ISL
PT PBB Akan Rapat Internal, Bahas Keinginan PT Persib 1933
Jika PT Persib 1933 ingin saham 30 persen, maka harus ganti uang karena itu milik pribadi Umuh
Editor:
Ravianto

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pihak PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) berencana melakukan pembicaraan internal untuk menyikapi keinginan PT Persib 1933, terkait saham 30 persen. Pembicaraan internal tersebut akan dilakukan sesegera mungkin oleh direksi dan komisaris PT PBB.
Hal tersebut diutarakan oleh Komisaris PT PBB Kuswara S Taryono kepada Tribun, Rabu (22/8). "Secepatnya saya akan berkoordinasi dengan internal PT PBB untuk menentukan langkah selanjutnya," tutur Kuswara.
Pembicaraan ini dilakukan sebelum mereka bertemu dengan Wali Kota Bandung Dada Rosada yang juga menjabat Ketua Pengcap PSSI Kota Bandung.
Ia menambahkan, saat ini memang belum ada pembicaraan mengenai keinginan dari PT PBB. "Ini masih suasana Lebaran dan kebetulan kami belum berjumpa. Jadi nanti di Bandung, kami akan diskusikan dulu," tambahnya.
Soal waktu pertemuan, Kuswara pun belum bisa menentukannya. Kuswara menuturkan, waktu untuk membicarakan masalah saham Persib akan disesuaikan dengan aktivitas para komisaris dan direksi. "Tapi sesegera mungkin akan kami agendakan," lanjutnya.
Begitu juga soal keputusan mundur tiga komisaris PT PBB termasuk dirinya. Menurut Kuswara, mengenai hal ini juga belum dibicarakan lebih lanjut.
Sebelumnya diberitakan, tiga Komisaris PT PBB, yakni H Umuh Muchtar, Kuswara dan Zaenuri Hasyim memutuskan mundur dari kepengurusan di perusahaan dan klub Persib Bandung. Keputusan tersebut terkait rencana PT Persib 1933 yang ingin mengambil kembali saham Persib Bandung sebesar 30 persen.
"Kami bertiga sudah sepakat akan mundur dari Persib Bandung, baik sebagai manajer maupun sebagai komisaris dan PT PBB akan kami serahkan kembali ke Pak Dada ataupun langsung ke PT Persib 1933. Itu juga respons kami atas rencana mereka yang ingin mengambil saham sebesar 30 persen milik 36 PS," kata Umuh, Rabu (15/8) lalu.
Ia mengatakan, jika PT Persib 1933 ingin mengambil saham sebesar 30 persen, maka pihaknya pun tidak akan mempermasalahkannya. Asalkan, saham senilai Rp 48 miliar tersebut kembali diganti karena pada nilai tersebut masih terdapat uang pribadi Umuh.
"Dari nilai itu, ada uang saya dan ada juga uang milik yang lain, bukan dari 36 PS. Waktu itu, 2008, Persib terancam degradasi karena kesulitan modal bahkan sudah akan mengundurkan diri dari liga. Karena saya ingin Persib tetap ada, sementara dana dari pemerintah tidak ada, akhirnya saya yang nekad menggelontorkan uang untuk membiayai Persib. Saat di masa susah itu sendiri, orang-orang dari PT Persib 1933 tidak ada yang membantu," katanya