KH Zainuddin MZ Wafat
Ingat Sosok Zainuddin MZ, Artis Gunawan Tahan Tangis
Artis Gunawan menangis mengingat kenangannya bersama Dai Sejuta Umat, zainuddin MZ
Penulis:
Abdul Qodir
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis Gunawan yang juga mantan suami Paramitha Rusady, mempunyai memori tersendiri dalam perjalanan hidupnya bersama "Zainuddin MZ. Dia pun menangis mengingat kenangannya bersama Dai Sejuta Umat.
Gunawan terlihat sangat terharu menceritakan kisah itu, Gunawan terdiam. Gunawan tampak tak kuasa melanjutkan kisanhnya itu. Sekitar setengah menit, mata Gunawan tampak terus mengalir air mata dengan bibirnya yang bergetar menahan haru.
Dengan bibir masih bergetar dan mata yang memerah, Gunawan berusaha melanjutkan dan mengingat kalimat bijak yang pernah disampaikan Zainuddin kepadanya.
"Filsafah beliau ..., hidup itu sesaat. Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di dunia. .... Cobalah berbuat baik kepada siapapun, tidak mengenal agama. Itu saja ," ucap Gunawan sembari mengusap air matanya dengan tangannya.
Gunawan mengakui ucapan yang disampaikan Zainuddi MZ itu sangat mengena hatinya. Apalagi, Gunawan akui dirinya tak luput dari dosa dan ajal bisa menjemputnya kapan saja.
Gunawan menyampaikan permintaan maaf kepada orang-orang yang pernah ia sakiti. "Terus terang, saya kerja dengan berbagai golongan dan profesi. Dan banyak kesalahan dari kata-kata saya yang tidak mengenakkan. Itu..," ucapnya sembari kembali mengusap air matanya.
Di akhir wawancara, Gunawan mendoakan keluarga Zainuddin MZ untuk tabah dan sabar. "Semoga diberi ketenangan di sisi-Nya. Saya yakin beliau orang baik. Kita tahu sosok beliau. Semoga keluarga diberi ketenangan dan ketabahan. Semua itu rahasia Allah. Saya yakin keluarga tahu," tukasnya.
Memori yang paling mengena bagi Gunawan, yakni kala Zainuddin MZ menjadi pembimbingnya saat menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah, pada 2005 silam.
Saat melontar jumroh bersama, Gunawan mengaku sangat kagum dengan kesabaran sang Zainuddin MZ. "Pengalaman saya waktu haji 2005. Saya dikawal beliau melontar jumroh. Karena sangat penuhnya, beliau sampai didorong oleh orang tinggi besar sepertinya orang Timur Tengah. Saya sangat marah, saya sempat emosi, karena beliau kan orangtua, kok tidak menghormati orangtua yah. Tapi, beliau bilang, sudah sabar saja, toh saya tidak apa-apa," ujar Gunawan sembari menitikkan air mata.