Kamis, 7 Agustus 2025

MotoGP

Teriakan Marc Marquez soal Kontroversi Penalti Ban di MotoGP 2025, MM93 Minta Keringanan Hukuman

Marc Marquez merasa hukuman soal penalti ban yang memicu kontroversi di MotoGP 2025 terlalu berat. Sanksi hukuman waktu agar dikurangi.

MotoGP
MARC MARQUEZ - Pemimpin sprint race MotoGP Italia 2025, Marc Marquez #93 saat beraksi di Sirkuit Mugello, pada 21 Juni 2025. Marc Marquez sarankan sanksi penalti tekanan ban agar dikurangi di tebgah kontroversi yang terjadi di MotoGP 2025. (Foto: MotoGP) 

TRIBUNNEWS.COM - Aturan tekanan ban pada MotoGP 2025 kembali menuai sorotan, kali ini datang dari pembalap Ducati Lenovo Team, Marc Marquez.

Juara dunia MotoGP enam kali ini setuju dengan tujuan aturan tersebut untuk alasan keselamatan. Tetapi MM93 merasa ada satu hal yang perlu diubah yakni sistem penaltinya yang dianggap terlalu berat.

Aturan tekanan ban ini mulai diterapkan sejak musim lalu, yang justru memicu sebuah kontroversi pada MotoGP 2025.

Pembalap yang gagal mempertahankan tekanan ban minimum selama persentase putaran tertentu akan dikenai hukuman.

MARC MARQUEZ - Pembalap Spanyol besutan Ducati Lenovo, Marc Marquez #93, mengarungi kualifikasi MotoGP Ceko 2025 di Sirkuit Brno, pada 19 Juli 2025. (Foto Arsip Juli 2025). (Foto: MotoGP)
MARC MARQUEZ - Pembalap Spanyol besutan Ducati Lenovo, Marc Marquez #93, mengarungi kualifikasi MotoGP Ceko 2025 di Sirkuit Brno, pada 19 Juli 2025. (Foto Arsip Juli 2025). (Foto: MotoGP) (Laman MotoGP)

Ada pun aturannya adalah tekanan ban harus 30 persen di atas tekanan minimum untuk sprint race.

Sementara untuk grand prix atau balap utama, tekanan ban harus 60 persen di atas tekanan minimum.

Hukumannya tidak main-main, yaitu 8 detik di sprint race dan 16 detik di balapan utama.

"Sebenarnya saya setuju dengan regulasi itu, karena itu menyangkut soal keselamatan," ujar Marc Marquez dikutip dari laman Crash.

Namun, menurutnya, penalti yang diterapkan saat ini terlalu berlebihan dan tidak masuk akal.

"Benar, menurutku penaltinya terlalu berat. Saya setuju jika penaltinya dikurangi beberapa detik, mungkin dikurangi sebagian. Mungkin empat detik saja di Sprint, dan delapan detik di balapan utama sepertinya lebih logis," terusnya.

"Sekarang penalti yang berlaku adalah delapan detik di Sprint dan 16 detik di balapan utama, itu kan penalti yang sangat besar dan lebih baik menunggu yang lain," tegas pembalap kelahiran Cervera, Spanyol.

Baca juga: 3 Polemik Alokasi Motor Ducati di MotoGP 2026: Cabut Privilege Tim Rossi, Adik MM93 Diistimewakan

Marquez sendiri hampir saja terkena penalti ini di sprint race MotoGP Ceko.

Setelah menerima peringatan di dashboard tunggangannya, pembalap Ducati itu sengaja melambat sehingga disalip Pedro Acosta untuk berada posisi terdepan.

Pada prosesnya, Marc Marquez memanfaatkan slipstream Acosta untuk meningkatkan tekanan dan suhu ban motornya, lalu pelan-pelan kembali memimpin dan memenangi balapan.

Strategi ini bukan yang pertama dilakukan Marquez. Sebelumnya, Marquez melakukannya di Buriram agar terhindar dari penalti.

Bahkan rekan setimnya, Francesco 'Pecco' Bagnaia mengalami nasib lebih tragis.

Saat sprint race MotoGP Ceko di Sirkuit Brno, performanya tiba-tiba menurun drastis.

Diketahui Ia sengaja melambat setelah melihat notifikasi di panel motornya bahwa tekanan ban depan terlalu rendah.

Takut akan penalti, Pecco yang sempat menyodok ke posisi kedua terpaksa melambat sampai melorot ke posisi ketujuh.

Malangnya, belakangan diketahui notifikasi tersebut ternyata adalah kesalahan elektronik dari motornya.

Hal ini diakui langsung oleh Gabriele Conti, insinyur elektronik Ducati.

"Kami memang mengalami masalah saat sighting lap dan di grid kami mencoba memperbaikinya," beber Conti, masih dikutip dari sumber yang sama.

"Itu agak rumit tapi kami berhasil mengatasinya. Tapi masalah pertama itu justru memicu masalah lain yang tidak biasa (notifikasi yang salah)."

Dengan adanya insiden yang menimpa Bagnaia dan keluhan dari Marquez, wajar jika desakan untuk merevisi aturan tekanan ban semakin kuat. Ia punya usulan agar hukumannya dikurangi.

(Tribunnews.com/Giri)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan