5 Lagu Banda Neira yang Paling Banyak Didengarkan di Spotify: Esok Pasti Jumpa, Sampai jadi Debu
Berikut ini daftar lima lagu dari Banda Neira yang paling banyak didengarkan di Spotify
Penulis:
Muhammad Renald Shiftanto
Editor:
Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS.COM - Banda Neira merupakan duo yang beranggotakan Rara Sekar dan Ananda Badudu.
Banda Neira awalnya terbentuk pada 2012, lalu.
Selama berkarier, sudah dua album yang dirilis oleh Banda Neira, Berjalan Lebih Jauh dan Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti.
Sayang, Banda Neira kini sudah bubar tak lama setelah album kedua mereka rilis.
Dari dua album tersebut, berikut ini daftar lagu yang paling banyak didengarkan di Spotify:
Esok Pasti Jumpa (Kau Keluhkan) - 5,6 juta
Baca juga: 5 Lagu Pamungkas yang Paling Banyak Didengarkan di Spotify: Monolog hingga To the Bone
Kau keluhkan awan hitam
Yang menggulung tiada surutnya
Kau keluhkan dingin malam
Yang menusuk hingga ke tulang
Hawa ini kau benci
Dan kau inginkan 'tuk segera pergi
Berdiri angkat kaki
Tiada raut riangmu di muka, pergi segera
Kau keluhkan sunyi ini
Tanpa ada yang menemani
Kau keluhkan risau hati
Yang tak kunjung juga berhenti
Rasa itu kau rindu
Dan kau inginkan tuk segera tiba
Dan kembali bermimpi
Hanyut dalam hangatnya pelukan cahaya mentari
Dan ingatlah pesan sang surya pada manusia malam itu
'Tuk mengingatnya di saat dia tak ada
'Tuk mengingatnya di saat dia tak ada
'Tuk mengingatnya di saat dia tak ada, esok pasti jumpa
Senja di Jakarta - 6,9 juta
Bersepeda di kala senja
Mengejar mentari tenggelam
Hangat jingga temani rasa
Nikmati Jakarta
Bersepeda keliling kota
Kanan kiri, ramai jalanan
Arungi lautan kendaraan
Oh, maafkan Jakarta
Parapa, parapa, parapa, parara
Nikmati jalan di Jakarta
Parapa, parapa, parapa, parara
Maafkan jalan di Jakarta
Bersepeda sepulang kerja
Kenyang hirup asap Kopaja
Klakson kanan kiri berbalasan
Oh, senja di Jakarta
Parapa, parapa, parapa, parara
Nikmati jalan di Jakarta
Parapa, parapa, parapa, parara
Nikmati jalan di Jakarta
Maafkan jalan Jakarta
Nikmati jalan di Jakarta
Bersepeda, di kala senja
Nikmati Jakarta
Hujan di Mimpi - 16 juta
Semesta bicara tanpa bersuara
Semesta ia kadang buta aksara
Sepi itu indah, percayalah
Membisu itu anugerah
Seperti hadirmu di kala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua kita berlari
Semesta bergulir tak kenal aral
Seperti langkah-langkah menuju kaki langit
Seperti genangan akankah bertahan
Atau perlahan menjadi lautan
Seperti hadirmu di kala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua kita berlari
Seperti hadirmu di kala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua kita berlari
Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti - 40 juta
Jatuh dan tersungkur di tanah aku
Berselimut debu sekujur tubuhku
Panas dan menyengat
Rebah dan berkarat
Yang, yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti
Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Di mana ada musim yang menunggu?
Meranggas merapuh, berganti dan luruh
Bayang yang berserah
T’rang di ujung sana
Yang, yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti
Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti
Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Yang hancur lebur akan terobati
Yang sia-sia akan jadi makna
Yang terus berulang suatu saat henti
Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi
Yang patah tumbuh, yang hilang berganti
Sampai Jadi Debu - 53 Juta
Badai Tuan telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap pagi menjelang
Kau di sampingku
Ku aman ada bersamamu
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu
Badai Puan telah berlalu
Salahkah ku menuntut mesra?
Tiap taufan menyerang
Kau di sampingku
Kau aman ada bersamaku
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku di liang yang satu
Ku di sebelahmu
(Tribunnews.com)