Populerkan Jazz, Idang Rasjidi Rela Dibayar Ayam Goreng
Demi mempopulerkan jazz di daerah, Idang Rasjidi rela dibayar hanya dengan ayam goreng dan nasi kotak.
Penulis:
ferro maulana
Editor:
Anita K Wardhani

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Ferro Maulana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi musisi jazz senior, Idang Rasjidi tentunya layak dibayar mahal. Tapi demi mempopulerkan jazz di daerah, Idang rela dibayar hanya dengan ayam goreng dan nasi kotak.
"Saya selalu semangat memperkenalkan musik jazz ke daerah-daerah. Contohnya saya ke Pekalongan cuma dibayar ayam goreng, ke Lampung dibayar nasi kotak," kata Idang Rasjidi kepada Tribunnews.com ditemui di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta, Senin (29/10/2012).
Pianis jazz itu mengaku tidak masalah dibayar murah. Sebab, promosi jazz ke daerah-daerah dilakoninya dengan ikhlas. "Saya yakin dari daerah akan lahir musisi-musisi jazz Indonesia," ungkapnya.
Dibayar murah, kata dia, akan membuat musik jazz lepas dari anggapan eksklusif. "Masyarakat akan berpikir seperti itu (musik jazz mahal), padahal jazz sudah sangat berkembang," jelas pria kelahiran Bangka Belitung, 26 April 1958.
Selain dibayar murah, Idang juga harus menemukan peralatan minim jika bermain di daerah. Namun hal itu tidak akan membuat Idang patah semangat.
"Kalau ke daerah peralatannya minim. saya harus bolak balik mengajari supaya mereka mengerti. Terkadang hanya dengan peralatan ember dan panci saja," tandasnya.