Duel Chris John dan Daud Jordan
Chris John dan Daud Berharap Tinju Tak Lagi Jadi Anak Tiri
Sukses menjadi duta bangsa di negeri orang, mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya di kancah dunia, seolah tak berarti.
Penulis:
Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM – Sukses menjadi duta bangsa di negeri orang, mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya di kancah dunia, seolah tak berarti. Setiba di bandara Soekarno-Hatta usai tampil mempertahankan gelar juara dunia, Chris John dan Daud Yordan disambut sepi.
"Kami berharap tinju jangan dianaktirikan. Bagaimana pun, saat dua petinju terbaik Indonesia berhasil sebagai juara dunia, ingat juara dunia lho ya, mestinya perhatian pemerintah harus ditingkatkan," kata istri Petinju Chris John, Anna Maria Megawati kepada Tribun Network dalam perbincangan di redaksi Newsroom Tribun Network Jakarta, Jalan Palmerah, Jakarta, Senin (12/11/2012) siang.
"Ini jangankan perhatian, penyambutan saja tidak ada. Saat juara dunia pulang ke negaranya, mestinya disambut. Kami tiba di Bandara kemarin, tidak ada sama sekali penyambutan," keluh Anna. “Kami bukannya meminta uang, tapi perhatian. Kalau uang sudah lebih dari cukup kok,” imbuhnya.
Barulah Chris John menjawab. "Harapan saya, jangan ada dikotomi dari pemerintah. Maksud saya, atlet yang dibiayai APBN, seperti atlet Olimpiade jangan diperlakukan baik, sedangkan kami yang tidak dibiayai negara, tidak diperhatikan," kata John, pemilik nama Yohanes Chris John.
Damianus Yordan, kakak sekaligus pelatih merangkap manajer Daud Yordan menimpali, ia memang merasakan minimnya perhatian pemerintah terhadap pembinaan dunia tinju nasional. "Kami berharap pemerintah memberikan perhatian lebih kepada olahraga tinju profesional Indonesia. Selama ini kami melihat tinju profesional seperti kurang diperhatikan oleh pemerintah, berbeda dengan tinju amatir ataupun olahraga lainnya. Padahal petinju profesional adalah duta-duta bangsa di bidang olahraga, yang mengharumkan dunia di kancah internasional," tutur Damianus.
Menurut Damianus Yordan, seharusnya pemerintah sudah mulai terbuka dan memberikan bantuan materi ataupun non-materi, setelah melihat saat ini Indonesia memiliki dua juara tinju profesional yaitu, Daud Yordan dan Chris John. "Jangan lagi ada dikotomi antara amatir dan profesional, kami ingin perlakuan yang sama dari pemerintah," kata Damianus, yang mengaku seorang pegawai negeri sipili rendahan di Pemerintah Kabupaten Kayong Utara (KKU), Kalimantan Barat.
Damianus mencontohkan, perhatian pemerintah saat ini hanyalah menyaksikan langsung pertandingan Daud Yordan dan Chris John sewaktu bertanding di Singapura, pekan lalu. Saat itu, Menpora Andi Alfian Mallarangeng datang dan naik ke atas ring saat Daud maupun John memenangi pertandingan. Anggota DPR Tantowi Yahya juga ikut menonton. Namun peran dan andil mereka pada tinju tidak terlihat nyata.
"Ya, memang sewaktu pertandingan kemarin di Marina Bay Sands, Singapura, ada Menpora Andi Mallarangeng dan anggota DPR Tontowi Yahya. Tapi cuma datang untuk foto-foto, habis itu mereka tidak tahu ke mana," kata Daminaus.
Kepada Tribunnews yang menemuinya di arena tinju Marina Bay, Jumat lalu, Andi Mallarangeng mengungkapkan kebanggaan kepada Chris dan Daud yang mampu mempertahankan gelar. Andi mengucapkan selamat kepada kedua petinju yang berhasil mempertahankan gelar juaranya.
"Lawannya luar biasa bertahan dan menyerang. Namun Daud dan Chris mampu bertahan dgn baik," kata Andi, sambil memuji dorongan yang diberikan Anna Maria kepada Chris John, suaminya.
Berita duel Chris John vs Chonlantarn Piriyapinyo, dan Daud 'Chino' Jordan vs Choi Tseveenpurev, klik di sini.
Simak berita KORAN FUTURISTIK dan ELEGAN, Tribun Jakarta Digital Newspaper