Selasa, 19 Agustus 2025

Andi Arief Terjerat Narkoba

Profil Andi Arief, Politisi Partai Demokrat yang Ditangkap karena Narkoba

Berikut profil Andi Arief, politisi Partai Demokrat yang ditangkap karena kasus narkoba.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie
Kompas.com/Kristian Erdianto
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief. Berikut profil Andi Arief, politisi Partai Demokrat yang ditangkap karena kasus narkoba. 

Berikut profil Andi Arief, politisi Partai Demokrat yang ditangkap karena kasus narkoba.

TRIBUNNEWS.COM - Politisi Partai Demokrat, Andi Arief dikabarkan ditangkap di sebuah hotel di Slipi, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019).

Wasekjen Partai Demokrat ini ditangkap karena diduga mengonsumsi narkoba.

Sumber di kepolisian yang dihubungi Tribunnews hanya menjawab singkat ketika dimintai komentarnya.

"Iya nanti dirilis."

Baca: Andi Arief Ditangkap, Kloset Kamar Hotel Tempat Penangkapan Dibongkar

Informasi yang didapat Tribunnews menyebutkan, pada Minggu (3/3/2019) telah diamankan seorang pria yang diduga politikus Partai Demokrat atas nama Andi Arief.

Andi Arief ditangkap bersama seorang wanita oleh Tim NIC Dittipidnarkoba Bareskrim Polri.

Andi diduga baru menggunakan shabu yang sesaat sebelum penggerebakan sabu beserta bong dibuang di kloset.

Berdasarkan info yang didapat Tribunnews, saat ini Andi Arief berada di Mabes Polri.

Berikut profil Andi Arief yang dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber:

Andi Arief lahir di Bandar Lampung, Lampung, 20 November 1970.

Saat ini, Andi Arief menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak tahun 2015.

Andi Andi Arief pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam dari tahun 2009 hingga 2014, pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca: Andi Arief Ditangkap Karena Narkoba Di Sebuah Hotel Di Slipi

Selain itu, Andi Arief pernah didapuk oleh SBY sebagai Komisaris PT Pos Indonesia.

Pada masa mudanya, AndiAndi Arief dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi.

Andi Arief aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada pertengahan dekade 1990-an.

Akibat kegiatan aktivismenya yang dianggap mengancam Orde Baru, ia menjadi satu korban penculikan aktivis pada 1998.

Andi Arief diculik di Lampung, 28 Maret 1998 atau hanya dua bulan menjelang jatuhnya rezim Soeharto.

Meski demikian, Andi termasuk satu di antara aktivis yang dilepaskan.

Baca: Saat Ditangkap, Andi Arief Bersama Seorang Wanita di Kamar Hotel

Beberapa waktu lalu, Andi Arief sempat membuat masyarakat heboh dengan cuitan hoaks soal surat suara.

Lewat akun Twitter-nya, @AndiArief_, Andi Arief mengunggah cuitan informasi terkait adanya tujuh kontainer berisi surat suara pemilu.

"Mohon dicek kabarnya ada 7 kontainer surat suara yg sudah dicoblos di Tanjung Priok."

"Supaya tidak fitnah harap dicek kebenarannya karena ini kabar sudah beredar," demikian twit Andi Arief.

Kicauan Andi tersebut diunggah pada pukul 20.05, Rabu (2/1/2019).

Meski saat ini twit tersebut tak ditemukan, tapi beberapa netter sempat mengabadikan cuitan Andi Arief tersebut.


Cuitan Andi Arief
Cuitan Andi Arief (Tangkap layar cuitan Twitter, Andi Arief)

Selain itu, ia juga pernah menjadi sorotan karena menyebut Prabowo Subianto sebagai Jenderal Kardus.

Andi Arief, kala itu mengatakan, Demokrat terancam batal berkoalisi dengan Partai Gerindra dan kawan- kawan.

Sebab, Prabowo dinilai mengakomodir politik transaksional dalam hal menentukan cawapresnya sehingga kesepakatan politik dengan Demokrat yang sebelumnya sudah menjadi komitmen, terancam tidak jadi dilaksanakan.

Saking kesalnya, Andi menyebut Prabowo sebagai jenderal yang lebih mementingkan uang.
Pernyataan itu ia lontarkan melalui akun Twitter pribadinya.

Bahkan, ia mengaku partainya menolak kedatangan Prabowo ke kediaman SBY pada Rabu (8/8/2018) malam.

"Padahal, untuk menang bukan berdasarkan politik transaksional, tapi dilihat siapa calon yang harus menang."

"Itu yang membuat saya menyebutnya jadi jenderal kardus. Jenderal kardus itu jenderal yang enggak mau mikir, artinya uang adalah segalanya," kata Andi.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Malvyandie Haryadi)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan