Pilpres 2019
Tentang Ibu Lis di Sragen yang Dikisahkan Sandiaga Uno saat Debat Cawapres 2019
Tentang Ibu Lis, pasien kanker payudara yang dikisahkan Sandiaga Uno saat Debat Cawapres 2019, Minggu (17/3/2019).
Penulis:
Pravitri Retno Widyastuti
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
Tentang Ibu Lis, pasien kanker payudara yang dikisahkan Sandiaga Uno saat Debat Cawapres 2019.
TRIBUNNEWS.COM - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno menceritakan soal kisah Ibu Lis di Sragen saat penyampaian visi misi dalam Debat Cawapres 2019 yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019).
Ibu Lis, bernama lengkap Liswati, merupakan pasien kanker payudara berasal dari Sragen, Jawa Tengah.
Sandiaga Uno bertemu dengan Liswati saat ia melakukan kunjungan ke Sragen pada akhir Desember 2018 lalu.
Saat itu, Liswati mengeluhkan ada obat resep untuk pasien kanker payudara yang tidak ditanggung BPJS.
Baca: Jelang Debat Cawapres, Dahlan Iskan Tulis Catatan Soal Kekecewaan Jusuf Kalla pada Jokowi dan SBY
Ia mengaku sangat diberatkan dengan kebijakan tersebut karena tidak bisa membeli obat yang dimaksud.
"Saya adalah pasien kanker payudara yang tidak dicover oleh pemerintah obatnya," ujar Liswati.
"Nah saya mohon untuk Bang Sandi untuk bisa membantu teman-teman kita, yaitu seperti saya obat resep itu tidak dijamin oleh BPJS.Untuk itu sangat memberatkan kita sebagai warga kecil, warga miskin yang itu tidak bisa kita beli," lanjutnya.
Ditengah-tengah pembicaraannya, Liswati mengungkapkan bahwa obat untuk pasien kanker payudara sebenarnya telah dicover BPJS.
Namun, obat akan dicover BPJS jika telah terjadi penyebaran.
"Nah sebetulnya dicover tapi harus ada penyebaran, bagaimana mungkin? Kita ingin sembuh kok harus penyebaran begitu," kata Liswati.
Di akhir ceritanya, Liswati mengungkapkan ia tak sanggup membeli obat untuk penyakit kanker payudaranya karena terlalu mahal.
Pertemuannya dengan Liswati tersebut diunggah Sandiaga Uno di laman Facebook resminya pada 30 Desember 2018.
Lewat unggahannya tersebut, Sandiaga mengatakan akan memperbaiki sistem BPJS jika dirinya nanti terpilih dalam Pilpres 2019.
Baca: Ketua KPU Harap Debat Cawapres Dapat Mencerahkan Pemilih
"Saya bertemu dengan Ibu Liswati, penderita kanker payudara yang biaya obatnya tidak dicover oleh pemerintah. Hal ini sangat memberatkannya sebagai warga kecil.
Beliau ingin mendapatkan keadilan untuk pelayanan kesehatan. Insya Allah Bu, kami akan perjuangkan masalah ini.
Saya dan Pak Prabowo Subianto akan memperbaiki tata kelola BPJS, karena sistem BPJS kesehatan ini seharusnya dibuat untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh akses kesehatan, bukan malah menyusahkan.
Kedepan, kami pastikan tidak ada rumah sakit dan puskesmas yang dihutangi lagi, dan kami pastikan pelayanan kesehatan tidak hanya diberikan ke kelas menengah ke atas, tapi juga untuk seluruh kalangan masyarakat yang membutuhkan seperti Bu Liswati.
Mari kita doakan sama-sama semoga penyakit Ibu Liswati dapat segera diangkat. Aamiin ya rabbal alamin," tulis Sandiaga.
Dilansir Kompas.com, BPJS diketahui telah menghentikan jaminan obat jenis herceptin atau trastuzumab untuk penyakit kanker pada April 2018 lalu.
Saat itu banyak yang menduga BPJS menghentikan penjaminan obat kanker tersebut karena harganya mencapai Rp 25 juta di pasaran.
Namun, pihak BPJS memberikan penjelasan soal alasan mereka menghentikan penjaminan obat kanker atau trastuzumab.
BPJS mengungkapkan bahwa obat trastuzumab tidak memiliki dasar indikasi medis untuk digunakan pasien kanker payudara metastatik walaupun dengan penggunaan.
Padahal pasein menganggap trastuzumab merupakan obat terbaik untuk proses penyembuhan kanker.
Baca: Kegunaan 3 Kartu yang Dipamerkan Maruf Amin di Debat Cawapres 2019, KIP Kuliah hingga Sembako Murah
Menjadi pro kontra di kalangan pasien kanker, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati mengungkapkan trastuzumab tetap dijamin BPJS.
"Berdasarkan Kepmenkes 856/2017 tentang Formularium Obat Nasional, obat Trastuzumab adalah ditanggung oleh BPJS," ujar Widyawati melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (21/8/2018) malam.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)