Film 'Pesugihan Sate Gagak' Tambah 401 Layar Penayangan di Bioskop

Ringkasan Berita:

• Film Pesugihan Sate Gagak Tayang di bioskop
• Baru-baru ini ada penambahan jumlah layar penayangan hingga total 1481 show time
• Banyak dukungan dari Samarinda, kota asal Yono Bakrie dan Ardit Erwandha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Film horor komedi Pesugihan Sate Gagak garapan Etienne Caesar dan Dono Pradana dapat respon positif dari penonton Indonesia.

Pantauan Tribunnews.com dari media sosial, film menambah jumlah layar penayangan menjadi 401 layar dengan total 1481 show time. 

Catatan ini didapatkan hanya dalam hitungan hari sejak tayang 13 November 2025 kemarin.

Tak hanya soal penambahan layar yang fantastis, dukungan luar biasa dari Kalimantan menjadi sorotan besar dalam perkembangan film ini. 

Baca juga: Yoriko Angeline Minder Syuting Bareng Yono Bakrie di Film Pesugihan Sate Gagak

Dua pemeran utamanya Yono Bakrie dan Ardit Erwandha merupakan talenta asli Samarinda, Kalimantan Timur. 

Sementara sang pemeran utama wanita, Yoriko Angeline, berasal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Keterlibatan trio pemeran yang memiliki akar kuat di Kalimantan tersebut membuat beberapa bioskop penuh di berbagai kota seperti Samarinda, Balikpapan, dan Banjarmasin membludak sejak hari pertama tayang. 

Yono Bakrie, pemeran Dimas, mengaku terharu melihat dukungan dari masyarakat daerah asalnya.

"Bahagia rasanya film Pesugihan Sate Gagak dapat respon baik dari penonton. Ini mumpum weekend silahkan nonton ya," kata Yono Bakrie di akun Instagramnya dikutip Tribunnews.com, Sabtu (15/11/2025).

“Senang banget melihat antusiasme teman-teman di Kalimantan. Dukungan mereka berarti banget buat kami,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Ardit yang memerankan Anto. Ia merasa pencapaian ini menjadi bukti bahwa film komedi horor lokal masih sangat diminati.

“Alhamdulillah, dukungan dari kampung halaman bikin kami makin semangat. Kami bersyukur film ini bisa diterima luas,” kata Ardit.

Pesugihan Sate Gagak bercerita tentang tiga sahabat yang terhimpit utang dan nekat melakukan ritual pesugihan dengan menjual sate dari daging gagak kepada makhluk halus.
 
Cerita absurd dan keberanian bermain di ranah komedi-klenik membuat film ini viral karena dianggap berhasil menghadirkan horor, kritik sosial, dan tawa sekaligus.

(Tribunnews.com/ Bayu Indra Permana)