Kamis, 4 September 2025

Aktris Callista Wijaya Korban Jiwasraya, Biaya untuk Berobat Ibu: Lewat 1 Tahun Belum Bisa Dicairkan

Aktris Callista Wijaya termasuk satu diantaranya korban gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya Persero yang ingin cairkan dana untuk berobat sang ibu.

kolase/instagram
Presenter dan aktris Callista Wijaya mengungkapkan kekesalannya lantaran ia jadi salah satu korban gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero). 

TRIBUNNEWS.COM - Aktris dan presenter Callista Wijaya termasuk satu di antara korban gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya Persero.

Rupanya Callista Wijaya butuh uang untuk biaya berobat ibunya, sehingga ada keinginan cairkan dana investasi di Jiwasraya.

Namun, Callista ketika akan mencairkan dana investasi di Jiwasraya tak bisa dilakukan.

Ia menceritakan, jika dirinya telah memasukkan dana investasi ke Jiwasraya lewat penawaran BTN.

Callista mengungkapkan sudah lebih dari setahun ia tidak bisa mencairkan dananya.

Ketika meminta klarifikasi pihak Jiwasraya, ia hanya mendapatkan janji-janji manis.

"Sudah lewat satu tahun JSPP saya belum bisa dicairkan pokoknya," 

"Dan sampai sekarang masih menunggu janji-janji manis dari Jiwasraya untuk memberikan apa yang menjadi hak kami," ungkap Callista.

Hal ini membuatnya kesal dengan Jiwasraya melalui akun Instagram pribadinya @callsfavor, ia menulis keresahan terkait belum dibayarnya JS Proteksi Plan yang merupakan produk bancassurance Jiwasraya.

Menurut Callista, pembayaran klaim dari Jiwasraya yang tertunda membuat rencana-rencananya berantakan.

Tertundanya pembayaran klaim Jiwasraya membuatnya sedih karena uang itu akan dipergunakan untuk biaya berobat sang ibu.

"Padahal uang itu sudah direncanakan untuk banyak hal termasuk untuk biaya berobat ibu saya dan modal usaha lainnya,"

"Sekarang jadi berantakan akibat permasalahan Jiwasraya ini yang sebelumnya sangat kita percayai sebagai salah satu produk investasi BUMN yg diawasi oleh OJK," tulis Callista Wijaya.

Callista Wijaya berharap pemerintah dapat segera menyelesaikan permasalah tersebut.

Sebab, masih banyak nasabah lainnya yang bernasib sama dengannya dan hanya mendapatkan janji-janji tanpa ada kepastian.

"Tolong kepada Pak Erick Tohir dan Pak Jokowi untuk segera diselesaikan permasalahan investasi milik BUMN ini. Selamatkanlah uang kami yang kami kumpulkan dengan susah payah tanpa KKN," lanjutnya.

Seperti diketahui, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sejak 2018 menunda pembayaran klaim JS Proteksi Plan, salah satu produk bancassurance Jiwasraya karena perusahaan mengalami tekanan likuiditas.

Penanganan Kasus Jiwasraya

Staf khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menangani kasus Jiwasraya.

Menurut Arya, pemerintah akan mendorong langkah hukum supaya segala sesuatunya dapat berjalan dengan transparan.

"Yang pertama adalah proses mendorong ke hukum. Tujuannya apa? Supaya transparan. Semua yang ada ini transparan, tidak ada lagi yang ditutup-tutupi karena dia akan membuka semua kasusnya," kata Arya Sinulingga, dilansir kanal YouTube iNews Talkshow.

Penanganan kasus Jiwasraya juga akan dipindahkan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ke Kejaksaan Agung.

Sampai saat ini, sudah ada 10 orang yang dicekal oleh Kejagung terkait kasus tersebut.

"Hingga hari ini sudah dikeluarkan hingga 10 orang yang dicekal. Kita belum tahu proses berikutnya bagaimana, kita serahkan ke hukum," tuturnya.

Mengenai solusi pembayaran nasabah, Arya menyebutkan dibutuhkan sekitar Rp 13,6 triliun untuk menuntaskan seluruh pembayaran.

Ia lalu menjelaskan tahap-tahap yang akan dilakukan BUMN dalam menyelesaikan krisis bayar Jiwasraya.

"Sekarang kan kita sudah membuat anak perusahaan yang namanya Jiwasraya Putra," kata dia.

Penyelamatan hutang akan dilakukan melalui anak perusahaan yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan utang perusahaan induk.

BUMN akan berupaya memperkuat anak perusahaan Jiwasraya Putra.

Saat ini BUMN sedang mencari investor untuk anak perusahaan Jiwasraya Putra.

"Investor ini diperkirakan bisa menyumbang sampai Rp 3 triliun," ujarnya.

"Yang kedua, kita akan ada holdingisasi. Holdingisasi asuransi ini diperkirakan akan bisa meraup modal tambahan sekitar Rp 2 triliun per tahun," sambungnya.

Dari jumlah tersebut, diperkirakan akan diperoleh Rp 8 triliun dalam kurun waktu 4 tahun.

Setelah itu BUMN akan menunggu saham-saham Jiwasraya yang saat ini nilainya rendah sampai memiliki nilai Rp 5,6 triliun.

"Saham-saham yang sekarang ini dipegang oleh Jiwasraya, yang undervalue itu sedang rendah memang. Kita sedang menunggu waktunya, sambil diproses tahap satu dan tahap dua berjalan,"

"Kita menunggu saham ini sampai mencapai nilai hampir 5,6 triliun,"

"Ini hampir dua kali lipat dari yang sekarang. Jadi, dengan dana yang ini sudah bisa diharapkan bisa membayar uang-uang nasabah," jelas Arya.

(Tribunnews.com/Indah Aprilin Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan