Minggu, 21 September 2025

Reaksi Hannah Al Rashid saat jadi Korban Catcalling Dapat Cibiran, Ini Kata Aktivis Perempuan

Reaksi Hannah Al Rashid saat menjadi korban catcalling mendapat cibiran. Begini tanggapan aktivis perempuan soal catcalling.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Instagram @hannahalrashid
Reaksi Hannah Al Rashid saat menjadi korban catcalling menuai pujian warganet. Namun sebagian warganet justru mencibirnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Belum lama ini, aktris Hannah Al Rashid membagikan pengalamannya yang kurang mengenakkan.

Melalui akun Twitter pribadinya, Hannah mengaku mendapat pelecehan verbal berupa catcalling dari seorang driver ojek online (ojol).

Merasa tak nyaman, Hannah pun langsung menghampiri driver tersebut.

Menurut Hannah, driver ojol itu tampak kaget saat ia menghampirinya.

Baca: Terjadi Dua Kali Pelecehan di Gang Ciracas, Pelaku Diduga Orang yang Sama

Hannah kemudian menegur driver ojol tersebut untuk tidak mengulangi perbuatannya karena hal itu termasuk pelecehan verbal.

"Baru saja dicatcalling sm ojol di cipete raya.

Lalu gw samperin dan dia kaget.

Hannah : mau apa?

Driver : ojek mba?

Hannah : Bpk suit2 gw tadi? Itu adalah pelecehan verbal, jgn kyk gitu lagi ya.

Driver : (nunduk malu) Iya mba

Some of these men push their luck, some are just ignorant.

Let’s educate them,"  tulisnya, Selasa (10/3/2020).

Reaksi Hannah saat menjadi korban catcalling ini pun menuai beragam tanggapan warganet.

Banyak yang memuji keberanian Hannah, namun ada pula sebagian orang yang justru mencibirnya.

Seperti yang disampaikan dalam unggahan akun Twitter @jnessy_, banyak warganet yang justru menyalahkan sikap Hannah.

Mereka pun tampak masih menyepelekan pelecehan verbal tersebut.

Baca: Viral Mahasiswi UI Alami Pelecehan Seksual di Kampus, Petugas Pengamanan Justru Salahkan Korban

"Sesama satu profesi itu yg penting dibelain dulu, salah apa ngga itu urusan yg kedua.

alias baca reply yg ada bikin darah gw langsung mendidih.

udah segitu sepelenya kah kasus pelecehan dimata orang2 ini?" tulis pemilik akun, Rabu (11/3/2020).

Unggahan itu pun ramai oleh tanggapan warganet.

Hingga Kamis (12/3/2020) sore, unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 3.000 kali.

Tanggapan Aktivis Perempuan

Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, aktivis perempuan sekaligus Co-Director Hollaback! Jakarta, Anindya Restuviani, membenarkan pelecehan verbal seperti catcalling masih dianggap remeh oleh banyak orang.

Perempuan yang akrab disapa Vivi tersebut mengatakan, masyarakat menganggap catcalling sebagai hal yang sepele karena seperti sudah menjadi hal yang sering dilakukan oleh sebagian orang.

"Karena orang sudah 'membiasakan' catcalling ini," tutur Vivi dalam pesan WhatsApp pada Tribunnews.com, Kamis sore.

Co-Director Hollaback! Jakarta Anindya Restuviani
Co-Director Hollaback! Jakarta Anindya Restuviani (Instagram @anindyavivi)

Menurut Vivi, menentang pelaku catcalling ketika menjadi korban merupakan cara yang dapat digunakan untuk menghadapi pelecehan verbal tersebut.

Namun, Vivi berpesan, korban catcalling tetap harus lebih dahulu menilai kondisi dalam dirinya sebelum mengkonfrontasi pelaku.

"Sebagai korban, assess dulu perasaan saat itu, jika merasa aman dan berani, silakan mengkonfrontasi pelaku," kata Vivi.

"Namun, jika dirasa situasi kurang aman dan takut, lebih baik langsung tinggalkan tempat kejadian," sambungnya.

Vivi pun menyampaikan, ketika mengintervensi pelaku, korban harus melakukannya secara cepat.

"Jika ingin melakukan intervensi secara langsung harap diingat untuk lakukan dengan cepat, jelas, dan tegas, lalu langsung tinggalkan tempat kejadian," tegasnya.

Sementara itu, menurut Vivi, apapun reaksi korban ketika mendapat catcalling tidak dapat serta merta dinilai salah atau benar.

Baca: Belajar dari Kasus Driver Ojol Lecehkan Siswi SMK, Ini Saran Psikolog untuk Hindari Pelecehan

Apapun reaksi korban, masyarakat semestinya mendukung.

"Sebetulnya tidak ada jawaban yang salah atau benar jika ditanya korban harus apa," tutur Vivi.

"Apapun reaksi korban, kita harus dukung karena bukan tanggung jawab korban untuk intervensi melainkan tanggung jawab masyarakat yang melihat untuk menghentikan dan mengintervensi sebagai bentuk dukungan terhadap korban," sambungnya.

Dilansir choma.co.za, catcalling merupakan jenis pelecehan seksual yang biasanya melibatkan hal-hal seperti komentar yang tidak diinginkan, gerakan, ataupun suara seperti membunyikan klakson, dan sebagainya.

Catcalling biasanya dilakukan oleh orang asing ataupun sekelompok orang asing di tempat umum seperti di jalan, pusat perbelanjaan, atau transportasi umum.

Perempuan seringkali menjadi korban catcalling.

Hal ini terjadi karena stereotip gender, yang mendorong kepercayaan perempuan adalah obyek seksual dan menilai mereka tidak layak dihargai.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan