Jumat, 19 September 2025

Pioner Group Band Tionghoa Bangka

Berbicara tentang musik tempo dulu di kalangan etnis Tionghoa Pulau Bangka, sosok legendaris Sin Sang Liu selalu akan dikenang sejarah.

Editor: Tjatur Wisanggeni
TRIBUNNEWS.COM -- Berbicara tentang musik tempo dulu di kalangan etnis Tionghoa Pulau Bangka, sosok legendaris Sin Sang Liu selalu akan dikenang sejarah.

Memiliki nama lengkap Liu Djun Khim alias Markus Leonardo, Sin Sang Liu yang tutup usia Sabtu (28/2/2009) dan dimakamkan Jumat (6/3/2009) di tanah kelahirannya Baturusa, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka telah mengukir sejarah musik warga Tionghoa dengan tinta emasnya.

Bagaimana tidak? Belajar secara otodidak, Liu muda terus mengembangkan diri dan berekspresi di dunia musik berawal dari main biola, memetik hawaiin (sejenis harpa) hingga akhirnya berhasil membentuk grup musik Fifi Group.

Darah seni yang mengalir dalam diri Sin Sang Liu, mengalir pula pada anakanaknya. Personil Fifi Group pun adalah putraputrinya. Liu Ngit Min (Benyamin) pada gitar/lead, Liu Pit Siong (Tommy) pada keyboard, Liu Pit Tjong (Adrian) pada drum, Fifi sebagai vokalis, ikut juga Asui pada gitar/bass, satusatunya orang yang bukan dari keluarga Liu.

Guru musik dan tari di Sekolah Mandarin Kota Pangkalpinang pasca kemerdekaan ini sangat dikenal akan kedisiplinan dan konsistensi serta pengabdiannya di dunia musik. Di zaman itu, tak ada yang tak mengenal sosok Sin Sang Liu.

Menurut putrinya Fifi kepada Bangka Pos Group beberapa waktu lalu, di saat Liu muda berusia sekitar 30 tahun (tepatnya tahun 1946) instrumen musik Liang Pai sudah diciptakan.

"Meski butuh waktu sekitar 20 tahun untuk menemukan syair lagu tersebut yang kemudian diberi judul Semoga Bahagia," kisahnya.

Liang Pai selalu diputar setiap prosesi 'teh pai' pada pernikahan warga Tionghoa. Teh Pai memiliki makna penghormatan terhadap yang dituakan oleh pasangan yang menikah, yang dalam tradisi Jawa bisa disamakan dengan prosesi sungkeman.

Di tengah kepopuleran Koes Plus, Panbers, Mercys, D'Llyoid dan The Phonix, grup band lokal Fifi Group dan Apollo Group dari Pangkalpinang, juga The Tin Minners dari UPTB Sungailiat memberanikan diri masuk dapur rekaman di Jakarta tahun 1976.

"Ada satu instrumen dan 17 lagu dalam kaset tersebut yang belakangan berhasil dijual ribuan copy di Pulau Bangka pasca rekaman tersebut," ungkap Liu Jung Kin (Candra Ismail), anggota Komunitas Pecinta Musik Indonesia (KPMI).

Jung Kin melanjutkan, saat itu Fifi Group dengan album "Perpisahan", The Tin Minners dengan "Men Sahang La Mira" dan Apollo dengan "Hujan Mulai Turun Lagi". (alf)

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan