Virus Corona
PPFI Desak Kemenkes Keluarkan Izin Syuting Plus Protokol Kesehatan, Deddy Mizwar Beberkan Alasannya
Pandemi covid-19 atau wabah virus corona yang menyerang dunia khususnya Indonesia, berdampak pada perekonomian industri perfilman Indonesia.
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Arie Puji Waluyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi covid-19 atau wabah virus corona yang menyerang dunia khususnya Indonesia, berdampak pada perekonomian industri perfilman Indonesia.
Sudah tiga bulan ini produksi film layar lebar dan bahkan sinetron stripping terhenti, karena tidak mendapatkan izin keramaian atas wabah virus corona atau covid-19.
Sejumlah insan film pun bereaksi, mereka khawatir kondisi ini akan menghentikan produksi konten perfilman Indonesia.
Kekhawatiran ini menyusul rencana dibukanya bioskop untuk umum.
Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) mulai gerah dengan situasi seperti ini.
Lembaga yang berisi para sineas ini ingin sekali menjalankan produksi film Indonesia, namun tidak mau mengabaikan protokol kesehatan.
Baca: Ikuti Program Bayi Tabung, Asmirandah Absen Syuting Sejak Awal Tahun 2020
Baca: Trik Atasi Kolesterol yang Naik Selama di Rumah Saja Karena Pandemi Covid-19

Deddy Mizwar, ketua umum PPFI mengatakan kalau pihaknya sudah duduk bersama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk membahas soal protokol kesehatan, dalam proses syuting film Indonesia.
"PPFI itu sudah beberapa kali mendapatkan rapat pertemuan dengan Bekraf dan dari seminggu yang lalu sudah diberikan keputusannya soal hasil pertemuan ke Kementerian Kesehatan," kata Deddy Mizwar dalam wawancara virtual dengan awak media, Selasa (16/6/2020).
Hanya saja hasil rapat dengan Barekraf belum menemui titik terang dari Kementerian Kesehatan, perihal perizinan dibukanya lagi kegiatan proses syuting ditengah pandemi covid-19.
"Belum ada pengesahan soal perizinan proses syuting film. Tapi, untuk sinetron sudah ada yang jalan. Bahkan, mall saja sudah dibuka dengan protokol kesehatan tertentu," ucapnya.
Menurut Deddy, rumah produksi memberanikan diri memproduksi sinetron stripping, karena mementingkan konten layar televisi untuk menjadi penghibur masyarakat Tanah Air.
"Tapi permasalahannya, ini siapa yang mau bertanggung jawab jika ada yang terpapar? Apakah pemerintah menanggung biayanya?," jelasnya.
Oleh karena itu, Deddy Mizwar mendesak Kementerian Kesehatan segera mengeluarkan izin resmi proses syuting untuk sinetron dan juga film layar lebar Indonesia, yang salah satunya mengeluarkan sistematis soal protokol kesehatannya.
"Kenapa kami mendesak? Karena syuting tidak bisa dihentikan dan harus ada yang bertanggung jawab atas proses ini. Maka dari itu, jika sudah diizinkan, rumah produksi akan menjalani syuting dengan protokol kesehatan yang ketat pastinya," ujar Deddy Mizwar.
Gak Mungkin Pakai Masker
Sementara itu, produser dan juga pemimpin rumah produksi MD Pictures, Manoj Punjabi menganggap setiap rumah produksi bisa saja melangsungkan proses syuting demi para pekerna insan perfilman Indonesia.
Hanya saja Manoj Punjabi tak mau melangkahi Kementerian Kesehatan. Oleh karenanya, ia meminta Kementerian Kesehatan mengeluarkan izin dan menetapkan protokol kesehatan untuk industri ini.
"Kami bisa saja jalani proses syuting dengan protokol kesehatan. Tapi siapa yang bertanggungjawab ini? Tak mungkin dong konten para pemainnya menggunakan masker, siapa yang akan nonton nantinya," kata Manoj Punjabi.
"Syuting harus tetap jalan meski dengan protokoler kesehatan. Kenapa? Kalau bioskop buka, kasihan bioskop tidak ada kontennya nanti," kata Manoj Punjabi dalam jumpa pers virtual bersama awak media, Selasa (16/6/2020).
Manoj menegaskan bahwa rumah produksi bisa saja menjalankan proses syuting dengan protokol kesehatan yang dibuat secara sendiri.
"Pasti ya setiap rumah produksi bisa jalan sendiri dentan protokoler kesehatan yang dibuat sendiri. Seperti harus mengenakan masker selama di lokasi syuting dan tetap jaga jarak," ucapnya