Tidak Harus ke Luar Negeri, Proses Pascaproduksi Film Bisa Dilakukan di Jakarta
Pertumbuhan produksi film Indonesia yang telah menembus lebih dari 100 judul per tahun membawa tantangan baru di bidang teknis.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam industri film, proses pascaproduksi memainkan peran krusial dalam menentukan kualitas akhir sebuah karya.
Namun, keterbatasan fasilitas teknis di Indonesia selama ini membuat banyak rumah produksi harus membawa tahap ini ke luar negeri, terutama untuk pengolahan audio seperti mixing dan final sound.
Country Manager Bespoke Lab Indonesia, Robert Simanjuntak mengatakan, kondisi ini tidak hanya menambah beban biaya, tetapi juga menyulitkan bagi film-film dengan anggaran menengah atau kecil yang ingin mempertahankan standar kualitas tinggi.
Baca juga: Produser Film Leni Lolang Jadi Korban KA Argo Bromo Anggrek Anjlok di Subang Jabar
"Banyak produser kini mencari solusi yang tidak hanya efisien secara biaya, tetapi juga mampu memenuhi standar kualitas global," kata Robert Simanjuntak saat peresmian studio audio post-production di Jakarta belum lama ini.
Studio baru ini hasil kolaborasi antara Bespoke Lab Indonesia dan Kantana Post Production, sebuah studio asal Thailand yang menawarkan mixing dengan standar Dolby Atmos dan final mixing di ruangan setara bioskop.
Dikatakannya, pertumbuhan produksi film Indonesia yang telah menembus lebih dari 100 judul per tahun membawa tantangan baru di bidang teknis.
"Dari total sekitar 20 proses dalam audio post-production, kini 5 hingga 6 proses penting bisa ditangani di dalam negeri sehingga jadi opsi baru bagi rumah produksi untuk menjaga kualitas teknis sambil menekan biaya produksi," katanya.
Kehadiran studio ini jadi langkah ini sebagai upaya membawa teknologi audio post-production kelas atas menjadi lebih terjangkau dan dekat dengan pelaku industri lokal.
Dikatakannya, Kantana dikenal sebagai studio high-class yang biasanya hanya bisa dijangkau oleh film-film besar seperti karya Joko Anwar dan Raditya Dika.
Baca juga: Sering Dikaitkan Lagu Lesti Kejora, Produser Film Lebih dari Selamanya Beri Bantahan
Bespoke Lab yang berbasis di Korea Selatan merupakan pemimpin dalam layanan kelokalan konten (localization) dan kini memperluas portofolionya di Indonesia dengan layanan post-production.
CEO Bespoke Lab, Betty Cho, menyebut kerja sama ini memungkinkan layanan audio premium tersedia di Indonesia tanpa harus bergantung pada fasilitas luar negeri.
"Kami ingin menjadi pilihan utama bagi produser lokal maupun regional yang ingin mendapatkan layanan audio post-production premium tanpa harus meninggalkan Indonesia," kata Betty.
Managing Director Kantana Post Production, Pimlapat Chaiviriyachok, menambahkan bahwa pihaknya tengah membangun relasi dengan rumah produksi lokal.
"Kami akan aktif menjajaki ajang industri untuk memperkuat kehadiran di Asia Tenggara," katanya.
Meski kerjasama ini masih dalam tahap awal, sejumlah rumah produksi telah menunjukkan minat untuk memanfaatkan fasilitas ini, meskipun belum diumumkan secara resmi.
"Yang penting sekarang, kita sudah punya fasilitas kelas dunia di Indonesia, sehingga produser tidak perlu repot lagi ke luar negeri hanya untuk proses audio,” pungkas Robert.
Ditunjuk Jadi Dirut PT Produksi Film Negara, Ifan Seventeen Siap Emban Tanggung Jawab: Amanah Besar |
![]() |
---|
Diragukan sebagai Dirut PFN, Ifan Seventeen Sesumbar soal Kemampuannya: Aku Punya PH |
![]() |
---|
Kompetensi Diragukan sebagai Dirut PFN, Ifan Seventeen Ungkap Pengalamannya di Industri Film |
![]() |
---|
Dikritik Jadi Dirut PFN, Ifan Seventeen: Bukan Sekadar tentang Siapa yang Memimpinnya |
![]() |
---|
Ditunjuk Jadi Dirut PFN Salah Satu BUMN, Ini Rekam Jejak Ifan Seventeen Selaku Fans Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.