa kepada Erwin Gutawa
Bagi kamu yang sedang merantau, ngga ada salahnya kok sekedar memberikan ucapan lewat pesan singkat.
Ini nih, 10 ucapan selamat Hari Ayah Nasional yang sudah dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.
Cocok buat update di Instagram, Facebook maupun WhatsApp:
1. "Dia adalah orang pertama Adzankan kita. Dia yang pertama geisah, dia orang pertama yang tersenyum pda kita, dialah ayah kita, hanya satu di dunia."
2. "Saat dia lelah dan ingin mundur karena satu alasan, ayah selalu mingingat 1000 alasan yang membuatnya berjuang. Keluarga, selalu menjadi prioritasnya."
3. "Ayah mungkin tak banyak bicara dan terlihat cuek. Tapi setiap ayah punya cara tak terduga sendiri yang tak pernah terpikirkan oleh kita."
4. "Kini ku berjanji untuk semua kerja kerasmu. Ku berikan untuk semua kasih sayangmu. Dan ku berjanji untuk ketulusan hatimu. Bahwa aku akan selalu menjagamu. Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku. Terima kasih Ayah untuk semua kasih sayangmu."
5. "Terimakasih Ayah, atas jasa dan pengorbananmu, aku yang tadinya tak tahu apa-apa kini menjadi seorang yang berguna di masyarakat."
6. "Aku hanya bisa mendoakanmu Ayah, maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu semasa hidup. Semoga kita bisa bertemu lagi di keabadian."
7. "Kini ku berjanji untuk semua kerja kerasmu. Ku berikan untuk semua kasih sayangmu. Dan ku berjanji untuk ketulusan hatimu. Bahwa aku akan selalu menjagamu. Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku. Terima kasih ayah untuk semua kasih sayangmu."
8. "Ayah, jauh darimu selalu membuat hatiku tak menentu. saat bersamamu memang tak pernah bisa digantikan oleh siapapun. Ayah, aku rindu."
9. "Aku bersyukur dilahirkan sebagai anakmu. Maafkan aku jika belum bisa membuatmu bangga."
10. "Tak akan ada yang bisa menggantikan pengorbananmu ayah, aku hanya bisa berjanji mengupayakan apa yang engkau pinta. Aku yakin tak ada kata terlambat, doamu akan membimbingku."
Perlu diketahui, peringatan Hari Ayah di setiap negara berbeda-beda.
Negara-negara di Eropa timur tengah memperingatinya tanggal 19 November.
Sedangkan negara-negara di Amerika memperingati Hari Ayah setiap hari minggu pekan ketiga di bulan Juni.
Baca: Rayakan Hari Ayah Nasional 12 November dengan Nonton 5 Film Indonesia Ini!
Selain itu, hadihilah ayahmu dengan hal-hal kecil seperti membuatkan kopi, memijit penggung ayah yang kelelahan atau masak makanan kesukaan ayah bisa kamu lakukan. (*)
(Tribunnews.com / Bunga)
Rayakan Hari Ayah Nasional 12 November dengan Nonton 5 Film Indonesia Ini!
Jika hari ibu jatuh pada tanggal 22 Desember, lalu kapan kah hari ayah nasional?
Sayangnya, tak banyak yang tahu bahwa hari ayah nasional jatuh pada 12 November.
Sebagai kepala keluarga, ayah punya tanggung jawab yang besar untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Tak perlu perayaan yang mewah, hal kecil seperti nonton film bersama pun bisa jadi pilihan yang tepat untuk mengungkapkan terimakasihmu pada ayah.
Baca: Menilik Sejarah Hari Ayah yang Diprakarsai oleh Para Ibu
Nah, berikut ini 5 film Indonesia bertema tentang perjuangan ayah:
1. Meet Me After Sunset (2018)
Sosok Gadis (Agatha Chelsea) adalah seorang remaja perempuan yang berbeda dari kebanyakan.
Ia hanya bisa beraktivitas di malam hari dan juga hanya memiliki seorang sahabat yang bernama Bagas.
Muncullah, Vino (Maxime Bouttier) merupakan seorang anak yang baru saja pindah dari Jakarta yang menjadi tetangga Gadis.
Ayah Gadis sangat posesif karena Gadis menderita penyakit xeroderma pigmentosum (XP) yang mana ia tidak bisa terkena sinar ultraviolet dari matahari.
Namun perlahan sifat keras sang ayah luluh berkat Vino.
Banyak hal baru yang dialami Gadis sejak kehadiran Vino, tanpa Gadis sadari yang mereka lakukan malah membahayakan nyawa Gadis.
Film garapan Danial Rifki ini mengajarkan kita bahwa setiap ayah tahu yang terbaik untuk anaknya.
2. Sabtu Bersama Bapak (2016)
Film garapan Monty Tiwa berdurasi 1 jam 51 menit ini bercerita tentang Gunawan (Abimana Aryasatya) yang sedang sakit keras.
Mengetahui bahwa hidupnya tak akan lama lagi karena mengidap penyakit parah, Gunawan merekam beberapa video yang berisikan pesan-pesan kepada anak-anaknya.
Dan video tersebut hanya diputarkan oleh Ibunya, Itje (Ira Wibowo) setiap hari sabtu.
Kehidupan Itje, Satya (Arifin Putra) dan Cakra (Deva Mahenra), berlanjut.
Mengikuti pesan sang bapak, Satya terlalu kaku dengan pemikirannya dan berjarak dengan sang istri.
Hal yang sama juga dilakukan Cakra.
Ia fokus bertahun-tahun menngumpulkan uang sehingga lupa menyiapkan diri untuk mencari pasangan.
Baca: Ayah Pukul Bayinya karena Tak Berhenti Menangis, Korban Alami Cacat Permanen
Itje menyimpan sebuah rahasia, dan tidak ingin kedua anaknya tahu.
Film ini merupakan adaptasi dari novel Adhitya Mulya yang berjudul sama.
3. Ayah Menyayangi Tanpa Akhir (2015)
Kisah Juna (Fedi Nuril) pria keturunan ningrat Jawa, jatuh cinta pada gadis Jepang, Keisha (Kelly Tandiono).
Ia harus berjuang keras agar cintanya disetujui oleh pihak keluarga.
Kekuatan cinta Juna mampu menerobos benteng perbedaan.
Mereka resmi menjadi pasangan suami-istri.
Keduanya dikaruniai seorang anak bernama Mada (Naufal).
Di malam kelahiran Mada, Juna harus merelakan kepergian Keisha untuk selamanya.
Juna menjaga dan merawat sang buah hati dengan penuh kasih sayang.
Sekali lagi Juna dihadapkan pada cobaan berat, Mada terkena penyakit mematikan.
Juna akan kehilangan Mada untuk selamanya.
Ditulis oleh Ivan Ismail, dari adaptasi novel garapan Kirana Kejora dengan judul yang sama.
4. Tampan Tailor (2013)
Film ini mengisahkan hidup Topan (Vino G Bastian) dan anaknya Bintang (Jefan Nathanio).
Topan bekerja sebagai seorang penjahit, dan baru saja kehilangan istrinya.
Penderitaan Topan tak cukup sampai di situ, ia juga kehilangan toko jahitnya.
Himpitan ekonomi membuat Bintang nyaris kehilangan masa depan karena dikeluarkan dari sekolah.
Baca: Hadiri Premier Film A Man Called Ahok, Daniel Mananta Ajak Sang Istri
Tapi Topan tidak pernah kehilangan harapan.
Dengan bantuan sepupunya, Darman, Topan mulai menjajal segala pekerjaan untuk terus menyambung hidup.
Semangat Topan yang luar biasa ini, memikat hati Prita, gadis penjaga kios di samping stasiun kereta.
Dan, dengan bantuan Prita pula, akhirnya Topan dapat kembali bangkit dan mengembalikan semua mimpinya.
Film yang mengajarkan kepada kita, Anda boleh kehilangan segalanya, tapi Anda tidak boleh kehilangan harapan.
Berdurasi 1 jam 40 menit, film garapan Guntur Soehardjanto cocok untuk ditonton bersama keluarga.
5. Ayah Mengapa Aku Berbeda? (2011)
Angel (Dinda Hauw) , tunarungu, tidak pernah menyerah untuk membuktikan bahwa ia terlahir ke dunia ini dengan tujuan yang diberikan Tuhan.
Ia terus berjuang meraih impiannya untuk membahagiakan sang ayah, setelah ibunya meninggal saat melahirkan dirinya.
Mula-mula Angel harus berjuang untuk belajar bahasa tangan yang juga dengan susah payah bisa dikuasai oleh ayah dan neneknya.
Setelah neneknya meninggal, Angel hanya memiliki ayahnya (Surya Saputra) sebagai teman bicara.
Baca: Jumlah Penonton A Man Called Ahok Dibandingkan dengan Film Hanum Rais - Anak Jokowi Angkat Bicara
Karena pintar, guru-guru sekolah luar biasa menyarankan Angel untuk sekolah umum.
Ayah memutuskan pindah ke kota besar sehingga Angel kelak dapat tumbuh di lingkungan yang lebih terbuka.
Diawali dengan penolakan, akhirnya ada sekolah yang mau menerima Angel sebagai murid.
Dunia berubah ketika ia harus bergaul dan hidup dengan orang-orang normal di sekolahnya.
Ia tidak diterima oleh sebagian teman-temannya karena dianggap cacat.
Ia hanya memiliki satu orang sahabat bernama Hendra.
Film garapan Findo Purwono berdurasi 90 menit ini menunjukkan kepada kita perjuangan seorang ayah yang pantang menyerah untuk anaknya. (*)
(Tribunnews.com / Bunga)