Senin, 8 September 2025

5 Fakta Pemukulan Mahasiswi di Samarinda, Pelaku Berniat Mencuri Uang Rp 15 Ribu untuk Makan

Viral video pemukuan seorang mahasiswi di Samarinda saat sedang shalat, berikut 5 faktanya, pelaku berniat mencuri uang Rp 15 ribu untuk makan.

Tribun Kaltim/Nevrianto Herdi P
Viral video pemukuan seorang mahasiswi di Samarinda saat sedang shalat, berikut 5 faktanya, pelaku berniat mencuri uang Rp 15 ribu untuk makan. 

TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini, warga Samarinda dihebohkan dengan beredarnya video pemukulan mahasiswi saat sedang shalat di masjid.

Aksi pemukulan yang terekam CCTV itu terjadi Jumat (28/12/2018), sekitar pukul 14.40 Wita, di Masjid Al Istiqomah, Jalan P. Antasari, Sei Kunjang, Samarinda.

Rekaman CCTV tersebut berdurasi 3 menit 15 detik dan tersebar luas di media sosial.

Dalam video tersebut terekam seorang perempuan yang belakangan diketahui bernama Merissa Ayu Ningrum (20), seorang mahasiswi sedang menjalankan ibadah shalat.

Tiba-tiba, dari arah belakang, muncul pria tidak dikenal langsung memukul korban di bagian kepala menggunakan balok.

Tidak hanya sekali, saat korban telah tersungkur ke lantai, pria tersebut kembali melayangkan pukulan ke arah wajah, yang membuat korban nyaris tidak sadarkan diri.

Namun, dua pukulan yang diterima korban tidak membuatnya tumbang, yang membuat pelaku akhirnya melarikan diri.

Berikut adalah fakta pemukulan seorang mahasiswi di Samarinda yang Tribunnews rangkum dari Tribun Kaltim.

1. Sebelum kejadian, korban sempat berbicara dengan pelaku

Sebelum terjadi pemukulan, Merissa mengaku sempat berbicara dengan pelaku.

Merissa mengaku pulang dari kampus seusai mengerjakan tugas, dan mampir ke masjid untuk shalat.

Ketika masuk ke masjid, dirinya telah bertemu dengan pria yang diduga sebagai pelaku pemukulan terhadap dirinya.

Bahkan, dirinya sempat bertanya kepada pria tersebut, menanyakan di mana letak toilet.

Dan, dijawab dengan ramah oleh pria tersebut, yang mengatakan toilet ada di bagian belakang masjid.

"Biasa-biasa saja orangnya, tidak mencurigakan. Saya sempat tanya di mana letak toilet, ya dijawab dan diberitahu sama dia," terangnya.

Usai dari toilet, Merissa lalu masuk ke dalam masjid guna menaruh barang-barangnya, sebelum ke tempat wudhu, guna berwudhu.

Saat itu, dirinya melihat pria tersebut sedang meminum teh.

Lalu, pria itu sempat bertanya kepada dirinya. Pertanyaan pria itu tidak juga membuat dirinya curiga, dan tetap melanjutkan aktivitasnya untuk menjalankan ibadah shalat.

"Dia nanya, apakah saya sendirian saja, ya saya jawab, sendirian saja dan mau shalat," ucapnya.

2. Terduga pelaku sudah tidur di masjid beberapa hari sebelumnya

Mukhlis (37), warga sekitar mengaku beberapa kali melihat pria yang diduga melakukan pemukulan terhadap korban.

Pria tersebut kerap duduk di dekat tempat wudhu, bahkan diketahui pria tersebut juga tidur di masjid beberapa hari terakhir ini.

"Saya lihat dia tiga harian terakhir ini, biasanya duduk di dekat tempat wudhu, pakai baju koko dan peci, persis seperti foto dan video di media sosial itu," jelas Mukhlis.

Dia menilai, pria yang diduga sebagai pelaku pemukulan itu terlihat seperti hendak menantang berkelahi orang yang melihatnya.

"Tidak pernah saya dengar dia bicara, kalau saya lihat dia, gayanya seperti mau nantang orang kelahi," ucapnya.

Pria tersebut berinisial MJ (45) warga Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Pengurus Masjid Al Istiqomah, Elansyah menjelaskan, kejadian pemukulan itu terjadi usai shalat Jumat.

"Selama kaum kami sakit, dia yang bersih-bersih, cukup rajin orangnya. Tanpa disuruh, dia bersih-bersih sendiri, komunikasi juga baik dengan kami. Karena itu kita beri makan, kadang kasih rokok," jelas Elansyah.

Bahkan, sebelum aksi pemukulan itu terjadi, pria tersebut sempat bantu-bantu menghitung uang di kotak amal.

"Jumatan juga ikut, saya juga suruh ikut bantu hitung uang shalawatan. Kenapa kami tahu identitasnya, karena setiap orang yang nginap disini (masjid) selalu kami minta identitasnya, kami foto, kami data," ungkapnya.

"Kalau saya menduga, sepertinya dia mau ambil motor korban, karena dia sempat cek parkiran, lalu mencoba melumpuhkan korban, namun gagal dan langsung melarikan diri," tutupnya.

3. Polresta Samarinda bentuk tim untuk mengejar pelaku

Guna menangkap pelaku, Polresta Samarinda membentuk tim, yang terdiri dari Satreskrim Polres dan Polsek jajaran, serta melakukan koordinasi dengan Polda Kaltim dan juga Polsek Sangasanga.

"Opsnal Reskrim dan Polsek jajaran masih bergerak untuk mencari pelaku. Dari informasi yang kita dapatkan, pelaku warga Sangasanga, tentu kita juga koordinasi dengan Polsek setempat, serta Polda Kaltim," ucap Wakasat Reskrm Polresta Samarinda, AKP Triyanto, Minggu (30/12/2018).

Tindak pidana yang dapat menjerat pelaku yakni dugaan perkara penganiyaan, serta percobaan pencurian dengan kekerasan.

Saat ini kepolisian fokus untuk menangkap pelaku terlebih dahulu.
"Keberadaanya masih kita lacak," tegasnya.

Saksi sekaligus korban telah dilakukan pemeriksaan oleh pihaknya.

Dari keterangan korban, pelaku memang hendak mencuri tas yang dibawanya, namun tidak berhasil karena korban tidak dapat dilumpuhkan oleh pelaku.

4. Korban alami gangguan mata dan telinga kiri

Merissa menjelaskan, kepala bagian belakang mengalami benjol. sedangkan mata kirinya tidak dapat melirik ke arah kiri, serta pandangannya tidak sesempurna saat sebelum kejadian itu.

Sedangkan telinga kirinya mengalami gangguan pendengaran.

"Mata kiri tidak bisa melirik ke kiri, sulit fokus dan agak kabur pandangan, kalau telinga agak sulit mendegar, seperti kemasukan air," jelasnya.

Meski demikian, Merissa mengaku tidak merasa trauma terhadap kejadian yang menimpanya itu.

Berulang kali gadis itu mengatakan bahwa dirinya tidak takut maupun trauma dengan kejadian tersebut.

"Saya tidak takut, apalagi tidak ingin shalat di masjid itu lagi. Yang khawatir itu keluarga saya, mereka trauma dengan kejadian yang menimpa saya, tapi saya tidak takut," ucap anak ke keempat dari lima bersaudara itu, Senin (31/12/2018).

Bahkan dirinya telah memaafkan perbuatan pelaku kepadanya.

Namun dirinya, terlebih keluarganya, tetap berharap pelaku segera diamankan dan menjalani proses hukum.

Ia telah membuat laporan kepolisian di Polresta Samarinda.

"Semoga segera bertaubat saja," ucapnya yang saat itu didampingi kakak pertamanya, Siska Sari Devi, dan kakak ketiganya, Arif.

5. Pelaku tertangkap dan mengaku hanya butuh uang Rp 15 ribun untuk makan

Muhammad Juhairi (45), pelaku berhasil ditangkap kepolisian Rabu (2/1/2019) sekitar pukul 14.00 Wita, di rumah adiknya, Jalan Teratai, RT 21, Sangasanga, Kutai Kartanegara.

Dia menjelaskan, dirinya melakukan aksi pemukulan itu karena butuh uang untuk makan. Dirinya pun berniat hanya ingin mengambil uang korban sebesar Rp15 ribu.

"Lapar, tidak punya uang untuk makan. Butuh Rp15 ribu saja, kalaupun dia punya uang jutaan, saya cuman ambil Rp 15 ribu saja, hanya untuk makan, tidak ada yang lain," ungkapnya.

Dia mengaku ke Samarinda untuk mencari pekerjaan, karena dirinya baru saja berhenti bekerja di perusahaan tambang batu bara yang terdapat di Sangasanga.

"Mau cari kerja, karena baru berhenti kerja sebulan lalu," jelasnya.

(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan