5 Tahun Jadi Podcaster, Denny Sumargo Evaluasi Diri Lewat Cibiran Orang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama Denny Sumargo tak lagi identik dengan sosok Pebasket Sombong yang melekat padanya beberapa tahun lalu.

Ia kini identik dengan dunia podcast, karena kontennya di Youtube lebih banyak video podcast. 

Densu sapaan akrabnya mengaku tidak pernah menyangka dirinya bisa menjadi host podcast selama hampir lima tahun terakhir.

“Ya, itu terjadi secara organik aja. Saya juga nggak pernah nyangka saya bisa menjadi seorang host, membawa sebuah podcast," ujar Denny Sumargo di kawasan Tendean Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025).

Baca juga: Umbar Aib Paula Verhoeven, Baim Wong Minta Maaf ke Denny Sumargo karena Tak Mau Dengar Nasihat

"Dan mungkin akhirnya bisa sampai kayak sekarang sudah hampir 5 tahun dipercaya, itu sulit kan,” ungkap Densu.

Menurutnya, perjalanan lima tahun sebagai podcaster tidaklah mudah. Banyak pro dan kontra yang ia hadapi.

Betah selama 5 tahun jadi host podcast, Denny Sumargo tak memungkiri bahwa semua ini bagian dari keberkahan dalam hidupnya

“Dengan segala pro kontra dan segala juga hal-hal yang mungkin menjadi batu sandungan selama 5 tahun itu, saya takjub aja sih. Saya merasa bahwa Tuhan memberkati saya dengan segala kemurahan hatinya," tutur Densu.

Meski begitu, Denny tidak lepas dari kritik, termasuk anggapan bahwa dirinya sekadar aji mumpung pada masalah orang lain lewat konten podcast. 

Ia memilih santai dan menganggap komentar miring justru bisa jadi bahan evaluasi.

“Ya, enggak apa-apa, saya bisa paham lah. Karena kan perspektif-perspektif orang dan kebebasan berpendapat itu tidak bisa kita lawan dan juga tidak bisa kita hentikan karena ini negara bebas berpendapat," jelasnya

"Dan saya sendiri pun juga sangat mengoreksi diri saya dari masukan-masukan,” lanjut Denny Sumargo.

Densu tak mau sombong menghadapi komentar netizen, karena menurutnya beberapa komentar yang diterima ada benarnya juga.

“Mungkin saya pikir-pikir kadang-kadang ada kayak komentar-komentar yang pedas dan negatif, ada benarnya. Jadi kadang-kadang kita evaluasi, apakah komentar ini memang ada benarnya, apakah lebih baik yang mana," terang Densu.

"Jadi buat kami itu hal yang penting sih sebenarnya, bukan menjadi sebuah hinaan, tapi kami merasa hate comment itu bisa menjadi sebuah media atau komentar introspeksi,” terusnya.

(Tribunnews.com/ Bayu Indra Permana)