Piala Dunia 2014
Kisah Relawan Indonesia di Piala Dunia: Wawancara yang Tak Terduga
Vidyah Payapo, sukarelawan asal Indonesia bercerita tentang awal mula terpilih menjadi wakil Indonesia di pentas sepak bola sejagat
Laporan Wartawan Tribunnews, Yudie Thirzano dari Belo Horizonte
TRIBUNNEWS.COM, BELO HORIZONTE - Vidyah Payapo, sukarelawan asal Indonesia bercerita tentang awal mula terpilih menjadi wakil Indonesia di pentas sepak bola sejagat. Untuk menjadi volunteer FIFA, Vidyah mengajukan lamaran secara online pada September 2013. Lalu saat dinyatakan lolos tahap wawancara, pada Oktober 2013, Vidyah sudah mempersiapkan pengetahuan soal sepak bola dan Brasil termasuk soal stadion-stadion. Namun isi wawancara ternyata di luar dugaan Vidyah yang saat itu masih mahasiswi Jurusan Hubungan Internasional Universitas Paramadina Jakarta.
"Yang wawancara panitia lokal. Aku pikir bakal soal sepak bola dan Brasil. Ternyata soal seperti psikotes yaitu tentang kepemimpinan dan kerja sama tim," kata Vidyah yang lulus kuliah April 2014 lalu. Vidyah bercerita, saat wawancara dia masih di Indonesia, karena prosesnya dilakukan secara online via Skype.
Wawancara itu digelar 22 November 2013. Gadis berusia 23 tahun itu kemudian mengikuti trainning pada pertengahan Desember, juga secara online. "Saat itu aku disuruh baca beberapa bahan soal FIFA, Brasil dan Stadion. Setelah itu ada trainning tahap kedua yang lebih spesifik soal Porto Alegre," kata Vidyah.
Sukses menembus rangkaian seleksi ketat, Vidyah dipanggil berangkat ke Brasil untuk bertugas di Brasil selama 35 hari sejak Juni lalu.Pada 9 Juli Vidyah akan terbang kembali ke Jakarta. Selama di Porto Alegre Vidyah sudah berkeliling di berbagai penjuru kota dan tempat-tempat menarik. Paling berkesan adalah di Mercado Publico Porto Alegre. “Itu semacam pasar rakyatnya, taman utamanya. Lalu ada juga pergi ke tempat cafe-cafe semacam Kemang di Jakarta dan beberapa museum,” kata Vidyah.
Selama menjadi sukarelawan, penginapan dan uang saku sebenarnya menjadi tanggung jawab pribadi. Namun Vidyah beruntung mendapat sponsor dari Pelindo II. Sedangkan soal transportasi semua ditanggung FIFA. Vidyah juga mengungkapkan mendapat kesempatan berkeliling Rio de Janeiro dan Sao Paulo sebelum meninggalkan Brasil. (Tribunnews/ytz)