Sapardi Djoko Damono Meninggal
Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Sosoknya Dikenal Senang Berbagi dengan Anak Muda
Sosok Sapardi Djoko Damono dikenal senang berbagi dan mengobrol dengan anak-anak muda. Begini ungkapan ilustrator sampul buku 'Menghardik Gerimis'
Penulis:
Widyadewi Metta Adya Irani
Editor:
Garudea Prabawati
Dilansir laman gramedia.com, Sapardi Djoko Damono merupakan sastrawan kelahiran Solo, 20 Maret 1940.
Sapardi pun menghabiskan masa mudanya di Solo.
Kecintaannya menulis dimulai sejak bangku SMA, di mana karyanya sudah sering diterbitkan di majalah.
Ketika ia menempuh kuliah bidang bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada (UGM), Sapardi semakin menggeluti dunia menulis.

Selama periode ini Pak Sapardi juga terlibat dalam siaran radio dan teater.
Karier sastra Sapardi pun terus berkembang.
Sapardi sempat menjadi Direktur Pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah sastra Horison.
Sementara itu, sudah tak terhitung berapa banyak penghargaan yang dianugerahkan kepadanya.
Kecintaan Sapardi pada dunia sastra ia dedikasikan dengan mengajar di sejumlah tempat, termasuk Madiun, Solo, Universitas Diponegoro Semarang, Fakultas Sastra Universitas Indonesia, hingga Institut Kesenian Jakarta.
Baca: Sapardi Djoko Damono Meninggal Akibat Penurunan Fungsi Organ
Sapardi juga sempat menjadi dekan dan guru besar.
Dilansir Wikipedia, Sapardi merupakan satu di antara pendiri Yayasan Lontar.
Sapardi menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.
Sajak-sajak Sapardi telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah.
Tidak hanya aktif menulis puisi, Sapardi juga produktif dalam menciptakan karya cerita pendek.
Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esai, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.
Baca: Profil Sapardi Djoko Damono, Pujangga Indonesia yang Mengembuskan Napas Terakhir Hari Ini