Senin, 18 Agustus 2025

Berita K Pop

Ramai Kasus George Floyd, BTS Dukung #BlackLiveMatters: Kita Semua Punya Hak untuk Dihormati

BTS memberikan dukungan terkait #BlackLiveMatters ditengah ramainya kasus George Floyd.

Facebook BTS Official
BTS memberikan dukungan terkait #BlackLiveMatters ditengah ramainya kasus George Floyd. 

TRIBUNNEWS.COM - Boygroup asuhan Big Hit Entertainment, BTS, memberikan dukungan terhadap kampanye #BlackLivesMatter melalui akun Twitter resmi, Kamis (4/6/2020), di tengah ramainya kasus soal George Floyd.

Dalam cuitannya tersebut, BTS menentang rasisme dan aksi kekerasan.

Tak hanya itu, BTS juga mengungkapkan semua orang memiliki hak untuk dihormati.

RM dan kawan-kawan pun menyatakan dukungan akan berdiri bersama untuk kampanye #BlackLiveMatters.

"Kami menentang diskriminasi ras.

Baca: Pesan Dukungan Obama untuk Para Demonstran Tuntut Keadilan George Floyd di AS

Baca: Dakwaan Polisi yang Menindih George Floyd Ditingkatkan, Tiga Lainnya Dituduh Bersekongkol

Kami mengutuk kekerasan.

Kamu, aku, dan kita semua memiliki hak untuk dihormati.

Kami akan berdiri bersama.

#BlackLiveMatters," cuit BTS.

Baru dua jam diunggah, cuitan BTS ini telah di-retweet lebih dari 482 ribu kali dan disukai 877 ribu pengguna lainnya.

Bukan hanya sekedar cuitan, BTS juga berpartisipasi secara langsung dalam kampanye ini.

Dikutip Tribunnews dari NewsIs, di waktu bersamaan saat mencuitkan soal #BlackLiveMatters, BTS juga berdonasi pada kelompok tersebut.

Hal ini telah disampaikan oleh perwakilan Big Hit Entertainment, Kamis sore.

"Kami sedang dalam proses memberikan donasi, walaupun kami masih dalam proses pengiriman uang."

"Kami tidak dapat mengungkapkan jumlah yang didonasikan," terang Big Hit Entertainment.

BTS
BTS (Facebook BTS Official)

Baca: George Floyd Rupanya Sudah Dinyatakan Positif Virus Corona Sejak April, Terungkap dari Hasil Autopsi

Baca: Pengamat Soroti Demo Bela George Floyd: Apa Pendemo Juga Perjuangkan Hak Polisi Korban Kericuhan?

Diketahui, tagar #BlackLivesMatter banyak terlihat ketika aksi protes atas kasus George Floyd dilakukan.

George Floyd merupakan pria berkulit hitam yang meninggal pada 25 Mei 2020 akibat lehernya ditindih seorang polisi, Derek Chauvin.

Insiden ini terjadi di Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat.

Leher Floyd terus diinjak Chauvin meski ia merintih kesakitan dan mengatakan tak bisa bernapas.

Ia dinyatakan meninggal setelah lehernya ditindih hampir selama sembilan menit.

Asal Mula Kampanye #BlackLivesMatter

Black Lives Matter (BLM) adalah sebuah gerakan yang diinisiasi pada 2013 saat menanggapi pembebasan pembunuh Travyon Martin.

Gerakan ini lalu membentuk sebuah yayasan bernama Black Lives Matter Foundation yang berada di Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Kanada.

Sekitar 4.000 pengunjuk rasa mengikuti aksi demo menentang kematian George Floyd dalam protes bertajuk Black Lives Matter di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara.
Sekitar 4.000 pengunjuk rasa mengikuti aksi demo menentang kematian George Floyd dalam protes bertajuk Black Lives Matter di Auckland, Selandia Baru, Senin (1/6/2020). Kematian George Floyd setelah lehernya ditindih lutut polisi berkulit putih di Minneapolis, AS, turut menimbulkan reaksi keras dari banyak orang di berbagai negara. (AFP/MICHAEL BRADLEY)

Di situs web resminya, Black Lives Matter menyebut misi mereka adalah memberantas supremasi kulit putih dan membangun kekuatan lokal untuk melawan kekerasan yang menimpa masyarakat kulit hitam.

"Dengan memerangi dan melawan tindakan kekerasan, menciptakan ruang untuk imajinasi dan inovasi orang kulit hitam, dan mewadahi kegembiraan orang kulit hitam, kita dapat segera memperbaiki hidup," tulis Black Lives Matter di situs web-nya.

"Kami bekerja untuk dunia di mana orang kulit hitam tidak lagi ditargetkan secara sistematis untuk mati," lanjut BLM.

Dalam menggalang kesadaran komunitasnya, Black Lives Matter memiliki sejumlah program mulai dari pameran seni hingga peringatan rutin tahunan.

Black Lives Matter Arts+Culture mengeksplorasi momen dalam budaya seni yang mencerminkan tahun 1960-an sampai 1970-an, ketika Hak-hak Sipil, Black Power, Gerakan Hak-hak Perempuan, terus diperjuangkan.

Acara ini menghadirkan seniman-seniman kulit hitam yang tanpa gentar menentang penindasan kulit hitam.

Selain itu, program ini juga berfungsi menghubungkan kesenian, budaya, dan politik.

"Melalui ekspresi dan keterlibatan artstik, kami akan memberdayakan komunitas kami, mengubah pandangan, dan menginspirasi realitas baru," terangnya.

Kemudian ada program Black Futures Month, yang diadakan setiap tahun di Februari, bersamaan dengan Black History Month.

Layaknya Arts+Culture, Black Futures Month juga mengundang artis-artis kulit hitam ternama.

Situs web Black Lives Matter mencantumkan perayaan Black Futures Month terakhir kali diadakan pada Februari 2019.

Tidak ada keterangan apakah perhelatan 2020 diselenggarakan atau tidak.

Sebelum demo George Floyd, BLM sudah melakukan beragam aksi unjuk rasa lainnya.

Pengunjukrasa meluapkan amarhnya kepada petugas NYPD dalam aksi unjuk rasa 'Black Lives Matter' di kota New York, Kamis (28/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/JOHANNES EISELE
Pengunjukrasa meluapkan amarhnya kepada petugas NYPD dalam aksi unjuk rasa 'Black Lives Matter' di kota New York, Kamis (28/5/2020). Amerika Serikat dilanda kerusuhan hebat, pasca meninggalnya George Floyd akibat kehabisan nafas, setelah lehernya ditindih seorang petugas Polisi Minneapolis dalam sebuah penangkapan. AFP/JOHANNES EISELE (AFP/JOHANNES EISELE)

Pada 2014 mereka memprotes kasus kematian sejumlah warga Afrika-Amerika di tangan polisi.

Para korban antara lain, Dontre Hamilton, Eric Garner, John Crawford III, Michael Brown, Ezell Ford, Laquan McDonald, Akai Gurley, Tamir Rice, Antonio Martin, Jerame Reid, dan lain-lainnya.

Rata-rata para korban tewas setelah ditembak mati oleh polisi.

Kemudian pada 2015 aksi unjuk rasa BLM juga berlanjut, menuntut keadilan atas rekan-rekan Afrika-Amerika yang tewas di tangan polisi.

Para korban di antaranya Charley Leundeu Keunang, Tony Robinson, Anthony Hill, Meagan Hockaday, Eric Harris, Walter Scott, hingga Jamar Clark.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Demo George Floyd Bertajuk Black Lives Matter, Apa Artinya?"

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan