Di Matteo dan Drogba Hengkang dari Chelsea?

TRIBUNNEWS.COM - LONDON - Kejayaan Chelsea di zona Eropa yang ditandai dengan raihan trofi Liga Champons, tidak serta merta membuat semua kalangan bahagia. Memang, setibanya di London, Frank Lampard dkk mendapat sambutan luar biasa. Ratusan ribu fans The Blues tumpah ruah di sepanjang jalan yang dilalui rombongan, sampai ke Stamford Bridge.

Para pemain berada di atas bus, bersama dengan Pelatih Roberto Di Matteo dan sang pemilik, Roman Abramovich. Mereka tersenyum dan tertawa tiada henti menyambt trofi bersejarah tersebut.

Sayang, kebahagiaan tersebut kemungkinan hanya bisa sesaat. Banyak media di Inggris menyebut, pesta sampai tadi malam, menjadi momen terakhir bagi beberapa punggawa Si Biru. Mirror mengungkapkna, status bahaya terbesar ada di pundak Roberto Di Matteo.

Sang arsitek yang secara brilian membuat langkah besar dalam 107 tahun usia Chelsea, kabarnya tinggal menghitung hari untuk hengkang, atau mendapat pilihan untuk tetap menjadi asisten pelatih. Rumor yang beredar, Roman Abramovich kurang menyukai corak permainan ultradefensif yang diperagakan Di Matteo sebagai senjata kunci.

"Boleh saja Di Matteo berjaya dalam beberapa pertandingan saja dengan label catenaccio seperti itu. Tapi berlangsung sepanjang musim, tentu saja Roman bosan dan kecewa. Roman penyuka agresifitas. Usia Di Matteo tinggal sebentar, kecuali ada keajaiban," sebut sebuah sumber internal Chelsea, seperti dirilis Mirror.

Kejutan lain datang dari sang pahlawan, Didier Drogba. Sepakan penalti yang menembus jala Manuel Neuer akhir pekan lalu, menjadi sentuhan terakhir bomber asal Pantai Gading tersebut berkostum Chelsea.

Daily Mail merilis, striker berusia tahun tersebut dipastikan akan keluar dari London, dan meluncur ke Cina, bergabung bersama mantan rekan setimnya, Nicolas Anelka, di tim Shanghai Shenhua. Kabarnya, Drogba sudah ditunggu bayaran minimal 250 ribu pounds atau lebih dari Rp 3,3 miliar per pekan!

Nasib dua punggawa Chelsea tersebut terkait dengan rencana besar Roman, yang menjadikan gelar Liga Champions sebagai awal dari kesuksesan berkelanjutan Chelsea. Ia siap menggelontorkan dana tak terbatas, meski sudah menghabiskan lebih dari 1 miliar pounds atau lebih dari Rp 13 triliun untuk menggapai gelar bergengsi di Eropa tersebut.

Roman, menurut sumber internal, sudah menyiapkan Josep Guardiola sebagai pelatih, meski baru bisa terealisasi musim depan.

"Kami cinta Didier, dia seorang pemain besar, tapi kami harus berpikir apa yang terbaik untuk Didier, dan apa yang terbaik untuk Chelsea. Begitu juga dengan Robbie, kami akan menentukan apa yang tepat," kata Ron Gourlay, Chief Executive Chelsea.

Selengkapnya baca: Tribun Jakarta Superball

Baca juga: