Minggu, 5 Oktober 2025

Drama korea

Rekap Sinopsis Drama Korea It's Okay to Not Be Okay Episode 16 (END) - Akhir Kisah Trio Pembuat Onar

Episode 16 It's Okay to Not Be Okay menjadi penutup cerita tentang bagaimana masing-masing karakter menerima dan melepaskan dengan akhir yang bahagia.

Kolase Tribunnews/tvN
Rekap Sinopsis Drama Korea It's Okay to Not Be Okay Episode 16 (END) - Akhir Kisah Trio Pembuat Onar 

TRIBUNNEWS.COM - Sinopsis drama Korea It's Okay to Not Be Okay episode terakhir yang tayang Minggu (9/8/2020) malam.

Episode 16 It's Okay to Not Be Okay menjadi penutup cerita tentang bagaimana masing-masing karakter menerima dan melepaskan dengan bahagia.

**Peringatan Spoiler: Sinopsis ini menggambarkan jalan cerita drama secara detil**

Episode ini dimulai dengan membaiknya hubungan Moon Gang-tae dan Ko Mun-yeong.

Keduanya berciuman.

Air mata menetes di pipi Mun-yeong menandakan dirinya bahagia menemukan seseorang yang ia cintai.

Baca: Rekap Sinopsis Its Okay to Not Be Okay Episode 15: Mun Yeong Meminta Gang Tae Pergi

Baca: Daftar Akun Instagram Pemain Drama Korea Its Okay To Not Be Okay, Penggemar Wajib Follow!

---

Sang-tae berkata pada Jae-su ia ingin berhenti bekerja paruh waktu di restoran karena ingin menjadi ilustrator sepenuhnya.

Jae-su mencoba menahannya dengan menawarkan kenaikan gaji, tapi Sang-tae tetap menolak.

--

Mun-yeong bertanya kepada Gang-tae mengapa ia memajang foto yang ada dirinya di pohon ibunya.

Gang-tae menjelaskan bagaimana ia ingin sang ibu bertemu dengan Mun-yeong yang menjadi keluarga sekarang.

--

Mun-yeong dan Gang-tae terbangun di tempat tidur bersama, pakaian mereka berantakan di mana-mana.

Gang-tae kemudian menyiapkan sarapan dan berkata pada Mun-yeong ia berhenti bekerja dan ingin sekolah.

Mun-yeong hanya setuju jika Gang-tae belajar online saja.

Gang-tae kemudian berkata ia ingin memamerkan buku karya Mun-yeong bersama Sang-tae.

--

Mun-yeong menunjukkan lukisan wajah Gang-tae yang dibuat Sang-tae.

Mun-yeong berkata ia langsung memperbaiki naskahnya ketika melihat lukisan itu.

Gang-tae berkata pada Sang-tae buku mereka akan dirilis, Sang-tae amat senang.

Namun, Mun-yeong tidak jadi memberikan mobil kemah karena sekarang Gang-tae dan Sang-tae tak perlu kemana-mana.

--

Mun-yeong bertemu dengan Lee Sang-in dan memberikannya pilihan.

Ia memberikan naskah terakhir buku karya ibunya, "Pembunuhan Penyihir dari Barat" dan naskah bukunya sendiri.

Lee Sang-in diminta salah satu mau menerbitkan yang mana.

Sang-in tentu saja memilih karya Mun-yeong dan berkata ia tak mungkin menerbitkan buku dari orang yang selama ini membuat Mun-yeong menderita.

Namun, Sang-in mengirim pesan kepada Seung-jae untuk mengambil naskah Do Hui-jae di cafe.

Ia berencana menerbitkannya untuk dapatkan tabungan masa depan.

SMS itu rupanya terkirim ke Mun-yeong, sehingga naskah terakhir buku Do Hui-jae tertinggal di cafe.

--

Mun-yeong mengunjungi ibunya di penjara.

Sang ibu tetap saja manipulatif dengan berkata Mun-yeong sama saja dengannya dan ia tak akan pernah bahagia.

Mun-yeong menyangkal itu semua dan berjanji ia akan bahagia dan menghapus ibunya dari ingatannya.

--

Seung-jae dan Lee Sang-in mencari naskah terakhir buku "Pembunuhan Penyihir dari Barat" di tempat sampah.

Namun Seung-jae mendadak kesal karena selalu disuruh-suruh dan kemudian memutuskan untuk berhenti.

--

Buku dongeng Mun-yeong dan Sang-tae akhirnya dicetak.

Sang-tae sangat bersemangat melihat buku itu, terlebih ada namanya dan juga fotonya di dalamnya.

Namun, Sang-in sedikit khawatir buku itu tidak laris karena gaya tulisan Mun-yeong berubah.

Sang-tae kemudian membawa bukunya ke pohon ibunya.

Ia memamerkan karyanya kepada sang ibu sambil terus menangis bahagia.

Gang-tae ikut menangis terharu dan merangkul sang kakak, begitu pula dengan Mun-yeong yang juga merangkul kedua bersaudara itu.

--

Sebelum acara perilisan buku, Mun-yeong dan Sang-tae berdebat siapa yang akan membacakan ceritanya.

Buku mereka yang berjudul "Mencari Jati Diri" dirilis di rumah sakit.

Mun-yeong, Sang-tae dan Gang-tae membacanya bersama-sama.

Kisah dalam buku itu nampaknya terinspirasi dari kisah-kisah pasien di rumah sakit jiwa.

Cerita cukup menyentuh hingga pada akhirnya Sang-tae dan Mun-yeong berdebat lagi karena nampaknya ada kesalahan saat pembagian pembacaan cerita.

Mun-yeong dan Sang-tae tertengkar di hadapan para penonton.

--

Sang-in terpuruk karena acara perilisannya tak berjalan sesuai rencana.

Video saat Mun-yeong dan Sang-tae berdebat pun viral.

Nam Ju-ri berkata itu bisa jadi strategi pemasaran yang bagus.

Ia juga berkata Sang-in pasti bisa bangkit lagi karena ia adalah pria yang kuat.

Sang-in kemudian berkata ia tidak akan kembali ke Seoul karena berbagai alasan, termasuk Ju-ri.

Sang-in kemudian dengan malu-malu menyentuh tangan Ju-ri.

--

Saat Gang-tae, Mun-yeong, dan Sang-tae beranjak pulang, direktur rumah sakit memberikan kejutan mereka berupa mobil kemah sebagai bayaran atas mural yang dibuat Sang-tae.

Gang-tae berkata hadiah itu berlebihan jika hanya untuk mural.

Namun direktur berkata hadiah itu juga sebagai permintaan maafnya karena tak bisa mengenali orang, Do Hui-jae yang menyamar sebagai kepala perawat yang membuatnya menderita.

Ia kemudian menyuruh Gang-tae berlibur dan bersenang-senang.

--

Namun ternyata hanya Gang-tae lah yang antusias berlibur meski Sang-tae dan Mun-yeong yang pertama kali masuk ke mobil kemah karena bersemangat.

Sang-tae tidak mau pergi karena mereka memutuskan untuk menetap.

Sedangkan Mun-yeong tidak mau pergi karena tempat itu sempit dan membuatnya tak nyaman.

Gang-tae kesal dan minum-minum sampai mabuk bersama Jae-su dan Sang-in.

--

Saat Gang-tae pulang, Sang-tae dan Mun-yeong rupanya sudah menunggunya lengkap dengan barang bawaan.

Keduanya rupanya hanya pura-pura tidak mau berpergian.

Gang-tae mendadak emosional dan memeluk Sang-tae dan Mun-yeong karena bahagia.

Mereka bertiga pun akhirnya berpergian, menuju berbagai tempat dan menginap berhari-hari.

--

Di suau malam, Mun-yeong duduk di depan perapian bersama Gang-tae.

Ia minta maaf telah melukai Gang-tae dan berjanji tak akan melukainya lagi.

Ia kemudian mengucapkan cinta kepada Gang-tae, kali ini, pernyataannya itu tulus.

--

Keesokan harinya, Sang-tae ingin pulang dan lanjut bekerja sebagai ilustrator.

Namun ia hanya ingin pulang sendiri, membiarkan adiknya dan Mun-yeong melanjutkan perjalanan.

Sang-tae berkata ada penulis lain yang menyukainya dan mengajaknya bekerja sama.

Sang-tae merasa senang ia dibutuhkan.

Mun-yeong lalu berkata ia juga membutuhkan Sang-tae namun Gang-tae menyadari hal lain.

Gang-tae bertanya pada Sang-tae apakah ia tidak apa-apa tanpa dirinya.

Sang-tae berkata "Moon Gang-tae adalah milik Moon Gang-tae."

Kata-kata itu berujung flashback saat Gang-tae kecil berteriak pada ibunya bahwa ia adalah milik dirinya sendiri.

Kini, Sang-tae juga berkata ia adalah milik dirinya sendiri.

Gang-tae menangis menyadari akhirnya sang kakak bisa mengurus dirinya sendiri.

Sang-tae memeluk adiknya dan mengucapkan terima kasih kepadanya karena selama ini telah menemami dan merawatnya.

Lee Sang-in kemudian datang menjemput Sang-tae.

Mun-yeong dan Gang-tae melanjutkan liburan mereka berdua.

Seri ini ditutup dengan akhir cerita dongeng "Menemukan Jati Diri" di mana ketiga karakter telah menemukan diri mereka dan berbahagia bersama.

**tamat**

Poin tambahan:
- Direktur O menemukan anaknya tidur di saat waktunya bekerja dan mempermalukannya di depan karyawan lain
- Gang-tae kini menganggap Jae-su sebagai kakak karena Jae-su lebih tua satu tahun darinya
- Jeong-tae dan A-reum bersatu lagi di akhir
- Gang-tae memberikan buku dongeng "Menemukan Jati Diri" kepada ibu Ju-ri. Sang-tae menulis catatan, menyebut ibu Ju-ri adalah "ibu palsu" baginya, yang artinya, meski bukan ibu sungguhan, tapi ia adalah ibu yang baik untuknya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved