Olimpiade 2021
Profil Laurel Hubbard, Atlet Transgender yang Berjuang di Cabor Angkat Besi Olimpiade Tokyo
Laurel Hubbard menjadi atlet transgender pertama yang berkompetisi di ajang Olimpiade. Ia bertanding di cabor angkat besi Olimpiade Tokyo 2021
Penulis:
Guruh Putra Tama
Editor:
Muhammad Nursina Rasyidin
TRIBUNNEWS.COM - Gelaran Olimpiade Tokyo 2021 sekiranya akan terasa spesial bagi sosok Laurel Hubbard.
Pasalnya, Laurel Hubbard secara resmi berkompetisi di Olimpiade Tokyo 2021 di cabor angkat besi putri.
Laurel tampil di kelas +87 kilogram dan bersaing dengan beberapa lifter unggulan.

Baca juga: Atlet Belanda Ini Sebut Minum Kopi Jadi Kunci Menangi Medali Emas Olimpiade Tokyo 2021
Termasuk, wakil Tim Merah Putih yang bertanding di kelas yang sama, Nurul Akmal.
Perlu diketahui, Laurel Hubbard bukanlah seorang lifter biasa.
Ia adalah atlet transgender pertama yang berkompetisi di turnamen sekelas Olimpiade.
Namun, kiprahnya di cabor angkat besi sendiri tak begitu bagus.
Baca juga: IOC Luncurkan Investigasi pada Atlet Olimpiade Belarusia yang Menolak Pulang karena Alasan Keamanan
Ia gagal mengangkat beban satu kalipun selama tiga percobaan yang diperbolehkan.
Rinciannya, Laurel gagal untuk mengangkat beban 120kg di atas kepalanya.
Pada giliran kedua, ia langsung menaikkan beban angkatannya.
Ia tercatat mengangkat beban 125 kilogram yang sempat angkat tinggi di atas kepalanya.

Sayangnya, juri memutuskan angkatan tersebut tidak sah.
Pada angkatan ketiga, ia tidak berhasil mengulangi angkatan 125 kilogramnya.
Lantas siapah sosok sang atlet transgender ini?
Berikut Profil Laurel Hubbard
Laurel Hubbard adalah atlet angkat besi Selandia Baru yang lahir pada 9 Februari 1978, sebagaimana dikutip dari TribunnewsWiki.
Ia sempat vakum selama 15 tahun sebagai lifter.
Dalam sebuah wawancara Hubbard menyebut alasan vakumnya itu karena tekanan untuk mencoba menyesuaikan diri dengan dunia yang mungkin tidak benar-benar disiapkan untuk orang-orang seperti dirinya (transgender).
Dia mulai bertransisi pada tahun 2012 — dan setelah jeda lebih dari 15 tahun, dia mulai bekerja untuk kembali ke kompetisi angkat besi.
Laurel Hubbard adalah salah satu atlet peringkat teratas di dunia dalam kategorinya.
Baca juga: Atlet Perempuan Kanada Raih 12 dari Total Perolehan 14 Medali di Olimpiade Tokyo 2020
Dia memiliki peluang bagus untuk memenangkan medali, karena beberapa lainnya tidak akan bersaing karena aturan oleh Federasi Angkat Berat Internasional (IWF) bahwa hanya boleh ada satu pengangkat per kategori dari setiap negara.
Partisipasi Hubbard dalam kompetisi sebelumnya sempat memicu kontroversi.
Pada tahun 2019 ia memenangkan medali emas di Pacific Games di Samoa, mengalahkan seorang atlet dari negara tuan rumah, yang memicu kemarahan.
Karier Angkat Besi
Sebagai junior, Hubbard adalah pemegang rekor nasional dan mengangkat total 300kg di kompetisi pria domestik.
Rekor tersebut kemudian dilampaui oleh David Liti.
Kemudian ia berhenti pada tahun 2001 pada usia 23 tahun.
Namun pada 2012 ia kembali menunjukkan dirinya sebagai wanita transgender.
Ia juga merubah namanya menjadi Laurel Hobbard.
Atlet asal Selandia Baru ini mulai terapi hormon di tahun itu.
Baca juga: Wejangan Sang Ayah untuk Ginting Usai Menangi Medali Perunggu Olimpiade Tokyo
Ia kemudian berkompetisi dalam angkat besi internasional untuk pertama kalinya pada 2017.
Sejak kembali ke kompetisi, Hubbard telah memenangkan tujuh medali emas turnamen internasional.
Setelah menderita cedera siku saat memimpin Commonwealth Games 2018, dia mengira karirnya sudah berakhir tetapi berjuang kembali dan memenangkan emas Pacific Games pada 2019.
Sekarang (2021) dia adalah lifter tertua ketiga dalam sejarah Olimpiade.
(Tribunnews.com/Guruh) (TribunnewsWiki.com/Saradita Oktaviani)