Kamis, 13 November 2025

Voli

SEA Games 2025 - Insiden Eks Gresik Petrokimia Memperuncing Konflik Volimania Thailand & Vietnam

Konflik suporter voli Vietnam dan Thailand memanas jelang SEA Games 2025 akibat insiden eks Petrokimia Tran Thi Thanh Thuy dengan Hattaya Bamrungsuk.

Penulis: Drajat Sugiri
AAMIR QURESHI / AFP
KISRUH VOLIMANIA THAILAND-VIETNAM - Pemain Vietnam Tran Thi Thanh Thuy (Tengah) memukul bola voli saat rekan setimnya Duong Thi Hen (Kiri) dan Nguyen Thi Kim Lien (Kanan) menyaksikan pertandingan bola voli semifinal putri antara Indonesia dan Vietnam di Asian Games 2018 di Jakarta pada 31 Agustus 2018. Insiden tabrakan 4T dengan Hattaya picu emosi suporter Thailand dan Vietnam jelang SEA Games 2025. (Foto Arsip, Agustus 2018). 
Ringkasan Berita:

TRIBUNNEWS.COM - Perseteruan volimania Thailand dan Vietnam kembali memanas menjelang SEA Games 2025 awal Desember mendatang. Insiden yang melibatkan eks pemain Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia menjadi pemicu!

Perang komentar terjadi di media sosial antara suporter voli Thailand dan Vietnam.

Perseteruan kembali meruncing setelah insiden yang melibatkan pevoli Vietnam, Tran Thi Thanh Thuy dengan penggawa timnas voli putri Thailand, Hattaya Bamrungsuk pada kompetisi Liga Voli Jepang 2025/2026.

Konflik volimania Vietnam dengan Thailand bermula dari insiden Pimpichaya Kokram dengan Nguyen Thi Bich Thuyen.

Spiker timnas voli putri Thailand, Pimpichaya Kokram, menyindir hitter Vietnam, Nguyen Thi Bich Thuyen di media sosial menyoal gender.

Sindiran Pimpichaya yang pernah menjadi bagian Bandung BJB Tandamata di Proliga 2019, memantik amarah suporter voli Vietnam. Peristiwa ini terjadi pada putaran I SEA V League 2025 Agustus lalu.

Belum tuntas tensi tinggi permusuhan suporter kedua negara, volimania Thailand dan Vietnam kembali saling serang di media sosial karena insiden yang melibatkan pevoli mereka.

Adalah Tran Thi Thanh Thuy yang dituding menjadi penyebab cedera dari Hattaya Bamrungsuk

4T, atau Tran Thi Thanh Thuy saat ini membela tim Liga Voli Jepang putri, Gunma Green Wings. Sementara Hattaya, atau akrab disapa Toey, menjadi bagian dari Hisamitsu Springs.

Kedua tim bersua pada laga lanjutan Liga Voli Jepang 2025/2026 atau SVLeague Women yang berlangsung, Minggu (9/11) malam WIB.

Laga yang berkesudahan dengan skor 2-3 (22-25, 25-23, 25-18, 22-25, 21-23), menghadirkan drama, yang bermuara melonjaknya tensi suporter voli Vietnam dengan Thailand.

Insiden terjadi saat Thanh Thuy dengan Hattaya ingin memperebutkan bola yang berada di atas net.

4T dalam posisi akan melepaskan spike. Sementara Hattaya sebagai middle blocker jelas menjalankan tugasnya untuk mementahkan serangan hitter Vietnam.

Tetapi dalam landingnya, kaki Tran Thi Thanh Thuy secara tidak sengaja menginjak kaki Hattaya.

Dalam laporan media Vietnam, TheThao247, Thanh Thuy mengalami kesakitan setelah kejadian tersebut, namun bisa melanjutkan pertandingan.

Baca juga: Mustahil Menyusul Megawati, 4T Arahkan Radar Transfer ke Tim Proliga 2025

Sebaliknya, Hattaya mengalami cedera pergelangan kaki, yang membuatnya tidak bisa meneruskan laga.

Insiden ini dianggap wajar karena tidak ada faktor kesengajaan. Akan tetapi sikap Tran Thi Thanh Thuy, yang pada Proliga 2025 menjadi bagian dari Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia, disorot.

Menukil dari sumber yang sama, volimania Thailand tidak terima dengan sikap Thanh Thuy yang tidak menunjukkan sportivitas berupa permintaan maaf.

Keluhan itu terjadi di media sosial, yang juga memantik reaksi keras dari volimania Vietnam, di mana insiden itu merupakan ketidaksengajaan.

Suporter voli Vietnam menyanggah bahwa 4T sudah melambaikan tangan kepada Hattaya sebagai bentuk permintaan maaf.

Insiden ini kembali memicu konflik suporter voli dua negara tersebut menjelang SEA Games 2025.

Thailand Dirugikan

Sementara menukil dari media Thailand, Thairath, timnas voli putri Negeri Gajah Putih dirugikan oleh cedera pergelangan kaki dari Hattaya Bamrungsuk.

Sebab, Hattaya menjadi bagian dari skuad yang dipersiapkan pelatih Kiattipong Radchatagriengkai untuk berjuang di SEA Games 2025.

Sebagai favorit meraih medali emas dan tuan rumah, Thailand jelas membidik gelar juara untuk sektor voli indoor putri pada SEA Games edisi ke-33 ini.

Guna bisa menjamin target tersebut terealisasi, Timnas voli putri Thailand akan memainkan skuad terbaik, di antaranya Guedpard Pornpun, Pimpichaya Kokram, Ajcharaporn Kongyot hingga Hattaya Bamrungsuk.

Thailand mengalami kerugian besar jika Hattaya absen. Sebab pevoli berusia 32 tahun ini menjadi andalan di sektor middle blocker.

Di sisi lain, Thailand juga sudah kehilangan outside hitter andalannya yang berstatus penggawa Red Sparks (Korea Selatan), Wipawee Srithong.

Pengganti Megawati untuk kuota pemain Asia dari Red Sparks itu mengalami cedera sejak musim lalu, yang membuatnya hingga detik ini masih absen.

(Tribunnews.com/Giri)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved