Tabrakan Maut Simoncelli
Sepang: Histeria dan Rasa Tak Percaya Simonceli Telah Tiada
Histeria berubah menjadi rasa duka. Mereka tak menyangka kecelakaan sampai sefatal itu. Penonton asal Eropa, tertunduk lesu.
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

Laporan Langsung Wartawan Banjarmasin Post, Aya Sugianto
TRIBUNNEWS.COM, SEPANG - Kemeriahan Sirkuit Sepang Internasional Malaysia yang penuh sorak-sorak ribuan penonton mendukung para rider idola mereka berubah rusuh. Para penonton, khususnya yang berada di tribun utama, kecewa atas terhentinya balapan kelas di kelas MotoGP yang mereka tunggu-tunggu.
Para rider kembali masuk paddock, setelah mendengar informasi bahwa balapan tidak dilanjutkan karena kecelakaan antara Marco Simoncelli dan Colin Edward. Para penonton di tribun utama kecewa, mereka melempari lintasan dengan kaleng dan botol air mineral. Histeria menggila, situasi berubah memanas, ketegangan meningkat, ketidakpuasan rupanya menjalar ke penonton di tribun Gate K1 Granstand dan Gate K2.
Namun kabar duka atas tewasnya Simoncelli menghapus semua amarah penonton yang ada. Histeria berubah menjadi rasa duka. Mereka tak menyangka kecelakaan sampai sefatal itu. Penonton asal Eropa, tertunduk lesu.
Cho Shing, penggemar MotoGP lokal asal Malaysia, jadi orang yang juga tak percaya Simoncelli telah tiada.
"Sejak awal di kelas 125 cc dan 250 cc memang banyak kecelakaan karena memang saya nonton ditepat tikungan setelah trek lurus panjang, tapi saya tidak tahu dengan kecelakaan Simoncelli, karena saya hanya lihat dari layar yang ada di arena sirkuit.
"Tapi saya lihat kecelakaan biasa saja, tapi ternyata, bikin dia, tewas, saya sangat berduka sekali dengan berita kecelakaan Simoncelli, padahal dia pembalap bagus masa depan. Tapi sekarang dia sudah tidak ada," ujar Cho sedih.