Kisruh FFI 2010
Denis Adiswara Menyayangkan Keputusan Juri FFI
Denis Adiswara sebagai salah satu pemain film Sang Pencerah beharap agar juri FFI memberikan klarifikasi mengenai tak dimasukkanya film ini ke FFI.
Penulis:
Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor:
Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya keputusan juri Festival Film Indonesia (FFI) yang menyatakan Sang Pencerah tak dimasukan dalam nominasi karena data sejarah yang tak akurat, membuat banyak kontroversi berbagai pihak.
Meski tak ingin memprotes keputusan juri, Denis Adiswara sebagai salah satu pemain film Sang Pencerah beharap agar juri FFI memberikan klarifikasi mengenai pernyataan tersebut.
Yang agak saya sayangkan adalah pada saat mereka (juri FFI)ngomong Sang Pencerah, sejarahnya nggak akurat. Intinya ngomong gitu kan,"ujar Denis Adiswara, di Epicentrum, Kuningan, Jum'at (19/11/2010).
Hal yang membuat Denis takut, adalah ketika suatu saat nanti Denis ingin membuat film sejarah, para produser tak ingin ikut terlibat karena alasan data sejarah tidak valid.
"Suatu hari nanti kalau saya datang ke investor membawa film sejarah untuk tujuan mendidik masyarakat kita negara kita, investor langsung kapok, mereka akan bilang 'ah datanya nggak akurat'. Mending laku, masuk FFIaja nggak' mending main aman aja, bikin film horor sex aja lagi yuk,"ungkap Denis Adiswara.
Mengenai ada film yang tidak masuk, Denis hanya melihat dari lagi jurinya saja. Ia tak ingin protes dengan keputusan juri FFI.
"Tergantung dari jurinya. Kalau jurinya mau A yang masuk A. Kalau saya terserah mau berpolemik seperti apa, kalau saya lebih baik nonton ajalah. Tetapi saya tidak mau mengganggu keputusan juri," jelas Denis Adiswara.
Menurut Denis, sutradara yang memandu dia bermain dalam film Sang Pencerah, Hanung Bramantyo santai dalam menanggapi keputusan juri FFI.
"Di twitternya mas Hanung, lihat aja time linenya, dia nulis begini 'Lagi makan gule tikungan nih'. Intinya yaudah, kita nggak berusaha apa-apa, itu keputusan juri. Cuma masalah itu doang plis jangan bikin kapok para investor,"papar Denis Adiswara.