Kesedihan Ajie Darmaji Lihat Anak Kembar Mpok Alpa, Teringat Almarhum Istri

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aji Darmaji masih terus berjuang melanjutkan hidup pasca kepergian sang istri tercinta, komedian Mpok Alpa.

Ia mengaku hingga kini belum kuat menatap anak-anaknya terlalu lama karena selalu teringat almarhumah.

Baca juga: Aji Darmaji Arahkan Sherly jadi Artis seperti Mpok Alpa, hingga Bentuk Tim YouTube Mulai Ngevlog

Mpok Alpa, komedian sekaligus presenter dengan nama asli Nina Carolina, tutup usia pada Jumat (15/8/2025) sekitar pukul 08.31 WIB setelah berjuang melawan kanker selama tiga tahun.

“Enggak bisa gendong anak lama-lama kayak gitu, kan pegal juga. Tapi rasa sedih saya itu kalau ngelihat anak-anak tuh ingat almarhumah,” ujar Aji saat ditemui awak media di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan baru-baru ini.

Aji menegaskan bukan berarti ia tidak menyayangi anak-anaknya, namun dirinya masih dalam proses menata perasaan.

Baca juga: Dapat Tawaran Jadi Presenter Teruskan Jejak Istri, Ini Respon Suami Mpok Alpa

“Paling lama banget lima menit atau sepuluh menit saya tinggal. Karena ya yang tahu saya doang gimana rasanya. Tapi di depan anak-anak, saya tetap berusaha bahagia walau hati ini masih sedih,” tuturnya.

Meski masih diselimuti duka, Aji berusaha tetap memberikan kebahagiaan untuk anak-anaknya, terutama dalam menyambut ulang tahun kembarannya, Rapa dan Rapi.

“Kemeriahannya insyaallah pengin kita rayain. Kalau ada rezeki, rencananya mau rayain di dekat laut,” ucapnya.

Aji menjelaskan rencananya perayaan ulang tahun anak kembarnya sudah direncanakan bersama Mpok Alpa sebelum meninggal dunia. Namun amanah tersebut masih terus diingat oleh Aji.

“Almarhum pernah bilang, ‘Pah, kalau Rapa-Rapi ulang tahun, kita ke laut, yuk. Udah lama enggak ke laut,’ gitu. Padahal dia biasanya lebih suka gunung. Jadi pengin banget ke laut biar lihat luasnya laut, katanya. Saya bilang waktu itu, ‘Yang penting kamu sehat dulu.’ Tapi ya sekarang pengin ngejalanin amanahnya,” kenang Aji.

Selain itu, Aji juga memikirkan cara terbaik untuk mengenalkan sosok ibu kepada anak-anaknya yang masih kecil.

“Si kembar kan belum kenal sosok seorang ibu. Nanti pelan-pelan kita kasih tahu, lewat cerita waktu hamil, waktu lahiran. Sekarang mereka belum paham. Si Fatih aja yang kelas tiga SD masih suka nanya, ‘Pah, kenapa Mama enggak balik ke rumah?’” ujarnya.

Aji berharap bisa terus menguatkan anak-anaknya agar tumbuh penuh kasih meski tanpa kehadiran seorang ibu.

“Pelan-pelan nanti kita kasih pengertian, biar mereka punya kekuatan. Walaupun enggak dapat kasih sayang seorang ibu, tapi masih ada bapak dan kakak yang sayang sama mereka,” tutupnya.