Si Cantik Penjinak Ibrahimovic
HELENA Seger adalah sebuah anomali dalam dunia wives and girlfriends, (WAG's). Ia seolah mematahkan definisi seorang WAG's
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deny Budiman
TRIBUNNEWS.COM - HELENA Seger adalah sebuah anomali dalam dunia wives and girlfriends, (WAG's). Ia seolah mematahkan definisi seorang WAG's yakni muda, seorang model, cantik, dan seksi.
"Model? Yang benar saja. Lihat saja saya. Tinggi saya hanya 165m, mulut saya lebar, dan kaki saya kecil. Saya juga sudah tua," ujar perempuan berusia 43 tahun ini dalam wawancara dengan Majalah Prancis, Elle beberapa waktu lalu.
Helena tentu sedang bercanda. Pasalnya, ia memang mantan model, dan sampai saat ini pun masih jadi model. Kendati demikian, ia lebih dikenal sebagai seorang businesswoman.
Helena kemudian mengenang kembali pertemuan pertama dengan bomber Paris Saint Germain tersebut. Bukan sebuah pertemuan romantis yang melahirkan cinta pada pandangan pertama layaknya di film percintaan. Alih-alih pertemuan mereka justru diawali dengan konflik.
"Faktanya adalah, saat kita pertama bertemu Zlatan berusia 21 tahun dan saya 32 tahun, dan itu sama sekali tak ada benih-benih cinta di antara kita ketika itu," katanya.
Ketika itu, kenangnya, Zlatan dengan hidungnya yang besar dan panjang, serta matanya yang warna emas, dan tingkahnya yang sombong melintangkan mobil menghalangi laju mobilnya.
"Ia memakai Ferrari, dan saya memakai Mercedes. Ia menatap saya dengan tajam. Ketika itu saya sedang bad mood, dan saya sama sekali tak kenal siapa anak muda yang sombong itu. Saya minta ia untuk meminggirkan mobilnya," kata Helena.
Ibra rupanya justru jadi kesengsem dengan perempuan yang dianggapnya tinggi hati itu, dan terus mengejarnya. Namun prosesnya tak mudah karena Helena sulit untuk ditaklukkan.
"Well, adalah benar ia bukan tipe lelaki yang saya idamkan sebenarnya. Saat itu saya tak mengacuhkannya mungkin juga karena saya ketika itu sedang sibuk mencari kerja tambahan. Selain jadi manajer, saya juga cari tambahan dengan bekerja di restoran pada akhir pekan... saya punya banyak sekali rencana saat itu, dan tak terpikir sedikit pun untuk jadi kekasih pesepak bola," kata perempuan montok berambut pirang ini.
Helena memang tipikal perempuan mandiri, dan seorang yang mengejar karier. Ia manajer di berbagai perusahaan yang berpindah-pindah kota, mulai dari Oslo, Oslo, Copenhagen, Amsterdam, Malmö, Stockholm, Göteborg, dan Torino, "Saat saya bertemu Zlatan, terus terang saja saya merasa tak membutuhkan kehadirannya. Tapi mungkin itu yang membuat ia jadi begitu mengejar saya," katanya.
Karena keangkuhannya pula, Zlatan bahkan punya julukan untuknya yakni evil-super-deluxe-bitch. "Julukan itu artinya perempuan mandiri, percaya diri, dan tega untuk berkata tidak sekali pun si lelaki 'tergila-gila'. Tapi konteks julukan itu adalah positif, yang saya anggap sebagai sebuah sanjungan," ujarnya.
Singkat kata, Zlatan yang begitu termehek-mehek ini akhirnya bisa mendapatkan tempat di hati Helena. Mereka pun kemudian berkencan, jadian, tinggal bersama tanpa menikah, dan dikaruniai dua anak.
Semenjak bersama Ibrahimovic, Helena pun mengurangi proyek bisnisnya dan rela ikut bersama sang kekasih tinggal di Milan, Barcelona, dan sekarang di Paris, Prancis.
Ia menganggap Zlatan lebih dari kekasih. "Ia sahabat saya, kita memang sering main bareng, termasuk melakukan hal yang sedikit liar dan nakal. Ia belahan jiwa saya, dan ia telah mengubah hidup saya," katanya.
Sebelas tahun sudah pasangan pesohor ini hidup bersama. Syukurlah sejauh ini tak pernah ada berita miring tentang keduanya. Dan mengingat begitu banyak perbedaan di antara mereka: usia yang berselisih 11 tahun, tinggi badan yang terpaut hampir 30 centimeter, dan status sosial yang juga berlainan, kenapa mereka bisa terus langgeng melajukan biduk cinta?
Helen punya jawabannya," Sebab kami sama-sama menikmati perbedaan itu. Sebab, bersamanya menyenangkan," ujarnya.