Rabu, 20 Agustus 2025

10 Poin Penting Penjelasan Fadli Zon soal Puisi Doa yang Ditukar

Sepuluh Poin Penting Penjelasan Fadli Zon soal Puisi Doa yang Ditukar, Sebut Dirinya Difitnah

Penulis: Umar Agus W
Tribunnews.com/Tangkapan layar Twitter @fadlizon
Sepuluh Poin Penting Penjelasan Fadli Zon soal Puisi Doa yang Ditukar 

10 Poin Penting Penjelasan Fadli Zon soal Puisi Doa yang Ditukar

TRIBUNNEWS.COM - Belum rampung soal polemik puisi Doa Yang Ditukar, kini Fadli Zon membuat klarifikasi.

Melalui akun resmi Twitternya, pada Minggu (17/2/2019), Fadli Zon memberikan penjelasan agar tak terus digoreng oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Fadli Zon juga menjelaskan dirinya telah difitnah, disebut menyerang KH Maimoen Zubair melalui puisi Doa yang Ditukar.

"Ini penjelasan tertulis sy untuk puisi “Doa yang Ditukar”, agar tdk terus digoreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan fitnah dan memanipulasi informasi. #doayangditukar"

Dalam penjelasannya tersebut terdapat sepuluh poin penting klarifikasi puisi yang berjudul Doa yang Tertukar.

Baca: Tanggapi Rumor Ahok Bakal Gantikan Maruf Amin, Andi Arief Singgung Gus Dur yang Dikudeta Megawati

Berikut ini sepuluh poin penting klarifikasi Fadli Zon soal puisi Doa yang Ditukar.

Klarifikasi Fadli Zon soal puisi Doa yang Ditukar.
Klarifikasi Fadli Zon soal puisi Doa yang Ditukar. (Twitter @fadlizon)
#1

Saya sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair, baik sebagai ulama, maupun sebagai pribadi yang santun dan ramah. beberapa kali saya bertemu dengan beliau.

Beberapa di antaranya kebetulan bahkan bertemu di tanah suci Mekah, di pesantren Syekh Ahmad bin Muhammad Alawy Al Maliki, di Rusaifah.

#2

Di tengah pembelahan dikotomis akibat situasi perpolitikan di tanah air, saya selalu berpandangan agar penilaian kita terhadap para ulama sebaiknya tidak dipengaruhi oleh penilaian atas referensi poltik mereka.

Hormati para ulama sama seperti halnya kita menghormati para guru atau orang tua kita.

Baca: 4 Fakta Kabar Ahok Gantikan Maruf Amin, Kronologi Hingga Respon Jokowi & TKN yang Laporkan Media

#3

Justru karena saya sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair, saya tidak rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas hanay demi memuluskan ambisi politik seseorang ataupun sejumlah orang.

Inilah yang telah mendorong sya menulis puisi tersebut.

Saya tidak rela ada ulama kita di begal dan dipermalukan semacam itu.

Klarifikasi Fadli Zon soal puisi Doa yang Ditukar.
Klarifikasi Fadli Zon soal puisi Doa yang Ditukar. (Twitter @fadlizon)

#4

Secara bahasa puisi yang saya tulis tidaklah rumit.

Bahasanya senagaj dibuat sederhana agar di pahami luas.

Hanya ada tiga kata ganti dalam puisi tersebut, yaitu "kau", "kami" dan "-Mu" di situ.

Apalagi dalam bait ketiga, saya memberikan atribut yang jelas mengenai siapa "kau" yang dimaksud oleh puisi tersebut.

Baca: 5 Fakta Terbaru Puisi Fadli Zon: Enggan Minta Maaf hingga Tantangan dari Gun Romli & jadi Polemik

#5

Pemelintiran seoalah kata ganti "kau" dalam puisi tersebut ditujukan kepada K.H. Maimoen Zubair jelas mengada-ngada dan merupakan bentuk fitnah.

Tuduhan tersebut bukan hanya telah membuat saya tidak nyaman, tapi juga mungkin telah membuat tidak nyaman keluarga K. H. Maimoen Zubair.

Kmai dipaksa seolah saling berhadapan, padahal di antara kali tidak ada masalah dan ganjalan apa-apa.

#6

Keluarga K. H. Maimoen Zubair, melalui putranya, K. H. Muhammad Najih Maimoen, telah memberikan penjelasan bahwa beliau meneriam klarifikasi saya bahwa kata ganti "kau" memang tidak ditujukan kepada K. H. maimoen Zubair.

Tanpa Klarifikasi dari saya pun, beliau sendiri berpandangan jika kata ganti "kau" memang ditujukan kepada orang lain, bukan Mbah Moen.

Beliau juga menjelaskan jika aksi massa yang telah menggoreng isu ii bukan berasal dari kalangan santrinya, melainkan digoreng oleh pihak luar.

#7

Sekali lagi saya sampaiakn bahwa puisi itu sama sekali tidak pernah ditujukan kepada K. H. Maimoen Zubair.

Penjelasan ini sejak dini juga telah saya sampaikan kepada Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat ia tabayun melalui akun media sosialnya.

Sudah saya jawab dengan tegas dalam tabyun bahwa kata ganti "Kau" pada puisi itu adalah "penguasa" bukan K. H. Maimoen Zubair

Baca: 4 fakta Puisi Fadli Zon Timbulkan Polemik, Gun Romli Tantang Debat Hingga Tanggapan Putra Mbah Moen

Klarifikasi Fadli Zon soal puisi Doa yang Ditukar.
Klarifikasi Fadli Zon soal puisi Doa yang Ditukar. (Twitter @fadlizon)

#8

Guru-guru saya banyak berasal dari ulama dan kyai NU, termasuk almarhum K. H. Yusuf Hasyim, putra Hadratus Syekh K. H. Hasyim Asy'ari.

Saya juga bersahabat karib dengan K. H. Irfan Yusuf dan keluarganya, yang merupakan cucu Hadratus Syekh K. H. Hasyim Asy'ari.

Begitu juga halnya dengan putera pendiri NU yang lain.

K. H. Wahab Abdullah yang merupakan putera K. H. Wahab hasbullah, adalah sahabat saya sejak puluhan tahun silam.

Saya bahkan pernah jadi Dewan Penasihat Pencak Silat NU Pagar Nusa.

Itu Sebabnya saya juga sangat menghormati NU.

#9

Itu sebabnya saya tidak pernah mendudukan para ulama dan kyai berdasarkan preferensi politiknya.

Politik mudah sekali berubah, sementara penghormatan kita kepada orang-orang alim seharusnya selalu ajeg.

#10

Dalam waktu dekat Insya Allah saya mungkin akan bersilaturahim ke K. H. Maimoen Zubair.

Meskipun puisi saya sekali lagi tidak pernah ditujukan untuk beliau, sebagai salah satu aktor politik saya ingin meminta maaf karena kontetasi politik yang terjadi saat ini mungkin telah membuat beliau dan keluarga menjadi tidak nyaman akibat gorengan orang-orang yang tak bertanggung jawab.

Demikian penjelasan tertulis yang ingin saya sampaikan.

Dr. H. fadli Zon, S.S., M.Sc

Wakil ketua DPR RI Bidang Korpolkam

Ketua Umum DPN HKTI

Munculnya Polemik Puisi Fadli Zon 'Doa yang Ditukar'
Fadli Zon dan puisi Doa yang Ditukar.
Fadli Zon dan puisi Doa yang Ditukar. (Tribunnews.com/Tangkapan layar Twitter @fadlizon)

Sebelumnya, dalam puisi yang ditulis di Parung, Bogor itu, Fadli Zon sebelumnya menyinggung soal doa yang sakral, agama yang diobral hingga kepemimpinan.

"Doa sakral, seenaknya kau begal, disulam tambal, tak punya moral, agama diobral," demikian bunyi bait pertama pada puisi Fadli Zon itu.

Puisi tersebut dituliskan Fadli Zon dalam sebuah akun twitternya yakni @fadlizon pada Minggu (3/2/2019) pukul 01.25 WIB.

Berkat tulisannya tersebut pun ramai di komentari oleh warganet termasuk beberapa tokoh Nasional.

Baca: Gerindra Ultah ke-11, Ini Komentar Fadli Zon

Salah satunya yang menjadi perhatian adalah ketika di komentari oleh Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin yang langsung menanyakan siapakah sosok 'kau' pada puisi.

Menag Lukman pun terang-terangan menanyakan sosok 'kau' pada puisi Fadli Zon adalah Kiai Maimoen Zubair?

"Pak @fadlizon Yth."

"Agar mendapatkan kejelasan, saya mohon tabayyun (klarifikasi):

apakah yg dimaksud dengan 'kau' pada puisi tsb adalah Simbah Kiai Maimoen Zubaer? #doayangditukar," tulis Menag Lukman.

 Jawaban dari Fadli Zon saat di Tanya Soal Sosok 'Kau'.

Puisi Fadli Zon (TWITTER/@fadlizon)

Fadli Zon yang juga merupakan politisi partai Gerindra tersebut langsung memberikan klarifikasi.

Fadli Zon menjawab pertanyaan dari Lukman tersebut dengan mengatakan jika Sosok kau itu adalah makelar Doa.

"Pak Lukman yb, jelas sekali bukan.

Itu itu penguasa n makelar doa." jawab Fadli Zon atas pertanyaan menteri agama tersebut.

Jawaban Fadli Zon itu pun kembali dibalas oleh Menag Lukman.

"Alhamdulillah.."

"Terima kasih sekali atas penjelasannya..," tulis Lukman.

Bahkan tak hanya menteri agama saja yang menanyakan tentang maksud Kau dari puisi Fadli Zon tersebut.

Puisi tersebut juga sebelumnya membuat Putra Mbah Moen juga memberikan tanggapannya.

Tak hanya itu saja sejumlah pihak seperti Mahfud MD hingga Gun Romli dan berbagai pihak lainnya juga memberikan respon terkait dengan puisi Fadli Zon tersebut.

Baca: Hasto Sindir Kemampuan Berpuisi Fadli Zon

(Tribunnews.com/ Umar Agus W)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan