Jumat, 5 September 2025

Cerita Oghie, Musisi Asal Makassar yang Tetap Kreatif di Tengah Pandemi Covid-19

Oghie kembali menunjukkan karya terbaru yang dipilihnya sebagai mini album pertama yang berjudul “Refrain” dengan lagu pamungkas "I Saw The Love".

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
ISTIMEWA
Foto. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Oghie, musisi asal Makassar, mampu bertahan untuk tetap berkreasi di masa pandemi Covid-19. Produser dan musisi itu telah bermusik sejak 2001.

Kehadiran Oghie menambah variasi di industri musik Indonesia. Sehingga menambah warna dan angin segar dengan lagu-lagu yang unik, berkualitas, serta enak didengar.

Dalam keterangan yang diterima Tribunnews, Minggu (12/12/2021), sebelum terjun ke industri musik Indonesia, Oghie aktif sebagai produser musik di berbagai layanan daring.

Hingga akhirnya, merilis single perdananya berkolaborasi dengan pemain Erhu Asal Singapura Jazreel Luar yang berjudul “The Night Lost Its Mind” pada pertengahan 2021 lalu.

Membuatnya digemari di banyak negara seperti Australia, Singapura, Swiss, Jerman serta beberapa pendengar di Amerika.

Berkolaborasi bersama Anya Shurubey, penyanyi asal Ukraina, kini Oghie kembali menunjukkan karya terbaru yang dipilihnya sebagai mini album pertama yang berjudul “Refrain” dengan lagu pamungkas "I Saw The Love".

Musik ini digarap oleh Oghie dengan memadukan musik modern dengan unsur nada oriental khas Asia dan liriknya dibuat berdasarkan pengalaman pribadi Anya Shurubey sendiri.

Di mana ia merasakan kegelisahan-kegelisahan dalam menjalani suatu hubungan.

"Di dalamnya ada 4 lagu. Komposisi pada mini album ini sebenarnya eksperimen kombinasi antara unsur-unsur etnomusikologi di Asia dan Eropa Timur. Yang paling menonjol kedengaran itu di lagu I Saw The Love," kata dia.

Baca juga: Pandemi Mulai Mereda, Konsumsi Masyarakat Diperkirakan Terus Meningkat

"Nuansa-nuansa seperti itu sih yang gue mau share di lagu ini, ya meskipun ini akan terbilang baru di telinga," jelas Oghie.

Hadir dalam genre musik Pop R&B, Slap, Elektronik, Tradisional Oghie pun kembali menunjukkan kualitasnya sebagai musisi yang luar biasa.

Memiliki kemampuan komposisi baik dan warna nada yang fresh, serta timbre suara sang vokalis Anya Shurubey.

Oghie memikat telinga pendengar untuk mendengarkan lagu ini berulang-ulang.

"Lagu ini bergenre Eksperimental sih, meskipun ada genre slap house dan orkestra di beberapa lagu dan inspirasinya lebih ke Electronic-Oriental Pop sih karena emang gue lagi seneng banget sama Etnomusikologi dan instrumen tradisional seputaran Asia, namun disatu sisi dunia Electronic Music juga menarik karena latar belakang kuliah saya Teknologi Informasi," ucap Oghie.

Postmix Studio di Ukraina pun digandenganya untuk melakukan perekaman dan mixing suara Anya Shurubey.

"Kalau musiknya sih gue garap sendiri di studio gue di Bandung, namun karena gue dan Anya itu beda negara," ujarnya.

Akhirnya, dia melakukan perekaman di negaranya setelah musiknya jadi, kemudian mengirimkan RAW vokalnya.

"Jadi di Ukraina itu hanya vocal record dan vocal mixing saja," kata dia.

Sebagai penyempurna karya ini, Oghie juga mengajak Irman Usman salah satu musisi karawitan untuk men-direct musik tradisinya dan mengisi gendang di lagu I Saw The Love.

"Proses pembuatan musik cukup singkat sih, karena gue udah sering tektokan sama rekan-rekan etnomusikolog," ujarnya.

"Dan di lagu ini juga gue dibantu Irman Usman, musikus dan pemain instrumen musik tradisional, jadi seru banget sih. Kalo kesulitan hampir enggak ada yah, mungkin lebih ke pengalaman sedih aja ketika rekaman gendangnya, maestro gendang dunia Abd Muin Dg. Mile asal Makassar berpulang, jadi kita sampai harus break dulu sampai perasaan sedih selesai lalu lanjut recording lagi," ujar Oghie.

Untuk penulisan lirik pada lagu ini, Oghie menyerahkan ke Anya Shurubey.

Liriknya yang sangat easy to catch dan simple membuat keseluruhan lagu menjadi indah namun easy listening.

Oghie menjanjikan kepada seluruh penanti karyanya bahwa semua musiknya akan mudah untuk dicerna namun tetap punya musikalitas yang tinggi.

"Meskipun liriknya bahasa Inggris semoga lagu ini bisa disukai oleh semua pendengar musik di tanah air tentunya, bisa memberikan warna baru di musik Indonesia, dan jadi anthem buat temen-temen yang lagi nyari genre baru," tutur Oghie yang bercita-cita untuk segera dapat mengeluarkan album pertamanya.

Di bawah naungan label Lontar Records, mini album "Refrain" ini telah rilis pada tanggal 12 Desember 2021 lalu, dan kini sudah bisa didengarkan di seluruh digital musik platform yang tersedia.

Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan