Rusuh Persipura vs Persija
Korban Kerusuhan Pertanyakan Tanggung Jawab Panpel
Kerusuhan suporter yang terjadi pascapertandingan Persipura melawan Persija, di Stadion Mandala Jayapura, Minggu (13/5/2012) lalu

Laporan Tribunners CHANRY ANDREW SURIPATTY
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA – Kerusuhan suporter yang terjadi pascapertandingan Persipura melawan Persija, di Stadion Mandala Jayapura, Minggu (13/5/2012) lalu, masih menyisahkan sejumlah cerita. Salah satunya adalah kesedihan para pekerja bangunan di stadion mandala jayapura yang mana sejumlah uang dan fasilitas lainnya ikut terbakar setelah camp tempat tinggal mereka dibakar oleh massa yang rusuh.
Rasa sedih dan kecewa dirasakan para pekerja bangunan di stadion Mandala Jayapura, pasalnya camp atau rumah kayu yang mereka tempati kini tak bisa difungsikan lagi setelah dibakar oleh massa saat kerusuhan di stadion mandala Jayapura Minggu(13/5/2012) lalu.
Tak hanya itu sejumlah uang – uang milik para pekerja bangunan yang merupakan gaji bulan mei yang baru saja di terima juga turut terbakar, sehingga ini kian membuat para pekerja bangunan ini semakin sedih, karena keluarga mereka juga turut merasakan imbas dari kejadian kerusuhan tersebut.
“Gaji itu baru saja saya terima hari sabtu dan rencana saya akan kirimkan ke orang tua dan sanak famili saya di kupang pada hari senin kemarin namun ternyata musibah datang yaitu massa membakar camp tempat saya dan teman-teman tinggal dan sejumlah barang milik saya dan teman-teman saya juga ikut terbakar dan tidak ada yang tersisa lagi, baju, HP, serta uang-uang gaji yang baru saja saya dapat semua sudah ludes terbakar, saya mau bagaimana sekarang?”, ungkap Agus Manehat kepada wartawan di lokasi kejadian Rabu(16/5/2012) dengan wajah sedih.
Bukan hanya Agus Manehat, sejumlah teman-teman sesame pekerja bangunan di stadion mandala Jayapura juga mengalami hal yang sama. Karena uang yang baru diterima pada hari Sabtu belum sempat disimpan di bank dan rencana akan dikirim ke keluarga juga turut terbakar. Dengan kejadian ini kini para pekerja bangunan itu sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain meratapi jerih payah mereka yang lenyap begitu saja karena turut terbakar akibat camp mereka dibakar oleh orang tidak dikenal.
“Kami sekarang hanya memakai pakaian di badan dan kami sedang berusaha untuk mencari bantuan ke penanggungjawab kami yang ada di Jayapura, sedangkan tempat untuk tidur kami masih menumpang dibeberapa bangunan yang bisa diselamtakan walaupun sebagian dinding bangunan telah dilalap api,”ujar Agus sambil menyeka air matanya.
Agus menceritakan pada hari naas tersebut, para pekerja bangunan hendak menyelamtkan sejumlah barang-barang mereka yang ada didalam camp yang dibakar oleh massa namun hal itu tidak sempat dilakukan karena hujan batu dan botol yang dilakukan oleh para massa yang mengamuk sehingga mereka terpaksa lebih memilih untuk menyelamatkan diri ke tempat aman.
Lebih lanjut Agus berharap kepada Panpel untuk kiranya dapat memperhatikan keadaan mereka sekarang karena saat ini hanya dengan baju di badan mereka bertahan.
“Kami para tukang tidak minta banyak, tapi mohon panpel atau siapa saja yang bertanggung jawab atas kejadian ini dapat melihat kondisi kami yang ada saat ini,”ujar Agus dengan nada berharap. (CHANRY ANDREW SURIPATTY).