5 Fakta Mayat Berkafan Terangkat dari Dalam Tanah di TPU Panjang, Disebabkan oleh Banjir
Berikut ini fakta-fakta tentang mayat berkafan yang terangkat dari dalam tanah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panjang karena banjir.
Penulis:
Natalia Bulan Retno Palupi
Editor:
Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini fakta-fakta tentang mayat berkafan yang terangkat dari dalam tanah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panjang karena banjir.
Banjir yang menerjang kawasan Panjang, Bandar Lampung, Lampung, menyisakan cerita lain komplek pemakaman.
Pasalnya, beredar video yang memperlihatkan jenazah yang terangkat dari makam dan viral di media sosial sejak Minggu (10/3/2019).
Diketahui, jenazah terangkat ke permukaan hingga hanyut 30 meter dari lokasi pemakaman akibat terbawa arus sungai yang meluap.
Baca: Ryamizard Sebut Penembakan di Papua, Gerakan Separatis
Baca: Mengintip Nuansa Alami Cukang Taneuh di Pangandaran, Green Canyon-nya Indonesia
Berikut ini tim Tribunnews.com himpun fakta-fakta yang terkait dari kejadian ini dikutip dari Tribun Lampung pada Selasa (12/3/2019).
Simak selengkapnya di sini!
1. Berawal dari viral di media sosial
Video yang memperlihatkan TPU Pajang terendam banjir viral di media sosial dan juga pesan singkat WhatsApp.

Dan melalui video tersebut dikabarkan banyak makam yang rusak dan bahkan ada lebih dari satu jenazah yang terangkat makamnya.
2. Hanya satu jenazah yang terangkat
Saat dikonfirmasi kepada juru kunci makam, Beni Sanjaya (45), ia membenarkan adanya kejadian ini.
Namun, ia membantah adanya lebih dari satu jenazah yang terangkat.
"Memang benar, tapi gak ada namanya itu mayat ada lima yang kanyut. Ditambah-tambahin itu," ungkap Beni sembari memperbaiki kampaknya, Selasa (12/3/2019).
"Cuma satu saja yang hanyut, makamnya kebetulan deket jembatan, dan masih baru yang lebih dari 40 hari," ungkapnya.
3. Kronologi jenazah terangkat
Beni juga menjelaskan bagaimana makam milik Samsudin (78) itu bisa terangkat dan terhanyut banjir.
Diketahui, pada awalnya makam itu ambles dan kemudian ketambahan air bah.
"Terus ketambahan air bah, kan jembatan itu kena sampah banyak, dan pas bener kena makam akhirnya keluar," bebernya.
Jenazah sempat terseret arus air hingga ke tengah pemakaman.
"Kira-kira 15 meteran, kesangkut pohon gede, kalau gak nyangkut paling udah kebawa arus," ucap Beni.
Jenazah pertama kali ditemukan warga yang ingin membersihkan makam keluarga.
"Jenazah masih utuh, kejadian itu Sabtu malam, dan ditemukan minggu pagi," sebutnya.
"Dan setelah ditemukan langsung dimakamkan oleh pihak keluarga, jam 10, keluarganya itu di Kampung Karang Indah," imbuhnya.
Beni menambahkan, jika TPU Panjang ini sudah sering kebanjiran.
4. Keluarga tidak menyangka

Keluarga pun tidak menyangka jika jenazah almarhum Samsudin bisa terangkat dari makam dan hanyut terbawa air bah banjir.
Sunaryanto sang menantu menjelaskan awal mulanya pihak keluarga tidak tahu jika jenazah mertuanya hanyut terbawa air bah karena hujan deras.
"Kami kaget, pagi-pagi kondisi kami juga kena musibah banjir, pintu rumah digedor-gedor," ungkap warga Karang Indah LK III RT 04 Panjang Selatan ini, Selasa (12/3/2019).
"Gak tahunya warga datang, bilang, katanya suruh ngecek soalnya mayat pada naik, ya kemudian kami lihat," imbuhnya.
Benar saja, makam mertuanya sudah berlubang besar tergerus air hujan pada Sabtu (9/3/2019).
"Itu Minggu pagi, 10 Maret 2019, dan (jenazah) ketemu masih utuh nyangkut di pohon. Ya sekitar 30 meteran dari makam," timpalnya.
Katanya, makam ditemukan masih utuh dan berbau lumpur.
Sementara Rina, anak almarhum Samsudin menilai hal ini adalah musibah.
"Gak ada firasat ya namanya musibah. Warga langsung ke sini kebetulan bapak saya sesepuh sini," ucapnya.
"Jadi itu makam bapak saya kegerus dari air sungai, kan sungainya kena sampah kebendung jadi air naik terus nimpa makam ayah saya. Akhirnya naik lagi," ucapnya.
"Dan juga baru sekitar 45 hari, 40 harinya pas Nyepi kemarin, jadi tanah belum padat," tambahnya.
Rina menambahkan, banjir kali ini sangat dasyat setelah 20 tahun yang lalu.
"Biasanya banjir gak sampai naik ke rumah, kali ini sampai masuk ke dalam rumah ya sepinggang," tandasnya.
5. Banjir juga sebabkan lantai rumah meledak

Tak hanya membuat jenazah hanyut, beberapa rumah juga terendam akibat banjir ini.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua RT 04 LK III Lampung Karang Indah Panjang Selatan, Bachori.
Ia menjelaskan setidaknya ada 47 rumah yang terendam banjir.
"Ada 47 rumah terendam. Ketinggian air cukup tinggi sampai sepinggang," ujarnya, Selasa 12 Maret 2019.
Akibat tersumbatnya aliran sungai di Kampung Karang Indah Panjang Selatan, sebuah rumah warga lantainya hancur karena air menyembur dari bawah.
Mamad (65) sang pemilik rumah mengaku lantainya meledak sesaat sebelum air membanjiri Kampung Karang Indah.
"Iya meledak dari bawah," ungkapnya.
Baca: Seorang Wanita di Depok Ditemukan Tewas, Diduga Lompat dari Lantai 17 Apartemen Margonda Residences
Baca: Seorang Terduga Pembobol ATM Mengaku Belajar Aksinya Lewat Youtube
Rumah Mamad sendiri berada di atas aliran selokan yang mengarah ke sungai utama.
"Untung pas meledak gak ada anak saya, jadi selamat, dan ini sudah lapor ke Pak RT," sebutnya.
(Tribunnews.com/Tribun Lampung/Natalia Bulan R P)